Mei dibantu Sakura untuk bisa duduk di tempat tidurnya. Gadis itu mengisi perutnya yang sudah lama kosong diakibatkan lama tertidur lelap. Kaede dan Ryuu bantu menyiapkan dan mengurus segala macam hal untuknya, ketika guru kesehatan melakukan tugasnya dengan melayani mahasiswa mahasiswi yang lain. Setelah permintaan dari Mei, Sakura dan Kenryoku memutuskan untuk tidak memberitahu siapapun lebih dulu, baik orang-orang yang mencarinya, maupun anggota klub musik. Mei ingin menjelaskan dan menceritakan apa yang terjadi lebih dulu pada Sakura dan Kenryoku, yang dianggap lebih paham dan melihatnya dari sudut pandang netral.
Mei memulai ketika Sakura dan Kenryoku duduk di samping tempat tidurnya. Keduanya mendengarkan dengan seksama, dan terkadang Sakura menunjukkan ekspresi yang menjadi reaksi dari cerita yang sedang dituturkan. Sedangkan Kenryoku mendengarkan dengan ekspresi datar dan seolah kepalanya berpikir dengan mencerna apa yang terjadi sekaligus memikirkan kemungkinan selanjutnya dari kejadian yang terjadi. Sakura menutup wajahnnya ketika cerita yang diungkapkan Mei selesai dan Kenryoku hanya mendesah panjang.
"Aku tahu salahku karena merasa cemburu dan malah gegabah." Mei mencengkram selimut yang menutupi sebagian tubuhnya. "Namun tetap saja..."
Mei mendongak menatap Kenryoku yang menyentuh tangan kecil miliknya itu. Kenryoku tersenyum. "Itu wajar. Kau menyayanginya, kau menyukainya. Tidak semua orang tidak bisa menahan rasa itu, Mei."
Kenryoku melepas tangan kecilnya ketika Mei mengangguk setuju dengan berat hati. Dirinya ingin berusaha menerima keadaan dengan baik, namun kecemburuan yang dirasakan ketika dirinya melihat Hyunwoo kekasihnya terlihat begitu bahagia dengan orang lain, membuat hatinya sakit dan berakhir dengan kabur dari wilayah itu. Mei mencoba menolak rasa sakit itu.
Sakura tersenyum kecil, seolah mencoba merasakan apa yang dirasakan Mei dan Kenryoku. Dirinya memejamkan mata perlahan. "Namun Mei" Mereka menoleh pada Sakura yang terlihat begitu tenang dan damai. "Bila kau menyatakan hal itu pada Hyunwoo, kurasa akan ada sedikit pertimbangan. Aku tahu itu sulit bagimu yang pemalu, namun sedikit bersikap egois tidaklah buruk." Sakura mengedikkan bahunya.
"Bukankah Hyunwoo pemalu, maka dirimu yang agak pemberani yang harus melakukannya?"
Kenryoku mendesah pelan. "Memang sih, seharusnya cowok juga yang lebih cepat mengambil aksi..."
Sakura menepuk pundak Kenryoku. "Cewek biasanya nggak kalah karena ingin dilihat menarik di mata cowok yang disukainya, dan aku yakin, gadis bernama Millea juga melakukan hal yang sama."
Mei mengerjap beberapa kali. "Millea..."
Sakura tersenyum. "Nama gadis yang membuatmu cemburu. Mungkin kamu berpikir bahwa dirimu tidak sepadan dan tidak se-baik gadis itu, namun, kami tahu, dan juga Hyunwoo tahu, apa yang tidak dimiliki gadis itu dimiliki olehmu." Sakura menyentuh pipi Mei yang terlihat begitu kurus dan pucat kini.
"Yaitu kebaikan dan ketulusan hatimu, perasaan tidak ingin melukai, dan berakhir memikulnya sendirian. Kamu sungguh mirip dengan Samura ya."
Mei menyentuh pipinya yang disentuh dengan lembut oleh Sakura. "Mungkin saja aku memang..." gumamnya pelan. "Membandingkan diriku dengannya." Mei mengeryit.
"Sekaligus memang mirip dengan Samura yang agak misterius itu."
Kenryoku mendesah pelan. "Dengan begitu, sekarang kamu hanya perlu menjadi dirimu sendiri, tanpa perlu membandingkan diri dengan orang lain." Mei mendongak menatap calon raja. "Memang akan sulit melakukannya karena memikirkan kebahagiaan orang yang kita sayangi" Kenryoku memejamkan matanya.
"Tapi bukankah menyedihkan, bila semua yang tadinya begitu hangat dan nyaman, berubah menjadi kesedihan dan air mata?"
Ucapan Kenryoku membuat air mata mengalir di pipi Mei. Sakura berusaha keras untuk tidak memarahi Kenryoku yang membuat Mei bersedih, namun daripada dipendam olehnya, lebih baik Mei mengeluarkan semuanya sebelum gadis itu menyesalinya. Menyesal akan semua keputusan yang pernah diambil olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pieces of Dramarama - Monsta X
Romance"Aku ingin bertemu dengannya sekali lagi." "Apa kau yakin dia bukan orang yang sama dengan temanmu yang kau cari itu?" "Perjalanan waktu tidak gratis." "Jangan mengaku-ngaku menjadi temanku satu-satunya!"