23 •Meet Parents•

2.8K 134 7
                                    

'Pada akhirnya, yang setia akan kalah dengan yang selalu ada'

️☘️☘️☘️

Jam sudah menunjukkan pukul 14.00 WIB, yang artinya semua KBM telah usai dilaksanakan. Bel pulang berbunyi, semua siswa-siswi SMA Garuda berhamburan keluar kelas sambil menggendong tas mereka. Banyak yang menuju parkiran dan banyak juga yang nongkrong di kantin. Saat Alvin dan teman-temannya keluar dari kelas, tak disengaja mereka bertemu Randika dan teman-temannya yang hendak menuju parkiran juga.

Alvin hanya memasang wajah dinginnya sedangkan Randika memasang wajah santainya. Tak ingin membuang-buang waktu, Alvin dan teman-temannya berjalan terlebih dahulu, mereka tidak mau berurusan dengan Randika.

"Woi Alvin! Gimana kalo kita tanding basket lagi? One by one!" ucap Randika yang berhasil membuat Alvin dan teman-temannya menghentikan langkah mereka.

"Taruhannya anak 11 ipa 2..." Randika sengaja menjeda ucapannya untuk melihat reaksi Alvin, tetapi Alvin masih dengan wajah datarnya, tidak berniat untuk menoleh bahkan membalas sepatah kata ucapan dari Randika. Dia melangkahkan kakinya diikuti teman-temannya, namun sebuah suara menginterupsi dirinya untuk berhenti.

"Nathalina Faradilla!" Randika tersenyum miring setelah mengucapkan nama Alina. Wajah Alvin berubah menjadi merah dan tangannya terkepal kuat. Dia membalikkan badannya kearah Randika dan menghampiri cowok tersebut.

"Jangan pernah jadiin Alina sebagai taruhan murahan lo itu!!" balas Alvin tegas dengan sorot mata tajam. Entah sejak kapan Alvin menjadi pemarah seperti ini ketika Randika mengsangkut pautkan Alina dalam urusan mereka.

Randika tertawa diikuti oleh teman-temannya, Noval dan Reynaldo.

"Widihh...ternyata badboy kelas 12 IPS udah jatuh cinta nih guyss!!" teriak Randika yang membuat seluruh pasang mata menoleh kearahnya dan berbisik-bisik.

"Eh Randika, kalo Alvin jatuh cinta urusannya sama lo apa?" Wendry berucap dengan tangan bersidekap didada.

"Gue emang gak ada urusannya, tapi gue mau MENGHANCURKAN temen lo ini!!" tunjuk Randika kearah Alvin.

"Wah, emang nyari gara-gara nih bocah! Udah Vin, gue gak bisa lagi nahan tangan gue yang udah gatal!!" Wendry menghampiri Randika dan bersiap untuk memberikan bogeman kepada Randika, namun dengan cepat Alvin menahannya.

"Sini lo brengsek! Bisanya cuman ngomong doang lo!! Cih bangsat lo!!" maki Wendry dengan wajah yang memerah.

"Hahaha, gue gak ada urusan sama lo!"

"Lo emang gak ada urusan sama gue, tapi kalo menyangkut temen gue, itu jadi urusan gue juga!!"

"Mendingan urusin tuh vlog-vlog lebay lo dan jangan ikut campur urusan gue!!"

Wendry tidak bisa menahan emosinya, dia terus berontak untuk meminta dilepas, agar dirinya bisa menghabiskan Randika saat ini juga. Alvin masih menahan tubuh Wendry agar tidak kelepasan.

"Wen udah! Gue gak mau lo bermasalah gara-gara urusan gue!" ucap Alvin menenangkan, namun Wendry tak menggubris sama sekali ucapan Alvin, dia terus menatap Randika dengan sorot mata penuh kebencian.

"Wen udah! Ini sekolah, jangan buat masalah disini kalo lo gak mau masuk ruang BK!!" Dicky mencoba menenangkan Wendry dengan cara mengusap punggungnya. Randika menyeringai saat berhasil membuat teman Alvin emosi, dia bahkan sangat amat suka jika yang emosi adalah Alvin sendiri, dengan begitu Alvin akan hancur dengan sendirinya. Sebab orang emosi apapun yang ada disekitarnya akan dia lampiaskan begitu saja, dan tidak bisa berpikir dengan jernih.

Alvin & AlinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang