49 - Jealous

5.3K 166 4
                                    

Di dalam private jet milik Rizell group, Agnia dan Ares duduk berhadapaan dengan meja persegi menjadi penghalang.

"Queen, Mr. Xander setuju melanjutkan kontrak kerja sama jika kau bersedia berkencan dengannya." Leo memecahkan lamunan keduanya.

Ares melirik Leo disebelahnya. "Kencan tidak ada hubungan dengan bisnis."

"Sampaikan padanya aku bersedia." Kedua pria itu menatap Agnia heran, lebih tepatnya Ares menatap murka seolah bertanya kenapa?

"Tapi Queen, kau ha—"

"Aku bersedia masih belum jelaskah?"

"Seharusnya pimpinan Rizell group harus profesional, bukan mencampuri masalah pribadi kedalam bisnis."

"Dimana masalah pribadinya Lord? Aku hanya melakukannya untuk bisnis lagipula aku tidak butuh pendapatmu."

"Ingat Queen, kalau kau melakukan ini hanya karna takut Rizell group hancur, aku bisa membantu tanpa harus berkencan denganmu." Ares menekan empat kata terakhir kalimatnya.

"Kita sudah pernah membahasnya. Keputusanku tetap sama aku tidak butuh bantuanmu Lord." Wanita itu berdiri berjalan menuju toilet.

Saat Agnia hendak keluar dari toilet, Ares mencegahnya dan mendorong wanita itu. Berada di toilet pesawat yang sempit membuat Agnia gerah bukan main, amarahnya memuncak.

"Aku mau keluar."

"Kita harus bicara."

"Tidak disini."

"Jangan mempermainkannya Agnia, aku tau siapa dia sebenarnya."

"Aku tidak takut."

"Aku yang tidak rela kau disentuh olehnya."

"Aku bisa jaga diri."

"Wanita keras kepala!" Ares meraup bibir Agnia seketika wanita itu terkejut, lumatan kasar itu menyalurkan kemarahan Ares, tapi Agnia enggan membalasnya.

Ares berhenti saat peringatan dari pilot mereka tengah melewati cuaca buruk dan harus kembali ke tempat duduk.

"Pria kasar!" Bentak Agnia.

"Wanita keras kepala!"

Sampai di kursi pesawat keduanya memancarkan atmosfer dingin. "Kalian bertengkar?" Leo memang suka cari mati.

"Tidak!" Jawab keduanya kompak.

Ketiganya hening hingga pesawat mendarat di Paris. Sebuah helicopter siap menjemput, Leo memperketat pengamanan pada Agnia karena musuh mereka mengincar Agnia.

Hotel bernuansa emas, suara music classic terderngar di penjuru ruangan.
Para wanita tamu undangan dengan dresscode gaun putih perlahan memenuhi ballroom luas nan megah.

Wanita dengar rambut coklat terurai bergelombang memasuki ruangan, seperti biasa mencuri perhatian semua yang hadir. Termasuk Mr. Xander yang tersenyum dan langsung menghampiri tamu spesialnya. Agnia dengan balutan gaun berwarna putih polos lengan panjang bagian dadanya tertutup rapat sangat elegan meskipun bagian punggungnya terbuka dihiasi kristal mewah.

"Sungguh kau berhak mendapatkan tempat spesial dihatiku, my Queen." Pria itu mengulurkan tangannya.

Diseluruh dunia telah tersebar kecantikan seorang Queen Agnie Grizelle pemilik Rizell group yang hanya bisa memenuhi khayalan para pria karena tidak bisa memilikinya.

Agnia menyambut jabatan tangan pria itu sampai akhirnya ditepis oleh Ares.
"Dia bukan wanita yang bisa kau sentuh."

"Kau hadir juga Lord." Pria itu menyapa Ares dan memeluknya. Keduanya teman akrab semasa kuliah.

Emerald EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang