37 - Memaafkan diri sendiri

5.4K 184 3
                                    

"Dokter Agnia, maaf saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi Tuhan lebih menyayangi Ayahmu. Yang sabar Agnia." Dokter spesialis jantung itu mengusap pundak Agnia pelan.

"Tidak mungkin!!! Anda pasti salah dok."

"Maaf Agnia." Dokter itu menunduk merasa iba melihat Agnia terisak.

Agnia berlari masuk kedalam ruangan melihat jasad Ayahnya.

Waktu berlalu cepat, sudah satu minggu semenjak pemakaman  Rama. Agnia masih tak mengeluarkan suaranya. Rasa penyesalannya dan belum meminta maaf pada Ayahnya berputar terus di otaknya.

Kini Agnia berada di Kastil Feliks, Ghea mengusirnya dari rumah, semua peninggalan Rama beralih atas nama Ghea, entah bagaimana ceritanya Agnia malas memperdebatkan harta warisan. Sementara Felicia melanjutkan koasnya yang tersisa beberapa bulan lagi, Ghea masih mengizinkan Cia tinggal dirumah itu.

Agnia tidak mau ditemui siapapun kecuali Feliks. Ares pun kehabisan cara membujuk Agnia untuk ikut ke kastilnya. Percuma saja Agnia tetap tak mau bertemu Ares. Ia mengurung diri dikamarnya, hanya minum tanpa makan selama seminggu.

"Apalagi yang harus kulakukan grandpa?" Ares bersandar di sofa menatap pintu kamar Agnia.

"Sabar Res, Agnie butuh waktu untuk menerima semuanya." Feliks mengusap bahu cucu mantunya.

"Tapi aku telah berusaha seminggu ini menunggu." Ares memijat pangkal hidungnya.

Semua pekerjaannya dialihkan pada Valero, Satu minggu Ares tinggal di kastil Feliks tak berujung bisa membujuk istrinya. Kematian Rama mengubah Agnia sampai sejauh ini hingga Ares pun tak mengenali istrinya lagi, berbeda dengan Agnia yang bisa menyembunyikan semua kesedihannya dan berprilaku seolah tak terjadi apa apa.

"Kak kau harus makan, aku sudah siapkan makanan kesukaanmu dibawah. Ayo grandpa makan juga." Zenya berusaha menarik lengan Ares.

Tapi pria itu menepisnya pelan. "Aku tidak lapar, kau makan saja duluan." Suara Ares terdengar rendah dan tegas.

"Tapi kak—"

"Aku mau makan dengan istriku." Satu kalimat mutlak itu tidak dapat diganggu gugat lagi.

Zenya mengalah, Feliks mengokdenya dengan lirikan mata untuk menginggalkan Ares membiarkan pria itu tenang. Dengan berdecak, Zenya mengikuti langkah Feliks.

___________________________

Malam itu tanpa diketahui siapapun, Agnia pergi sendirian dengan mobil sportnya. Jalanan di Rusia sepi karena telah larut malam. Agnia terus menginjakkan gasnya tanpa peduli keselamatannya hingga..

Brak!!!

Sudah sebulan lebih Agnia di rawat di rumah sakit, wanita itu koma akibat kecelakaan. Kondisi fisiknya tidak ada yang cidera namun kepalanya terbentur sangat keras.

"Saya harus menyampaikan kemungkinan terburuk dulu Lord. Kondisi psikis Lady Agnie yang terguncang sebelum kecelakaan, membuatnya enggan untuk berusaha bangun dari alam bawah sadarnya. Benturan keras yang dialaminya dan mengakibatkan dia tak sadar selama ini akan sangat berpengaruh pada ingatannya jika dia sadar."

"Maksud dokter, istri saya amnesia?"

"Saya belum bisa memastikan, tapi jika hal itu terjadi saya berpesan jangan memaksakan dia mengingat sesuatu hal yang besar, seperti sudah menikah. Itu akan berakibat fatal nantinya."

Ares terdiam memandang Agnia yang dipenuhi alat di tubuhnya dari balik kaca ruangan. Istrinya yang biasa kuat menghadapi masalah apapun kini tak berdaya karena mempertahankan cintanya.

Apakah Ares sanggup untuk berpura-pura seperti mereka belum menikah?

"Sayang bangun aku berjanji akan membahagiakanmu, kita hidup bersama keliling dunia bersama seperti impianmu." Ares menggenggam tangan pucat Agnia, wajah wanita itu terlihat tenang tanpa senyuman khas nya sebagi seorang Queen yang berkuasa.

Ares merindukan semuanya, senyum manis itu, tatapan emerald yang menusuk siapapun. Agnia seolah enggan untuk berusaha sadar meskipun banyak yang beusaha menguatkan.

Feliks mendatangkan dokter paling hebat dari seluruh dunia agar Agnia cepat sadar. Namun usahanya nihil, hari ini sudah terhitung enam bulan Agnia masih setia berada di kasur itu.

Felicia sudah lelah menangis melihat keadaan kakaknya. Adik kesayangan Agnia itu telah menjadi dokter dan memutuskan pindah ke Rusia ikut bersama Feliks, apalagi semenjak Agnia koma Feliks dan Felicia saling menguatkan, selama ini Agnia terlalu banyak menderita. Bahkan saat dia menemukan kebahagiaannya Agnia harus kembali menderita.

Memaafkan diri sendiri lebih sulit dibandingkan memaafkan kesalahan orang lain.

Ares berlari di koridor rumah sakit, saat mendengar Felicia mengabarinya Agnia telah sadar dari komanya setengah tahun.

Panik bercampur bahagia terlihat jelas diwajah pria tampan itu. Ares membuka pintu melihat Agnia yang tersenyum lemah ke arah Feliks dan Felicia.

Ares melangkah namun tangannya lebih dulu di tarik Leo untuk keluar ruangan.

"Kenapa? Aku mau melihat istriku."

Leo menghela nafasnya. "Dia hilang ingatan sebagian."

"Tidak mungkin dia melupakanku."

"Dia berkata belum menikah, aku mendengarnya sendiri saat dokter bertanya padanya."

Ares mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras. "Jadi apa yang diingatnya?"

"Dia ingat pindah ke Rusia karena menjadi pewaris tunggal Czar Group."

"Shit!! Ingatan macam apa itu! Dia sama sekali tak mengingatku?" Ares meninju dinding rumah sakit melampiaskan kemarahannya.

Dengan berat hati Leo menggeleng. "Maaf, tapi jangan memaksanya. Kita harus menjaganya untuk pulih sepenuhnya."

Ares menggeram beranjak pergi, akan sulit baginya tetap berada di rumahsakit tanpa menemui Agnia. Sementara di dalam ruangan Agnia melihat Leo masuk dengan wajah murung, wanita itu mengernyitkan dahinya.

"Kau kenapa Leo?" Agnia menatap Leo yang menatapnya.

"Aku bahagia melihatmu sudah sadar Queen. Aku tak sabar mendengar ocehanmu mengkritik pekerjaanku." Leo terkekeh.

Agnia tersenyum. "Kau pasti merindukanku kan, tapi aku percaya kau menjaga perusahaanku dengan baik selama aku tak sadar."

"Iya jangan pikirkan itu. Sekarang kau harus sehat. Lihatlah badanmu kurus begitu, tak seperti Queen yang menggoda seperti biasanya." Leo meringis mendapat tatapan tajam Feliks.

"Kak Leo tenang saja, aku yang akan merawat Queen mu ini sampai dia kembali seperti sebelumnya." Cia mengelus tangan Agnia.

"Siap dokter Cia ku yang paling cantik." Leo mengedipkan sebelah matanya.

Tbc,,

Part setelah ini akan panjang,

Emerald EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang