Samura berlari mengejar Mei yang ditarik menjauh darinya dengan paksa. Air mata sudah menggenang, kulit sedikit gelapnya yang mirip milik Hyunwoo terkena beragam warna, dan sebagian menjadi garis panjang yang mengeluarkan tetesan darah segar. Mei memejamkan mata, berusaha keras melawan, sekaligus bertahan dari setiap serangan.
"Lepaskan dia!"
"Kau pikir kami akan dengan mudah membuatmu tenang?"
Samura berhenti ketika Mei kini dalam posisi telungkup, dengan sebuah kaki di atas punggung kecilnya. Wajahnya dipenuhi luka, dan membuat Samura menggumam pelan bahwa dia merasa akan dimarahi Hyunwoo, dan tentu saja, lelaki itu akan menyalahkan dirinya untuk tidak bisa melindungi Mei dengan baik.
Luna berdiri di samping Tsunaga yang tidak mengucapkan apapun, hanya memasang ekspresi datar dan pandangan mata tajam menuju ke arahnya dengan kaki di atas punggung Mei. Gadis itu meronta, berusaha melepaskan diri, namun gagal. Tekanan kaki itu sangat kuat sehingga membuat sebagian saraf alat geraknya lumpuh.
"Apa yang akan mereka katakan ketika kau gagal melindunginya ya?" Luna tersenyum sangat lebar, bahagia melihat kekesalan di wajah Samura.
"Jadi kau menyerang Mei yang mirip denganku, dan berusaha menyakiti Hyunwoo karena aku membiarkan orang yang disayanginya terluka?"
Luna tersenyum semakin lebar. "Kamu gak tahu apa-apa ya?" Samura mengeryit bingung.
"Apa?" Luna menyipitkan matanya.
"Lelaki itu mengencani cewek ini, hanya karena dia mirip dirimu." Samura membelalakan matanya terkejut. "Yah, aku tahu cewek ini sudah paham betul akan hal itu. Namun sayang, di hati lelaki itu, sudah menetap dirimu yang sulit menghilang."
Samura mengerjap beberapa kali. "Jangan bercanda..." Luna mengedikkan bahunya.
"Aku nggak bercanda." Luna memasang ekspresi penuh kepuasan. "Hyunwoo menganggap bahwa Mei, adalah kembaran dirimu." Samura menganga. "Dia menganggap bahwa Mei adalah Samura yang satu lagi."
---------------------------------------------------
Samura berhasil merebut Mei yang masih tersadar, dan sudah pasti mendengar apa yang dibicarakan oleh dirinya dan Luna. Gadis itu tidak mengambil Mei paksa lagi, seolah sengaja agar Samura memeras otak, dan berusaha memisahkan Hyunwoo dan Mei kali ini. Entah dengan pencucian otak, ataukah dengan melukai orang-orang penting disisinya. Luna sangat membenci Samura, setelah pernyataannya menyatakan bahwa dirinya kesepian karena menjadi orang kaya yang sombong. Sedangkan Tsunaga, masih ingin menikmati Sakura yang belum selesai dirinya lakukan, dan sisanya mengikuti jalan rencana Luna. Lelaki itu senang melihat mereka menderita.
"Mei, kau baik-baik saja?"
Mei tidak menjawab, hanya mengangguk pelan. Luka disana sini sudah terlihat disana, dan Samura mengeryit khawatir, bagaimana harus menjawab pertanyaan dari Hyunwoo dan reaksi yang lainnya. Setidaknya mereka tidak melukai anggota klub lainnya lebih dari ini.
"Aku akan datang lagi."
"Tunggu!"
Namun sayang, Luna dan Tsunaga menghilang dari pandangan mereka. Mei pun jatuh pingsan.
---------------------------------------------------------
Mei terbangun di sebuah ruangan yang bersih dan harum. Sebagian tubuhnya tidak terasa sakit maupun lumpuh akibat serangan Tsunaga. Dirinya bangkit untuk duduk, namun bisa melihat beragam perban di tangan kanan dan di kaki kirinya. Mei mengerjap, dan melihat Samura melangkah masuk ke dalam ruangan dimana dirinya berbaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pieces of Dramarama - Monsta X
Romance"Aku ingin bertemu dengannya sekali lagi." "Apa kau yakin dia bukan orang yang sama dengan temanmu yang kau cari itu?" "Perjalanan waktu tidak gratis." "Jangan mengaku-ngaku menjadi temanku satu-satunya!"