The Polaroid of Memories

5 1 0
                                    

Hari sabtu mendatang yang ditunggu-tunggu akhirnya menghampiri. Mei yang berdandan, berusaha keras tampil menarik dan cantik di depan sang kekasih, kebingungan hendak memakai baju apa hari itu. Samura datang membantu memilih untuk hari spesial itu.

"Lama juga ya kamu memilih baju."

"Habis ini hari penting! Aku tidak mau mengecewakan Hyunwoo oppa!" Samura bisa melihat Mei kembali memilih dengan kedua alis hampir bertemu.

Samura tersenyum kecil. "Benar juga ya." Gadis itu melihat-lihat ketika Mei menoleh menatapnya bingung. "Kita akan berbuat sepenuh hati kita apabila sudah soal orang yang disayangi."

Mei mengerjap beberapa kali. "Kamu baik-baik saja, Samura?"

"Huh?" Gadis yang dimaksud hanya mengerjap terkejut. "Maksudmu?"

Mei mengerjap beberapa kali, melirik kesana kemari, sebelum akhirnya menyuarakan pendapatnya. "Kamu terlihat sangat tegang dan khawatir." Gadis itu membelalakan matanya. "Aku tidak tahu apa yang terjadi, namun jangan kau pikul sendiri." Ucap Mei sembari mengeryit khawatir.

Samura mengerjap beberapa kali. "Aku membuatmu khawatir ya." Mei mengangguk mantap ketika Samura menjatuhkan dirinya di atas kasur Mei. Gadis itu mendesah pelan.

"Aku hanya berharap tidak ada hal buruk lagi terjadi."

Mei menatapnya dengan ekspresi bingung. "Tentu saja." Samura mendongak. "Tidak ada yang ingin hal buruk terjadi." Mei menepuk pundak Samura.

"Tenanglah."

Samura tersenyum kecil. Dirinya tidak tahu akan disemangati oleh orang yang mirip dengannya sekaligus menjadi kekasih Hyunwoo di dunia ini. Ketika di dunia yang lainnya lelaki itu tidak tahu sama sekali akan kehadiran gadis yang sudah menyerah namun selalu mencintainya itu.

"Terima kasih."

"Nah, sekarang bantulah aku." Samura mengerjap terkejut ketika Mei menunjukkan dua pasang baju. "Menurutmu mana yang bagus?" tanyanya dengan ekspresi serius, membuat Samura terkejut.

"Yang ini...?" Mei melihatnya di depan cermin, mengerjap beberapa kali.

"Sungguh yang ini?" Samura terkejut dengan kegigihan Mei, dan membuatnya mengangguk mantap. "Baiklah, aku pakai yang ini."

Samura mengerjap. "Kau yakin?" Mei menoleh ketika Samura menanyakannya dengan alis mengeryit. "Mungkin saja yang satu lagi lebih..."

Mei tersenyum. "Aku nggak tahu kamu bisa ragu juga ya, Samura." Gadis itu mengerjap terkejut sekali lagi. Mei terkekeh, "Setidaknya aku percaya pilihanmu, wahai kembaranku!"

Samura tersenyum lembut. Dirinya tidak tahu apakah harus bangga atau tidak memiliki orang yang mirip dengannya di dunia ini yang berhasil menjadi kekasih Hyunwoo. Namun, setidaknya mereka berdua bisa bahagia tanpa ada halangan berat yang menghalangi.

Bila itu terjadi, aku yang akan menghalaunya.

Mao tersenyum mendengar keinginan Samura dalam hatinya itu. Gadis itu sendiri berharap, kedamaian terus menyelimuti mereka semua yang ada di dunia ini.

---------------------------------------------------------------

Hyunwoo menunggu di depan stasiun kereta api yang mengarah menuju kota wisata asing Jeju Walk. Dirinya mengotak-atik ponselnya sembari menunggu Mei yang datang bersama Samura. Lelaki itu hanya memberitahu Hoseok, Hyungwon dan Changkyun perihal waktu kepergiannya dengan Mei ke Jeju Walk. Hoseok mengirimkan pesan saat dirinya menunggu itu.

"Apakah Mei sudah datang?"

"Belum. Kudengar dirinya datang dengan Samura."

"Sungguh? Yah, setidaknya ada yang menemaninya menemuimu."

Pieces of Dramarama - Monsta XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang