47 - Geheim

4.9K 182 6
                                    

Matahari menyapa melalui celah jendela yang terbuka, mata Ares perlahan bergerak, berkedip beberapa kali menyesuaikan penglihatannya. Mengedarkan pandangannya pada ruangan yang luasnya sama seperti kamar tidurnya di kastil Evgene. Tepat pada dinding tengahnya terdapat lukisan seorang wanita cantik yang tengah tersenyum. Pria itu menyibak selimutnya, bergerak bangun walaupun sedikit meringis menahan sakit. Ada yang janggal, bukannya Agnia bisa menyembuhkan luka dalam sekejap mata?

Ah ya wanita itu kehilangan emerald eyesnya saat kecelakaan, lebih tepatnya rusak dan berada di tangan Leo. Ares mendengar suara teriakan banyak orang, dominan pria. Dari jendela terlihat beberapa pria tersusun rapi dengan badan tegapnya, berotot sempurna bertelanjang dada. Mereka tengah berlatih beladiri, tepat dihadapan mereka berdiri seorang wanita, dengan baju serba hitam dan masker menutupi setengah wajahnya.

Tak perlu menebak lama, Ares tau betul itu Agnia. Wanita itu memang terkadang memakai masker saat melatih para bodyguard nya, jika ditanya kenapa? Jawabannya membuat Ares ingin menggigit bibir wanita itu.

"Jika mereka melihat wajahku akan sulit berkonsentrasi, yang lebih parahnya mereka membayangkan bercinta denganku" dengan senyum nakalnya Agnia menggoda Ares.

"Lord, maaf sarapan anda mau kami antar ke kamar atau ruang makan dibawah?" Suara seorang maid tak kunjung membuat Ares menoleh, pria itu masih setia mengagumi wanita di tengah lapangan mansion.

"Lord maaf—"

"Aku tidak lapar."

"Tapi Nona Queen—"

"Biarlah aku makan dari tangan istriku jika dia menginginkanku makan." Ares tersenyum sambil menatap Agnia yang serius melatih para bodyguardnya.

Wajah Agnia yang dipenuhi keringat tak mengendurkan semangatnya. Wanita cantik itu murka melihat para bodyguardnya kalah dalam perkelahian.

"Istirahatlah sayang, kau terlihat lelah."

Suara itu terdengar tepat ditelinganya, Ares memeluknya dari belakang sambil melayangkan kecupan kecil di daun telinga istrinya.

"Aku sibuk Lord, mohon jangan menggangguku." Suara dingin itu tak berarti apapun untuk Ares. Pria itu malah membalik paksa tubuh Agnia, mengelap keringat di dahi wanita itu dengan saputangan. Lalu melepas sebelah tali maskernya, tanpa bertanya Ares mencium bibir istrinya sekilas, namun membekas. Pria itu tersenyum memasang kembali tali masker seperti semula.

Para bodyguard yang melihat kejadian itu hanya bisa menahan nafas, mereka semua tau status Agnia sebagai istrinya Ares karna selama Agnia koma, Ares yang menggantikan posisi Agnia.

"Kau bersikap tidak sopan Lord!" Bentak Agnia.

"Tapi kau suka kuperlakukan demikian My Lady?" Ares tersenyum, apalagi saat Agnia membuang mukanya, menyembunyikan senyumannya dibalik masker.

"Latihan selesai, kalian boleh istirahat."

"Siap, My Queen!" Seru mereka lalu melangkah mundur teratur.

Agnia beralih menatap Ares, "Dan kau Lord kembali ke kamarmu, istirahatlah."

"Aku akan kembali ke kamar jika bersamamu."

Agnia menghela nafasnya, pria yang melindunginya ini memang tak bisa dikasih hati sedikit saja. Alhasil malah seenaknya seperti sekarang.

"Baiklah, tapi jangan merangkul ku." Agnia melepas paksa tangan Ares di pinggangnya.

"Arrgghhh." Jerit Ares sambil memegang perutnya.

Agnia menggeram, ia tau pria itu sengaja berpura pura, tapi mau bagaimana lagi jika Ares tidak melindunginya mungkin ia akan terluka parah bahkan kehilangan nyawa.

Emerald EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang