Agnia sudah rapi memakai kemeja crop top dan rok pendeknya dengan senyum yang terpancar di wajahnya, kakinya melangkah indah menuju ruang makan. Setelah disana Agnia menarik kursi dan bersiap sarapan bersama keluarga Bangsawannya.
"Selamat pagi Daddy."
"Kau terlihat begitu bahagia sayang, kemana Brian membawamu semalam?"
Agnia yang mengoleskan selai di atas rotinya pun terhenti.
"Bahagia? Aku biasa saja Dad. Semalam kami ke-" Agnia menginggit bibirnya, kemudian mengalihkan pandangannya, tanpa sengaja matanya bertemu dengan Ares yang ternyata menatapnya sulit diartikan.Zenya menyentuh dagu Agnia menarik ke arahnya ," Queen, bibirmu terlihat sedikit bengkak. Kau terbentur?"
Mata Agnia membulat, perlahan melepas tangan Zenya di dagunya menunduk kemudian mengangkat lagi dagunya dan pandangannya melihat Ares seberang mejanya terlihat seperti menahan tawa tapi malah terbit senyum tipis di wajah tampannya.
Ares brengsek bukannya bantu jawab mah ngetawain !!
"Agnie?" Valero menunggu jawaban Agnia.
"Hah iya Dad, aku baru ingat pagi ini ada meeting penting."
Agnia bangkit dari kursinya, berusaha menetralkan jantungnya. Suasana pagi ini membuat badannya panas dingin apalagi menatap Ares menggodanya."Habiskan dulu sarapanmu sayang."
"Tidak sempat Dad," Agnia memeluk Valero sebantar lalu beranjak darisana sesaat ingin membuka pintu mobil Agnia terhenti.
"Tunggu, biar aku mengantarmu." Agnia memejamkan matanya sebentar, suara bariton itu menggema ditelinganya,
apakah ini mimpi? Jelas saja tidak.
Pria tampan dengan jas mahalnya, bersandar di kap mobilnya dengan kaca mata hitam bertengger di hidung runcingnya.
Oh Tuhan selamatkan Aku kali ini dari pesona Pria Bangsawan brengsek dihadapanku ..
"Masuklah, katanya ada meeting penting."
Ares membuka pintu mobilnya menunggu Agnia yang masih setia menatapnya."Aku bisa pergi sendiri Res."
"Aku tidak bertanya tapi ini perintah Agnia."
Dengan menghentakkan kakinya Agnia menurut saja masuk ke mobil sport Ares.
Setelah menyuruh Steave duluan ke kantor, Ares masuk mobilnya dibalik setir kemudi."Jadi mau kuantar kemana?"
"Kau masih mabuk? Padahal ini sudah pagi." Agnia menyindir sikap Ares yang berubah baik padanya.
"Aku tidak mabuk, semalam pun aku sadar sepenuhnya." Ares menurunkan kaca matanya menatap Agnia dengan menggoda lalu menjalankan mobilnya.
"Tiba-tiba baik begitu aku kira kau mabuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Emerald Eyes
ChickLitAgnia Gayatri Purwoko, dokter yang membuat para kaum adam rela berpura-pura sakit, hanya untuk disentuh olehnya. Selalu menjadi pusat perhatian karena parasnya bagai dewi Rusia ditengah kota Jakarta. Tatapan mata emerald-nya membuat siapapun tertund...