'Yang seharusnya tenang dalam kenang. Yang seharusnya mati dalam sepi. Ternyata tak bisa dibohongi bahwa jejak mu masih bertahan disini'
️☘️☘️☘️
Alina hanya menyengir. "Oh iya. Tapi jangan lama-lama yah!" Alvin hanya berdehem menandakan menyetujui ucapan Alina.
Sesampainya mereka dirumah Alvin, mereka sudah disambut kedua kakak Alvin yang berwajah kembar tengah duduk bersantai diruang tamu. Alina tersenyum ramah kepada kakak Alvin, begitupun juga mereka ikut tersenyum.
"Assalamualaikum" ucap Alvin dan Alina serempak.
Kakak Alvin yang perempuan mendongak, sedangkan yang laki-laki masih sibuk dengan handphonenya. "Waalaikumsalam"
"Siapa Vin?" tanya kakak Alvin yang perempuan
"Temen!"
"Temen apa temen?" goda kakak Alvin yang laki-laki, namun pandangannya masih terfokus kearah layar handphonenya.
"Temen! Lo tunggu disini, gue mau ganti baju dulu!"
Alina hanya mengangguk kemudian tersenyum tipis.
"Lah ini beneran Alvin? Sejak kapan lo ngomong lebih dari tiga kata?!" tanya kakak Alvin yang perempuan. Alvin hanya mengedikkan bahunya dan melenggang pergi ke kamarnya.
"Dasar adek durhaka!" Gerutu kakak Alvin yang perempuan karena pertanyaannya tidak ditanggapi sama sekali oleh Alvin. Alina hanya tersenyum canggung, dia bingung harus ngapain, pengen duduk tapi belum disuruh duduk, berdiri tapi gak sopan, yaudah lah tunggu tuan rumah memberi instruksi.
Kakak Alvin yang perempuan mengernyit bingung kemudian tersenyum. "Duduk dong! Aelah, kursi rumah gue gak ada duri kali" ucapnya sambil terkekeh.
"Iya kak" Alina tersenyum kikuk kemudian duduk.
"Btw, nama lo siapa?"
"Alina kak"
"Oh. Gue Anggi, kakaknya Alvin dan ini Angga kembaran gue. Lebih tua dia sih tapi cuman sedetik doang" ucap Anggi sambil terkikik geli.
"Kak Anggi ada-ada aja" Alina hanya terkekeh pelan.
"Lo pacarnya Alvin yah?"
"Bukan kok kak, cuman temen"
"Pacar juga gak papa kok, hahaha"
"Nggak lah kak, cuman temen"
"Tapi lo cocok sama Alvin, lo bisa buat dia gak dingin lagi"
Alina tersipu malu saat dirinya dikatakan cocok dengan Alvin. Ada rasa aneh dalam dirinya saat orang-orang menyebutnya cocok dengan Alvin.
"Sama aku juga dia dingin, tapi terkadang dia juga manis kak. Aku suka bingung dengan sikap Alvin yang berubah-ubah"
Anggi terkejut mendengar penuturan Alina, dia tidak menyangka jika adiknya pernah bersikap manis kepada orang lain, apalagi ini perempuan.
"What? Lo beneran?" Alina mengangguk dengan cepat membuat Anggi menepuk tangannya pertanda dia salut dengan Alina. Angga yang terusik karena Anggi bertepuk tangan langsung mendongakkan kepalanya melihat perempuan yang sudah berhasil merebut hati adiknya, Alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvin & Alina
Teen FictionAlvin Fernando Wirasetya, seorang badboy kelas kakap dan trouble maker banyak digilai para kaum hawa. Wajahnya yang tampan membuat nilai plus bagi seorang Alvin. Nathalina Faradilla, seorang siswi baru di SMA Garuda harus bertemu dan bermasalah deng...