54 - Blood

8.9K 232 0
                                    

Part ini tidak sengaja terhapus, mohon coment lagi ya gais🥺

Wanita itu hendak menjambak Agnia namun dengan cepat tangan Kenzo menghalangi, walaupun sudah mengkhianati Agnia Kenzo tetaplah budak cinta yang tidak rela permatanya tergores sedikitpun.

"Jangan brrani kau sentuh Agnia!" Tegasnya.

Wanita itu tertawa geram, "Aku bahkan telah mebuat wanita kesayanganmu ini koma untuk waktu yang lama."

"Jadi kecelakaan itu, karena kau?!!! Keparat kau wanita siluman bahkan penjara tak pantas untukmu!!" Teriak Agnia, ia menampar wanita dihadapannya.

"Sudah Sayang." Kenzo menahan Agnia saat ia mau menendang.

"Sayang? Kau bilang sayang? Kau membiarkan ular betina ini membunuhku."

"Maaf sayang, itu bukan rencanaku, aku baru mengetahuinya."

"Kembalikan semua yang telah kalian curi!"Bentak Agnia pada kedua orang dihapannya.

"Kembalikan? Bahkan aku belum memakainya Queen yang terhormat."

"Stevy!!! Bodohnya Leo percaya padamu!"

"Memang dia bodoh, makanya aku lebih mencintai Ares, aku calon Lady Evgene kalau bukan kau yang merampas Ares dariku."

Agnia tidak mampu menahan tawanya, diliriknya Stevy dari wajah hingga kaki. "Kalaupun bukan karna aku, tidak akan seorang Lord Evgene jatuh cinta pada iblis sepertimu. Kau kira aku percaya degan wajah lugumu sok baikmu itu? Kau pikir Kenapa setelah kau mencuri banyak asetku tapi kau tidak bisa menggunakannya?"

Stevy menggeram bicara disela sela giginya "Jadi karna kau?"

"Kau lupa siapa aku? Queen, Lady Evgene sekaligus Lady Czar. Apa ada lagi wanita yang mampu menyaingiku? Hanya melawan wanita licik sepertimu aku tidak butuh bantuan." Agnia santai.

"Sayang jadi kamu tidak amnesia?" Kenzo mengerutkan dahinya keheranan.

"Aku tau kau memanfaatkanku Ken, pria pengecut sepertimu sungguh tidak pantas menjadi suamiku. Kau lebih cocok menikah dengan wanita ular ini!" Tegas Agnia

"Agnia!! Kau benar-benar membuatku muak dengan drama yang kau mainkan!" Geram Kenzo.

"Aku lebih muak menghadapi mantan pacar yang belum moveon sepertimu!!!"
Agnia beranjak pergi namun Kenzo menahan tangannya.

"Lepas!!"

"Kau harus membuka akses ke semua asetmu sekarang!" Kenzo tidak bersikap lembut seperti biasanya, matanya melirik Stevy, wanita itu paham mengambil ipad di atas meja dan menunjukkan di hadapan Agnia.

Mereka berpikir bahwa wajah Agnia lah passwordnya tapi Agnia hanya tersenyum miring.

"Percuma tak akan bisa kau memiliki sepeserpun hartaku."

"Buka atau kau mau mati menyusul orang tuamu!!" Stevy mengambil pisau buah diatas meja, menodongkannya dileher Agnia, Leo sepertinya tak perduli lagi dengan wanita kesayangannya hingga membiarkan ulah Stevy.

"Bunuh saja, aku tidak takut!" Ancam Agnia.

Stevy dengan berani menekan pisau pada leher kiri Agnia, darah mengalir dari sela sela pisau, luka yang ditimbulkan tidak besar namun tetap saja yang terkena pisau itu pembuluh darah yang besar.

"Bos, Lord Evgene dan para bodyguard nya menuju kemari." Lapor salah seorang pria berbadan tegap.

Agnia tersenyum menatap Kenzo Angkuh, "Suamiku datang sebaiknya kau pergi."

"Pasti aku pergi tapi bersamamu." Kenzo menarik paksa Agnia.

"Lewat tangga darurat." Teriak Stevy.

Mereka berlari sementara Agnia berusaha melepas cengkaraman Ken di lengannya.
Tenaganya tidak cukup kuat saat ini, bahkan untuk melawan Kenzo saja ia terasa rapuh tak berdaya.

Ares tiba di apartement Kenzo, pintu terkunci hingga anak buahnya mendobrak pintu itu paksa.

"Cari mereka sampai ketemu!"

Mereka berpencar memeriksa kamar satu persatu, namun tidak ditemukan siapapun. Hingga salah satu anak buah Ares menghampiri dengan nafas ngos-ngosan.

"Mereka kabur kami berusaha mengejarnya Lord."

"Sial! Cepat kejar mereka sampai dapat !"
Ares menggenggam tangannya kuat, buku buku jarinya terlihat. Tadi saat ia mencari Agnia, anak buahnya melaporkan wanita itu di apartement Kenzo dan lebih mencurigakan Stevy telah disana sejak 2 jam yang lalu.

Firasat Ares tidak enak karena bagaimana Stevy kenal dengan Kenzo, sementara mereka belum pernah bertemu. Ares membuka ponselnya melihat pesan Leo yang tengah mengejar mereka.

"Sial !!!" Ares langsung bergegas pergi menyusul Leo.

Sementara di mobil yang ditumpangi Agnia, wanita itu terus berontak. Kedua tangannya di cengkram Ken sementara Stevy duduk di kursi penumpang sebelah supir.

"Arghhh!!! Beraninya kau menggigit ku!" Teriak Kenzo.

"Kau pantas mati pria gila !" Teriak Agnia.

"Anjing!!" Saat peluru terus menembaki mobil yang mereka tumpangi tidak henti ditembak oleh anak buah Ares dan Leo.

"Lebih cepat bodoh!!" Teriak Ken pada anak buahnya yang menyetir.

"Jumlah mereka terlalu banyak Ken, kita tidak akan selamat."

"Kita bisa selamat, hentikan mobilnya."

"Kau gila !! Jangan hentikan mobilnya. Teriak Stevy.

"Menurut saja padaku !!" Mereka sudah tidak punya kesabaran lagi sekarang

Mobil berhenti dan Ken turun dengan memeluk Agnia, menodongkan pisau di lehernya.

Ares diikuti Leo turun dari mobil nya serta para pengawal yang siap dengan senjatanya masing masing.

Melihat Agnia dengan darah yang menetes dari lehernya, Ares bersumpah akan membunuh Kenzo dengan sangat kejam.

Mata elang itu terlihat menakutkan, Ares menatap Kenzo kemudian menatap Agnia dengan penuh harap wanita itu akan memaafkannya. Wanita itu tidak terlihat cemas sedikitpun, tetap tenang meski pisau masih menyentuh kulit lehernya yang halus.

Polisi berkumpul mengelilingi tempat mereka berdiri. Semua mengarahkan senjata pada Kenzo, namun pria itu tidak memperdulikan tetap menahan Agnia dengan pisau ditangannya.

"Turunkan senjata kalian jika tak ingin Queen mati." Perintah Kenzo.

"Anjing!! Lepaskan istriku !" Bentak Ares, ia tidak bisa tenang melihat istrinya merenggang nyawa dihadapannya. Semua orang yang mendengar terheran karena mereka tidak mengetahui keduanya telah menikah.

"Biarkan aku mati, bukankah kau berniat bercerai dengan ku?" Senyum tipis Agnia terlihat.

"Cerai?" Leo menatap Ares disebelahnya. Tangan pria itu terkepal, kebahagiaan Agnia adalah segalanya, siapapun pria yang menyakiti sepupunya itu harus berhadapan dengan nya termasuk Lord paling berkuasa di Rusia sekalipun.

Ares hanya diam tak henti menatap Agnia.

"Kau mau menceraikan Agnia?" Kenzo terheran, bukankah ini kesempatan yang bagus, menikah dengan Agnia dan hidup bahagia.

"Ya, itu yang kau mau kan sayang." Agnia mengelus tangan Kenzo.

Kenzo masih berpikir dan pertahanannya lemah dengan gesit Agnia menyikut perut Ken, mengambil pisaunya kemudian menendang pria itu, melihat Ares entah kenapa mengembalikan tenaganya.

Tapi saat bersamaan Stevy mengarahkan pistol ke Agnia, sebuah peluru melesat begitu cepat.

"Agnia awas!!" Teriak Ares. Agnia tak sempat menghindar hingga peluru itu mengenai tubuhnya. Agnia terjatuh tapi Ares berhasil menangkap tubuhnya.

Leo dengan cepat menembak Stevy di kakinya. Stevy, Kenzo dan seluruh anak buahnya berhasil diamankan oleh polisi namun akan diambil alih dengan Ares, karna ia sendiri yang akan membunuh Kenzo dan Stevy dengan cara yang paling keji.

Coment yaa untuk part ending❤️‍🔥

Emerald EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang