Ketakutan menyelimuti Agnia, kemudian melirik wajah tampan penuh gairah disampingnya yang ingin memakannya. Agnia menggigit bibirnya, bingung harus mengatakan apa, dirinya dipermalukakn bahkan dilecehkan dengan pria bastard yang sialnya tampan dan memiliki aura mematikan.
"Aku tidak bisa menahannya lagi sayang." Suara berat dan serak itu terdengar jelas ditelinga Agnia, tak lupa Ares mengigit menghisap daun telinga Agnia.
Selama empat tahun berpacaran, Ken tidak pernah memperlakukan Agnia seperti ini. Tentu ini hal baru untuknya dan sialnya jari Ares sudah memasuki bagian intinya. Shit! Agnia tidak bisa mengelak kalau dia sangat menginginkan Ares sekarang juga.
Pria itu terus mengecup, menjilat dan menghisap meninggalkan bekas kepemilikannya di leher jenjang Agnia. Jarinya terus bermain di bagian yang belum pernah terjamah pria manapun. Tanpa sadar Agnia membuka pahanya membuat Ares semakin terbakar gairah.
"Mmmpphh." Desahan lolos dari bibir cantiknya, padahal Agnia sudah menahannya setengah mati.
"Kau menikmatinya hm?"
"Ares ahh aku ahh mau-"
"Come to me honey."
"Ahhhhhh."
Suara desahan Agnia membuat Ares tersenyum penuh arti. Menarik jarinya yang penuh cairan, menjilatnya dengan gerakan sensual, Agnia menatap pria itu dengan bersusah payah menelan salivanya sendiri.
"Kau membuatku tidak bisa bertahan lagi sayang."
Ares menurunkan kedua tali spageti tank top Agnia, mendekatkan bibirnya untuk mencicip bibir yang terus menggodanya.
Drrt..drrt..
Ponsel Ares bergetar di saku celananya.
Melihat siapa yang menghubunginya, Ares bangkit menjauh dari Agnia.Setelah lima belas menit telinga Ares panas karena Daddy nya mengoceh akibat berita yang sedang heboh di amerika. Ares kembali ke ruang tamu namun Agnia telah lenyap dari sofa bekas percintaannya.
"Shitt!!" Umpatnya.
___________________________
Agnia membisu di kursi penumpang, tak ada pertanyaan Leo yang dijawabnya. Rasa bersalahnya pada Kenzo teramat besar kini, apalagi dengan bodohnya Agnia menyerahkan dirinya pada Ares, meskipun sempat melawan tapi dia tidak bisa berbohong begitu menikmati permainan Ares.
Sial permainan jari pria bangsawan itu terlalu memabukkan.
"My Queen, kita sudah sampai."
Agnia terperanjat melihat bangunan raksasa seperti istana berwarna putih tulang dengan halaman yang sangat luas. Mansion yang dibelinya tiga tahun yang lalu setelah di renovasi sesuai yang dia inginkan, bangunan megah ini tak kuno lagi seperti sebelumnya. Agnia menambahkan kecanggihan teknologi di setiap sudutnya.
Agnia memiliki banyak penemuan baru tentang teknologi yang tidak pernah terpikirkan oleh manusia lain. Tapi tidak semua yang diciptakannya akan di jualnya. Terlalu beresiko menjadi perang dunia ketiga pikirnya.
Seperti gelang berlapis emas putih yang selalu digunakannya di bagian tengahnya terdapat permata berwarna hijau. Jika orang lain melihat itu hanyalah gelang biasa dengan batu zambrut. Tapi nyatanya gelang itu seperti nyawa bagi Agnia. Lebih canggih dari seluruh elektronik di dunia sekalipun. Jika Agnia menyentuh permata hijau dan memusatkan pikirannya, pancaran cahaya hijau itu akan membesar membentuk layar menampilkan apapun yang ingin kau lihat sekalipun tanpa ada cctv yang penting ada kamera disekitarnya. Agnia menamai penemuan terbesarnya itu "Emerald Eyes". Itulah kenapa Agnia bisa mengawasi lima perusahaannya di berbagai negara dalam waktu bersamaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Emerald Eyes
ChickLitAgnia Gayatri Purwoko, dokter yang membuat para kaum adam rela berpura-pura sakit, hanya untuk disentuh olehnya. Selalu menjadi pusat perhatian karena parasnya bagai dewi Rusia ditengah kota Jakarta. Tatapan mata emerald-nya membuat siapapun tertund...