'Pada akhirnya; kau akan dipaksa untuk menerima kenyataan, bahwa memang tidak semua pisah butuh balikan'
️☘️☘️☘️
Alina dan buk Tasya sudah sampai disebuah ruangan, eh ralat lebih tepatnya sebuah toilet yang memilik 3 pintu. Bulu kuduk Alina merinding saat melihat toilet tersebut. Bukan karena angker, melainkan baunya yang sangat menyengat, membuat Alina hampir saja muntah. Dia menelan ludahnya susah payah.
'Ini toilet udah seabad kali yah gak dibersihin.' batin Alina sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Buk Tasya yang melihat gelagat Alina seperti orang yang lagi dangdutan mengernyit heran.
"Kenapa kamu geleng-geleng kepala?" tanya buk Tasya menatap Alina dengan tajam.
Alina menyengir sambil menutup hidungnya. "Hehehe nggak kok buk. Em....anu buk...eh ja-jangan bilang ini hukuman u-untuk saya buk?" ucap Alina tergagap, takut salah omong.
"Iya. Ini hukuman untuk kamu. Kenapa? Kamu suka ya?"
Alina langsung membelalakkan matanya tak percaya.
'Gila nih guru, dia bilang gue suka. Yakali tempat kotor jadi favorit gue, iuw!! Ampun deh' batin Alina yang membuat tubuhnya meremang.
"Kenapa kamu diam?! Sekarang bersihkan toilet ini sampai wangi!!" titah buk Tasya sambil menunjuk toilet tersebut dengan penggarisnya.
"Buk tap---"
"Gak ada tapi-tapian. Walaupun kamu murid baru, tidak ada toleransi untuk tidak menghukum kamu!! Ingat kamu, saya ini guru paling kejam di SMA Garuda. Jika ada murid yang berbuat sedikit saja kesalahan dia akan menerima berlipat-lipat hukuman! Sekarang bersihkan toilet ini! CEPAT!!!" bentak buk Tasya yang langsung membuat Alina memasuki toilet tersebut dengan tergesa-gesa.
"I-i...iya buk"
☘️☘️☘️
"Eh Debi bebi, si Alina kemana?" tanya Merry saat dirinya baru saja menduduki bangkunya.
Debi yang sedang mendengarkan musik hanya mengangguk-anggukan kepalanya, menikmati irama musik yang ia dengarkan. Merry yang merasa pertanyaannya tidak direspon sama sekali, menarik earphone yang dikenakan oleh Debi.
"Ih apaan sih? Gak seneng liat orang santuy dikit, hah?" tanya Debi dengan nada menyolot.
"Gue tanya sama lo Debi bebi, si Alina mana?"
"APA? Lo manggil gue babi?"
"Eh buset! Kuping lo lagi ada naga maskeran yah? Gue tadi manggil lo bebi bukan babi, anjay!"
"Alah, ngeles aja lo! Bilang aja kan lo emang mau ngejek gue!" balas Debi dengan nada yang terkesan menyolot.
"Kok lo nyolot sih? Gue kan udah bilang sama lo, gue tadi panggil Lo bebi bukan babi, bisa denger baik-baik gak sih lo?!"
"Lo ngatain gue babi tadi bangsat dan sekarang lo ngatain telinga gue gak berfungsi dengan baik, iya?!
"Gue gak ada yah ngatain telinga lo gak berfungsi dengan baik!"
"Yah intinya lo ngarah kesitu bego!"
"Lo ngatain gue bego, hah! Lo yang lebih bego!!"
"Lo tuh sangat-sangat be---"
"DIIAAAMMM....." Seketika Debi dan Merry yang sempat adu mulut kini terdiam ditempat karena mendengar teriakkan dari Septi yang sudah mengeluarkan asap kemarahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvin & Alina
Teen FictionAlvin Fernando Wirasetya, seorang badboy kelas kakap dan trouble maker banyak digilai para kaum hawa. Wajahnya yang tampan membuat nilai plus bagi seorang Alvin. Nathalina Faradilla, seorang siswi baru di SMA Garuda harus bertemu dan bermasalah deng...