'Ada masanya dirimu akan mengerti bahwa kehilangannya adalah salah satu cara Tuhan untuk mempertemukan mu pada bahagia yang semestinya'
☘️☘️☘️
Dipagi hari yang cerah, seperti biasa orang-orang mulai sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing, ada yang bekerja, sekolah, berdagang maupun hanya sekadar berdiam diri di rumah.
Jam sudah menunjukkan pukul 6:30, terlihat seorang gadis yang masih tidur dibalut dengan selimut tebal nampak tak terusik sedikitpun dengan kehadiran sang mentari. Dia menggeliat kekanan dan kekiri untuk mencari posisi ternyaman. Mata yang terpejam dengan bulu mata yang lentik dan wajahnya yang damai membuat kesan manis pada seorang gadis yang tengah terlelap saat ini.
Tok tok tok...
"Alina...bangun! Kamu gak sekolah apa?" tanya seorang wanita paruh baya dari balik pintu kamar seorang gadis yang dipanggil 'Alina' sembari menggedor-gedor pintu dengan kencang. Tak ada sahutan dari dalam sana, membuat wanita paruh baya itu yang tak lain adalah Ratna---mama Alina menggeram kesal.
"Alina...ini udah jam setengah tujuh. Kamu sekolah apa nggak?" Ratna tak henti-hentinya menggedor pintu kamar Alina dengan kuat. Alina menggaruk-garuk kepalanya kemudian memeluk guling yang ada disampingnya dengan erat.
"10 menit lagi ma!" ucapnya dengan serak khas orang yang baru bangun tidur.
Ratna membelalakkan matanya. Bisa-bisanya anak gadisnya meminta waktu sepuluh menit sedangkan masuk sekolah jam tujuh tepat. "Apa? 10 menit? Ini udah hampir jam 7 kurang loh, Al!"
Mendengar ucapan Ratna, sontak Alina langsung membuka matanya dan bangkit terburu-buru.
"Astaga naga! Gue kesiangan!!" teriak Alina sambil mengacak rambutnya dan beralih mencari handuk yang entah ia simpan dimana.
"Iya ma, ini Alina udah bangun kok." teriaknya yang masih sibuk mencari handuk yang berwarna navy.
"Ya udah, mama tunggu dimeja makan." balas Ratna dan berlalu meninggalkan kamar Alina.
"Iya ma." Alina masih sibuk dengan aktivitasnya mencari handuk, padahal jam sudah menunjukkan pukul 06.45.
"Astaga handuk, lo dimana sih? Bikin gue tensin aja!" gerutu Alina sambil berlari kesana kemari, hanya untuk mencari handuknya.
Didalam lemari tidak ada, di balkon kamar tidak ada, diranjangnya juga tidak ada, dibalik pintu kamar pun sama, tidak ada handuknya. Alina mulai pasrah. Dia tidak tahu lagi harus mencari handuknya kemana, daripada membuang-buang waktu hanya untuk mencari keberadaan handuknya, lebih baik dia mandi.
"What ever. Gak ada handuk, selimut pun jadi." ucapnya sambil terkikik. Saat dia memasuki kamar mandinya dan menutup pintu, betapa terkejutnya dia saat melihat handuk yang berwarna navy sedang bertengger manis dibalik pintu kamar mandinya.
"Aelah...disini ternyata lo. Gue tampol juga Lo!!" ucap Alina geram kepada handuknya yang mustahil akan mengerti maksud dirinya.
"Omegat. Gue telat!" ucapnya setelah sadar dengan waktu yang terus berjalan.
☘️☘️☘️
Seorang laki-laki yang berusia 19 tahun tengah duduk bersantai diruang tengah sambil memainkan handphonenya, namun sebuah suara menginterupsi dirinya untuk menyudahi aktivitasnya memainkan handphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvin & Alina
Teen FictionAlvin Fernando Wirasetya, seorang badboy kelas kakap dan trouble maker banyak digilai para kaum hawa. Wajahnya yang tampan membuat nilai plus bagi seorang Alvin. Nathalina Faradilla, seorang siswi baru di SMA Garuda harus bertemu dan bermasalah deng...