Agnia Gayatri Purwoko, dokter yang membuat para kaum adam rela berpura-pura sakit, hanya untuk disentuh olehnya. Selalu menjadi pusat perhatian karena parasnya bagai dewi Rusia ditengah kota Jakarta. Tatapan mata emerald-nya membuat siapapun tertund...
Malam yang dinantikan kini didepan mata. Agnia mengikuti kemauan Feliks dengan syarat, Feliks harus membantunya agar tak ada orang lain yang tau dia kembali ke Rusia. Meskipun saat acara akan banyak yang tau pastinya Ares dan Leo akan tau. Itu urusan nanti dan Agnia sudah memikirkan caranya untuk kabur setelah acara.
Agnia baru saja menginjakan kaki di Rusia satu jam yang lalu, kini ia berada di hotel Felix tempat acara berlangsung, bersiap untuk acara yang akan berlangsung malam ini. Agnia hanya punya waktu dua jam sebelum acara dimulai.
Riasan yang lebih dari biasanya, rambut ikalnya dibiarkan terurai tanpa hiasan apapun. Gaun berwarna merah menjuntai indah sedikit menyapu lantai. High hells bening menyerupai kaca dengan taburan berlian di ujungnya merekat di kaki cantik Agnia. Belahan gaun hingga setengah paha memamerkan kakinya yang jenjang. Bahu dibiarkan terbuka dengan dada yang sedikit mengintip. Kalung berlian dengan liontin kecil seperti daun membelit mawar yang dikelilingi berlian.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kau selalu cantik Agnie. Wajar saja banyak yang berlomba menjadi client kita." Feliks menatap Agnia dari pintu memperhatikan Agnia yang tengah bercermin.
"Kalian keluarlah." Agnia mengisyaratkan pada maid yang membantunya.
"Grandpa bisakah membatalkan acara ini?"
"Sudah terlambat, ballroom sudah penuh Agnie."
Agnia berdiri bersedekap dada seolah menantang Feliks. "Lantas kenapa kau malah kesini?"
"Memastikan kau tidak kabur" Feliks tersenyum.
"Apakah pengawalmu yang berjaga didepan pintu itu masih kurang? Bahkan ada Pedro ikut berjaga."
"Kau wanita paling cerdas di bumi, mana bisa aku percayakan kau begitu saja pada mereka."
"Aku akan datang Grandpa tenang saja, mulai saja pertunangan cucumu."
"Kau tidak penasaran siapa yang menjadi tunangan cucuku?"
"Tidak, bahkan cucu mu saja aku tidak kenal, kau tidak pernah mengenalkannya."
"Stevy, cucuku. Kau mengenalnya?"
"Stevy cucumu?"
"Begitulah."
"Kenapa kau baru memberitauku?"
"Kau tidak pernah bertanya."
Agnia kesal kenapa selama ini tidak mencari tau siapa cucu Feliks dia terlalu mengabaikan hal sepenting ini.
"Itu berarti kau menjodohkannya dengan?" Agnia tercekat saat akan menyebut nama Ares.
"Ya kau mengenal pria itu dengan sangat baik. Karenanya kau kabur bukan?"
"Sudahlah berhenti membahas hal tidak penting ini Grandpa, kita selesaikan lalu aku akan pergi malam ini juga."