44 - Istriku

7.5K 194 3
                                    

Agnia telah kembali ke Rusia berada di ruangannya, ia memegang setumpuk berkas sambil memijat pelipisnya. Wanita itu murka melihat deretan angka, pengeluaran perusahaan setahun terakhir yang fantastis.

"Brengsek!!"

Wanita itu memencet angka di telepon, tak berselang lama muncul Pedro asisten Agnia dari balik pintu besar.

"Ada apa Queen?"

"Kita meeting sekarang juga." Sorot mata Agnia penuh amarah.

Sementara di New York Leo tengah kebingungan karena file penting perusahaan hilang di ipadnya, semua data rahasia perusahaan lenyap tanpa sisa. Terbayang bagaimana Queen akan mengamuk jika tau Rizell Group terancam bangkrut.

Data aset perusahaan smuanya ada disana bahkan rekening beserta password dengan jumlah uang yang bisa membeli suatu negara ada di file itu.

"Keparat!!! Sial sial!!" Leo memukul tembok beton di hadapannya.

Selama ini Leo nyaris tak pernah ceroboh dan menjalankan perusahaan Agnia dengan baik. Tapi kali ini ia lalai dan kesalahannya sangat fatal.

Apakah Queen-nya akan memaafkannya?

Selesai meeting dengan meluapkan seluruh emosinya Agnia memilih pulang ke mansion Feliks.

"Hai Sweet heart, tak biasanya kau pulang secepat ini?" Feliks menyapa Agnia di ruang utama mansion.

"Aku lagi pusing grandpa. Aku akan ke Newyork sore ini."

Feliks mendekati cucunya. "Apa ada masalah?"

Agnia tersenyum paksa. "Hanya masalah kecil."

"Selesaikanlah nak, segera hubungi grandpa jika kau butuh bantuan."

Agnia memeluk Feliks, usianya tidak muda lagi namun fisiknya terlihat masih bugar.

"Trimakasih Grandpa. Ah ya semenjak aku pulang tidak melihat Cia, dimana dia?"

"Dia liburan bersama Stevy ke California."

"Baiklah aku pergi Grandpa."

__________________________

"Ares mau kemana?" Valero menghentikan langkah Ares yang bersemangat dengan toxedo hitam membalut tubuh atletisnya.

Ares berhenti, menoleh pada Valero."Bertemu Agnia."

"Kau masih sakit, istirahatlah." Valero merangkul Ares berusaha mengajak anaknya kembali ke kamar pria itu.

"Ada yang Dad sembunyikan?"

"Tidak."

Ares mendial nomor Steave d ponselnya. "Dimana Agnia?"

"Lady Agnie tadi sore terbang ke Newyork Lord. Saya—"

"Keparat!! Kenapa tidak beri tau aku?!!"

"Maaf Lord, Lord Valero yang—"

Ares memutus panggilannya sepihak. "Apa yang Dad lakukan? Agnia istriku!" Ares berteriak.

Valero menghela nafasnya. "Luka dipunggungmu belum sembuh Res."

"I don't care!"Ares pergi begitu saja.

Ares masuk ke dalam pesawat pribadinya, saat itu juga langsung terbang menuju New York. Jika kejadian di Australia terulang lagi, ia takkan memaafkan dirinya sendiri.

Suami macam apa, istrinya keluar negri dia tidak mengetahinya.

Pagi hari Ares tiba di Newyork langsung menuju Rizell Group, para karyawan menunduk menyapa takut penguasa Rusia itu. Raut wajah datar dengan kaca mata hitam bertengger di hidung runcingnya. Ares membuka pintu ruang direktur tanpa permisi. Terlihat Leo dengan berkas berserakan di mejanya.

Emerald EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang