Just Because of U

51 4 0
                                    

Mao menemukan Samura memasang ekspresi sedih, seolah sudah menyerah dengan apa yang harus dirinya lakukan dan dirinya kerjakan. Samura ingin lari, karena takut dengan hasil akhir yang buruk maupun menyedihkan lebih dari seharusnya. Samura tidak ingin mengingatnya.

"Sesuatu terjadi?" pertanyaan Mao membuat pandangan Samura membuyar perlahan. Air mata mulai memenuhinya namun tidak jatuh. Belum.

"Hyunwoo meragukan bahwa orang dalam ingatannya yang hilang adalah Hoseok." Samura menjelaskan. Mao mengeryit.

"Karena ucapan Minhyuk?" Samura mengangguk.

"Aku yakin Hoseok akan sedih mendengarnya." Mao mengeryit, ikut sedih. Dirinya perlahan duduk di samping Samura yang mengusap matanya dan air mata hilang sekejap. "Padahal dia sudah lama bersedih? Sepuluh tahun, kau tahu?"

Mao mengangguk, menyunggingkan senyuman pahit. "Masih mending baru setahun." Samura mengangguk, berusaha menahan kesedihan yang tidak seharusnya dia rasakan. Dia menggigit bibirnya, tidak ingin menangis.

"Aku belum pernah merasa gagal melakukan tugasku. Tugas yang seperti ini." Mao mengangguk membenarkan lagi. "Kenapa harus sekarang?"

Mao mendesah pelan. "Karena kau begitu menyukainya. Begitu menyukai mereka, makanya kau sangat sedih bila terjadi sesuatu pada mereka." Samura mengangkat tangannya yang menyeka air matanya. "Kau sangat menyayangi mereka berdua."

Samura tersenyum kecil. "Padahal aku selalu memilih Hyunwoo?" Mao mengangguk membenarkan, dan membuat Samura tertawa. Akhirnya tertawa.

"Walaupun kau selalu memilih Hyunwoo." Mao menegaskan.

"Apa aku sebaiknya memberitahu Hoseok?" tanya Samura, kembali menutup matanya, wajahnya dengan sebelah tangan.

"Bagaimana bila Hyunwoo sudah tidak bisa mengingat ingatannya yang hilang itu?" Samura duduk tegap, mendesah panjang, dan menatap Mao kini. Berusaha tegar.

"Bila ingatannya yang sudah hilang itu kembali sepenuhnya?" Mao mengangguk.

"Bisa saja dia tidak bisa mengingatnya lagi, atau ingatannya yang hilang hanya segitu." Ucap Mao, menjelaskan.

Samura mengerjap beberapa kali, sebelum mengingat sesuatu. "Apakah Hyungwon tahu ingatan yang hilang dari ingatan Hyungwon?"

Mao mengedikkan bahu, namun tidak bilang bahwa dia tidak tahu. "Mungkin saja. Tanyakan saja pada dia, siapa tahu dia tahu." Karena keduanya hanya menyelidiki ingatan dan kenangan Hoseok, mereka tidak memikirkan apa yang ada dalam benak Hyunwoo. Lelaki itu sangat sulit ditebak karena jarang menunjukkan perasaannya lewat ekspresi wajahnya.

"Baiklah." Samura mendesah pelan, setelah merasa termotivasi, dan mengangguk semangat.

Mao tersenyum kecil. "Setelah menanyakannya, kita pikirkan ke depannya."

-----------------------------------------------------------------------------

Hyungwon menoleh ketika mendapati Samura ingin bicara dengannya hanya berdua saja. Dirinya merasa sedikit khawatir ketika Hyunwoo semakin diam seiring waktu, seolah memiliki pemikiran sesuatu yang membuatnya harus menjaga jarak dari Hoseok. Sahabatnya tidak menyadarinya, dan berpikir seolah Hyunwoo sedang lelah dan sibuk dengan kegiatan kuliahnya yang lain.

"Ada sesuatu?" tanyanya seolah sudah tahu apa yang hendak ditanyakan oleh Samura. Perihal Hoseok dan Hyunwoo.

Samura mendesah pelan. "Kau tahu ingatan apa yang dimiliki Hyunwoo oppa sebelum kau menghapusnya?"

Hyungwon mengerjap beberapa kali. "Yah, aku tahu." Ucapnya dengan enteng, tanpa merasa berat hati.

"Kenapa kau tidak menceritakannya?"

Pieces of Dramarama - Monsta XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang