The Beautiful Pain

59 6 0
                                    

Syakeru Kenryoku melihat Samura yang mengerjap beberapa kali, seolah terkejut melihat lelaki itu disana, bersama teman-temannya yang lain. Kenryoku menaikkan alis.

"Kenapa kamu kelihatan kaget gitu?" tanyanya dengan nada datar, seolah tidak terlalu memperdulikan keberadaan gadis itu disana.

"Kupikir kau hanya akan kembali ke sekolah sampai menengah atas saja..." jawab Samura dengan keraguan.

Kenryoku mendesah pelan ketika menangkap kegelisahan dalam suara Samura. Dirinya tidak menyangka Samura bisa bersikap begitu. "Ada sedikit pertimbangan," ucapnya beranjak lebih dulu dengan kupon makan siang yang dipilihnya, sedangkan Samura masih bingung memilih. "Setelah kau pergi juga. Maaf, saya mau tambah nasinya." Samura melihat lelaki itu menyusul calon istrinya yang sudah mengantri dengan nampan di tangannya. "Apakah itu tidak berat?" Samura mendengarnya menanyakan bobot berat dari nampan yang sudah berisi mangkuk makanan.

"Aku masih kuat!" ucap gadis di sampingnya, dengan ekspresi memaksa yang menggemaskan. Kenryoku tersenyum melihatnya.

"Begitu?"

"Ken! Bukankah seharusnya kau memaksanya membawakan makan siang?" Samura bisa melihat Luciana Kaede dan Grant Ichiryuu tak jauh dari mereka, sudah dengan nampan berisi makan siang di tangan.

"Kaede, kamu kebanyakan nonton drama. Aku bukan orang yang memaksakan kehendakku kalau Usukawa bisa membawanya sendiri," alis Kenryoku hampir bertemu satu sama lain.

"Kaede! Aku bisa melakukannya!" ucap Usukawa, dengan ekspresi penuh keyakinan.

"Ta-tapi..." Kaede menciut mendengar kegigihan Usukawa.

"Kau harus bisa mempercayai putri-mu kalau kau memang khawatir padanya. Kasihan Usukawa kalau dia merasa tidak bisa melakukan apa-apa." Kenryoku melihat Sakura mengangguk cepat, melihatnya menyetujui ucapan lelaki itu.

Samura mengerjap sebelum mendesah pelan. "Kau mengenalnya?"

"Huwa!" Samura menoleh dan mendapati Hyunwoo mengerjap menatapnya terkejut. "Ah, Hyunwoo oppa..." Samura mendesah panjang, seolah lega akan siapa yang mengajaknya bicara.

Hyunwoo terdiam sebentar. Dirinya mengamati mereka berempat dan kembali ke Samura beberapa kali. "Maaf, sepertinya aku sering membuat orang lain kaget."

Samura mengerjap. "Siapa saja yang kau maksud itu?"

"Kamu dan Hoseok-ie."

"Oppa sudah memanggilnya dengan panggilan akrab ya." Samura akhirnya memilih makan siangnya dan membiarkan Hyunwoo memilih miliknya.

Hyunwoo yang mendengarnya mengerjap bingung. "Benarkah? Aku hanya merasa Hoseok itu teman baikku." Lelaki itu menyusul Samura dengan gerakan kekanak-kanakan. "Apakah aku salah?"

Samura menggeleng pelan. "Tidak." Gadis itu mendongak untuk menatap Hyunwoo yang menatapnya dengan ekspresi datar. "Hanya membuatku bingung apakah kalian itu teman sejak sepuluh tahun lalu atau bukan." Samura tertawa kecil, sebelum meminta pesanan dari kupon makan siang yang dipilihnya.

Hyunwoo ikut berbaris di sampingnya dan mengulurkan kupon makan siangnya. "Maaf, saya minta bagian saya juga."

"Siap."

Samura meraih mangkuk makan siang yang dipilihnya kini. "Lalu, kemana sahabat kesayanganmu dan teman lainnya itu? Ah, kulihat Jooheon oppa sedang asyik olahraga dengan mahasiswa yang tubuhnya kecil banget, untuk ukuran laki-laki." Samura menjelaskan apa yang dilihatnya pada Hyunwoo.

"Badan kecil?" Hyunwoo menaikkan alis heran. "Aku belum pernah melihatnya."

"Mungkin seangkatan Jooheon oppa... ataupun teman baru mereka di kelas." Samura meraih air putih sebagai minuman siang itu. "Apa oppa mau air putih juga?"

Pieces of Dramarama - Monsta XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang