25 - Memberikan Ciuman?

6.7K 231 0
                                    

Ares meraih kedua bahu Agnia lagi perlahan tangannya menusuri ke dada Agnia, matanya masih menatap wanita itu."Kelihatannya kau sangat ingin menggodanya dengan pakaianmu?"

Agnia segera meyentak tangan Ares yang berada di dada atasnya."Jangan asal bicara!"

Ares menarik lengan Agnia memaksa wanita itu masuk dalam mobil nya. Selama diperjalanan hening, tak ada yang memulai bicara, Agnia hanya memperhatikan jendela di sebelahnya.

"Aku sudah menghindarinya tapi dia selalu mendekat padaku, jika Ken tau aku masih didekatnya Cia dalam bahaya." Batin Agnia

Keduanya telah sampai di hotel tempat acara berlangsung, Ares menyerahkan kunci mobil pada pengawalnya. Merangkul pinggang Agnia menuju lift VIP , Didalam lift hanya mereka berdua.
Ares memojokkan Agnia diujung lift lalu menekan salah satu tombol hingga lift itu berhenti.

"Kita punya waktu sepuluh menit untuk bicara." Suara bariton itu menggeram menahan amarah.

Agnia menelan salivanya melihat Ares menatapnya dari jarak lima senti. "Apa yang mau kau bicarakan?"

Ares menaikkan sebelah alisnya. "Kau yang harusnya bicara."

"Aku tak tau maksudmu." Agnia tetap berusaha menampilkan ekspresi datarnya.

Ares berdecih geram menatap wanita dihadapannya."Agnia, kau menjauhiku. Apa ada hubungannya dengan mantan pacarmu?"

Agnia menggeleng sekilas. "Aku hanya ingin sendiri."

Ares menoel hidung mancung Agnia dengan hidungnya. "Jangan membohongiku, matamu tak mengatakan demikian."

Nafas Ares terasa di wajah Agnia, wanita itu menarik nafasnya pelan, lalu menggigit bibirnya. "Aku jujur."

Ares membelai pipi Agnia lembut. "Apa kau tak merindukanku sayang?"

Ares seperti ingin mencium Agnia. Sialnya Agnia malah memejamkan mata. Saat bibir Ares hampir menyentuh bibirnya. "Apa kau pikir aku akan menciummu?"

Agnia membuka matanya hanya bisa berdehem, mendorong Ares. Pria itu tersenyum miring menekan tombol lalu lift nya berjalan kembali, menuju rooftop tempat acara.

Musik seperti di club mengiringi Acara. Banyak pasangan yang bercumbu di tengah acara, ada juga yang bercanda dengan temannya sambil menikmati wine. Banyak juga yang menggerakkan tubuh mengikuti irama.

"Ini pesta ulang tahun atau club?" Agnia bergumam tapi masih terdengar Ares.

"See, tidak mungkin aku membiarkan kekasihku pergi ke tempat keparat ini dengan Brian" Ares melirik Agnia dan merangkul pinggang ramping kekasihnya. "Apalagi dengan drees fucking sexy tanpa bra." Ares terdengar menggeram.

Agnia menatap Ares yang menatapnya tajam. Sudah terbiasa di tatap begitu Agnia hanya tersenyum tipis. Ares mengajak Agnia ke arah kumpulan pria, ada Brian juga di tengah mereka.

Brian melihat mata hijau cantik itu menatapnya tajam, langsung meringis."Maaf Queen, pawangmu tidak mengizinkan aku menjemputmu. Sudah ku bilang aku masih ingin hidup." Brian cengengesan menatap Ares dan Agnia bergantian.

"Nanti ku bunuh dia biar kita pergi bersama." Agnia tersenyum melirik Ares yang juga meliriknya. Tangan Ares meraba punggung Agnia yang terbuka. "Kau ingin diberi hukuman sayang?"

Agnia berusaha menghentikan jari Ares yang semakin berani masuk dalam gaunnya. Gerakan Ares terhenti karena seorang wanita menghampiri mereka.

"Ternyata mau juga Lord Evgene ke pestaku" Wanita dengan gaun silver mini penuh kristal dengan rambut hitamnya yang di gerai di punggung terbukanya.

Emerald EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang