22 •Fall In Love•

2.7K 139 5
                                    

'Dear self :
Jangan nyaman, nanti cuman teman'

️☘️☘️☘️

Setelah beberapa menit mengelilingi sekolah hanya untuk mencari sosok Alvin, akhirnya Alina menemukan Alvin yang tengah berada di rooftop sekolah bersama ketiga sahabatnya. Saat Alina diambang pintu rooftop, dia melihat Alvin yang sedang tertawa bahagia bersama teman-temannya, seulas senyuman terbit dibibir Alina saat melihat raut bahagia di wajah Alvin, entah apa yang ia rasakan saat ini. Begitu sulit untuk menjelaskannya.

Senyum Alina terus mengembang saat melihat Alvin yang begitu manis jika sedang tertawa. Jujur bagi Alina, Alvin itu sangat tampan dan juga manis jika dia tidak dingin ataupun cuek kepada semua orang. Jantung Alina berdetak dua kali lebih cepat. Apakah dia sedang jatuh cinta? Entahlah sangat sulit untuk menjelaskannya.

Saat tertawa, Alvin merasakan dirinya sedang diperhatikan, dia menoleh ke arah pintu dan didapati  sosok perempuan yang tengah tersenyum ke arahnya. Bukan Alvin kepedean atau apapun, karena sorot mata perempuan itu memang tertuju ke arah Alvin dan itu yang membuat Alvin berinisiatif bahwa dia sedang diperhatikan.

"Ekhemmm....mau sampe kapan mandangin wajah gue? Hm?" ucap Alvin setelah mengakhiri tawanya. Ketiga sahabatnya mengernyit kemudian menatap kearah pintu.

Alina yang semulanya tersenyum terlonjak kaget saat dirinya tercyduk tengah senyum-senyum ke arah Alvin, buru-buru dia memasang wajah malasnya kemudian menghampiri Alvin dan teman-temannya.

"Pede amat lo!" balas Alina sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Eh Alina, mau ketemu babang Wendry yah? Atau mau ketemu sama mas Alvin?" tanya Wendry kemudian berdiri di samping Alina. Alvin hanya memutar bola matanya malas ketika dirinya dipanggil dengan sebutan 'mas'.

Dicky bangkit dari duduknya kemudian menoyor kepala Wendry. "Alina itu mau ketemunya sama Alvin, bukan lo!"

"Biasa aja dong, Dic! Suka banget noyor kepala orang!!" Wendry hendak membalas namun dengan cepat Dicky menghindar.

"Suka-suka gue dong, tangan-tangan gue! Mau noyor kepala siapa aja terserah gue"

"Masalahnya lo itu noyor kepala gue, pea!"

"Ya salah lo sih nggak ngehindar!"

"Gimana gue mau ngehindar bego, lonya aja tiba-tiba"

"Lo sih gak gesit!"

"Lonya aja yang ganjen!!"

Alina hanya menahan senyumnya saat melihat perdebatan adu mulut antara kakak kelasnya. Haris bangkit dari duduknya untuk melerai kedua sahabatnya yang seperti emak-emak berebut sembako.

"Udah-udah. Aelah lo pada, gak liat apa muka Alvin udah masam kayak gitu. dia itu mau dua-duaan sama Alina!! Kuy lah cabut!"

"Eh, kak gak usah cabut! Gue cuman mau ngomong bentar aja sama kak Alvin" ucap Alina.

Alvin melirik Alina sekilas kemudian memutar bola matanya malas. 'depan temen gue aja manggil gue pake kak sekali di depan gue cuman manggil Alvin doang. Emang kurang ajar tuh anak!' batin Alvin.

"Udah deh Alina, gue tau kok kalo hati lo bilang 'udah kak pergi aja, aku mau dua-duaan sama kak Alvin', yakan?" balas Haris sambil terkekeh.

Alvin & AlinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang