Open House Bagian 2

1K 186 0
                                    

Hari ke-2

Minggu berikutnya para peserta kembali berdatangan. Mereka langsung di arahkan untuk masuk ke dalam aula fakultas yang cukup besar. Tidak ada daftar ulang. Tidak ada apel pagi. Tidak juga berkumpul dengan kelompok mereka. Di depan aula, panitia konsumsi membagikan makanan ringan untuk sesi talkshow pagi ini pada para peserta yang berdatangan. Sementara di dalam aula panitia Acara bersama PERLAP sedang mengecek sekali lagi ketersediaan pengeras suara.

Ran come with me!” Bram berteriak sambil berjalan cepat keluar dari aula.

Ran yang sedang mengintili anak konsumsi sambil mengunyah lontong langsung terbirir-birit mengikuti Bram. “Kenapa buru-buru amat?” Ran membenahi kacamatanya yang melorot.

“Narasumber udah datang. Minta jemput di Stasiun Rancaekek.”       
     
“Loh katanya Kak Firda-nya bawa mobil?”

Change of plan, maybe … have no idea.

Bram menekan kunci mobil di tangannya untuk membuka pintu mobil milik Danu. Ran dengan cepat duduk di kursi penumpang depan. Beberapa saat kemudian mobil mereka sudah membelah jalan raya Bandung-Sumedang yang cukup padat di pagi hari. Hanya butuh waktu sepuluh menit untuk sampai di pelataran stasiun. Narasumber mereka yang merupakan alumnus kampus mereka sudah menunggu di sana.

“Udah lama, Kak, nunggunya? Maaf, tadi ada miskom sedikit.”

“Belum, kok .. saya juga minta maaf, ya … tadinya mau bawa mobil, tapi ternyata mobilnya dibawa suami. Jadi saya pakai kereta.” Firda menyalami Ran dan Bram. “Loh Safira-nya nggak ikut?”

Seraya berjalan menuju mobil Bram menjawab, “Safira masih harus ngatur sesuatu di aula, Kak.”

“Oh … jam 8 kan ya mulainya? Masih ada waktu 30 menit..” Firda melirik Ran, merasa asing dengan wajahnya.

“Saya Ran, Kak …”

“Oh iya … saya Firda, angkatan 2013. Kamu seangkatan Bram?”

“Iya … beda kelas aja, Kak.” Ran tersenyum simpul.

“Oh … kok saya baru tau ada mahasiswi manis begini di angkatan kamu, Bram?”

Bram dan Ran meringis bersama, namun untuk alasan yang berbeda. 

“Dia emang kuper, Kak. Anaknya kupu-kupu banget,” seloroh Bram seenaknya sambil membukakan pintu mobil untuk Firda.

“Kenapa? Nggak suka, ya, sama jurusan Kedokteran?” tanya Firda ketika mereka sudah melaju menuju kampus.

Ran terdiam, tak bisa menjawab. Bram meliriknya, seringai tipis muncul di bibirnya.

“Benar, ya, tebakan saya …” Firda tersenyum lembut ke arah Ran.

-

Pukul delapan pagi akhirnya sesi talkshow dimulai. Safira sebagai pembawa acara sudah duduk berhadapan dengan Firda di atas panggung. Para panitia yang tidak memiliki tugas duduk bersama peserta di bangku penonton. Sementara panitia divisi Soal sedang sibuk mempersiapkan lembar soal dan jawaban untuk simulasi ujian setelah ini.

Ran duduk di sebelah Bram yang terlihat sibuk memotret ke arah panggung. Setelahnya ia sibuk mengedit foto itu untuk dimasukkan ke dalam snapgram-nya. Ran hanya memperhatikan cowok itu dengan lincah menaruh caption berbahasa inggris di pojok foto dan menekan tombol plus di pojok kiri bawah layar.

“Mr. Update,” ledek Ran.

“Ms. Kuper.” Bram menganggukkan kepalanya.

Ran mencibir. Di depan sana Safira sudah membuka acara talkshow. Tepuk tangan riuh menyambut Firda saat namanya disebutkan sebagai narasumber hari ini.

SUMMIT ATTACK [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang