33 - Perjodohan

7K 273 1
                                    

Setelah acara tukar cincin, Feliks mengenalkan Agnia dan Ares pada beberapa rekan bisnisnya.
Lelah menyapa para tamu, Ares menarik Agnia untuk berdansa dengannya. Agnia dengan terpaksa menuruti walaupun tatapannya masih saja mengisyaratkan permusuhan.

Alunan musik lembut terdengar telinga membuat siapapun hanyut di dalamnya. Lengan Ares memeluk pinggang Agnia posesif dan tangan Agnia melingkar di leher Ares. Agnia melirik Leo yang berdansa dengan Stevy,

Hell.. Leo?

Banyak hal yang menjadi pertanyaan Agnia.

"Masih belum bisa memaafkaanku?" Suara bariton itu membuat Agnia menoleh padanya.

"Kau pikir setelah semua yang kau lakukan, kau pantas dimaafkan?"

"Aku tau aku salah, terlalu lama menyimpan rahasia ini darimu."

"Sekarang jelaskanlah."

"Aku lelah dua minggu ke seluruh penjuru dunia mencarimu sayang."

"Itu belum seberapa dan kenapa hanya kau yang tidak bisa terlihat di permata hijauku?"

Sudut bibir Ares terangkat, "kau mencariku hm?"

"Aku cuma penasaran, saat denganku saja kau bisa muncul di layar itu. Tapi jika aku tidak ada maka kau pun tidak terlihat seperti di telan bumi."

"Aku selalu dihatimu sayang, aku tidak bisa jauh darimu." Ares membelai pipi Agnia.

"Aku serius."

"Nanti aku ceritakan, sekarang bisakah aku meminta ciuman dari tunanganku?"

"Jangan menuntut lebih, aku bersedia bertunangan denganmu saja harusnya kau bersyukur."

Ares menempelkan dahinya dengan dahi tunangannya bahkan hidung keduanya bersentuhan.

"Kau tidak merindukan hal ini sayang?" Ares mendekatkan bibirnya hampir menyentuh bibir Agnia.

Agnia ingin menjauh namun tubuhnya merespon berbeda.

Sial! Selalu saja terbuai sentuhannya.

Agnia berdehem, melepaskan pelukan Ares di pinggangnya.

Berjalan ke arah Leo yang berdansa mesra dengan Stevy. Agnia menarik lengan Leo paksa.

"Kau otak dari semua ini kan? Jelaskan padaku semuanya."

"Hei pelan-pelan My Queen masih banyak tamu disini."

Dengan penuh rasa penasaran, disinilah mereka, di rooftop hotel dengan kolam renang luas menghiasinya.

Di sofa samping kolam renang Agnia duduk bersama Zenya, Leo dan Stevy, Brian juga ikut hadir.

"Kemana pria bangsawan itu?"

"Sebentar lagi Queen, baru saja bertemu kau sudah rindu saja." Ledek Brian.

"Pertama kali dalam sejarah bertunangan dalam keadaan marah." Leo menambahi sambil terkekeh.

Agnia hanya mencibik, kesal menjadi bahan candaan mereka

"Jangan menggoda tunganganku." Suara Bariton itu terdengar di telinga Agnia.
Ares memeluk Agnia dari belakang.

"Kau ingat moment ini sayang? Saat di Newyork, hm?"

Seketika pipi Agnia memanas,

Kejadian memalukan itu bagaimana bisa dilupakannya.

Dilecehkan pria yang sialnya menjadi tunangannya sekarang.

Ares mengecup pundak telanjang Agnia. Kemudian melepas jas nya. Zenya yang mengerti langsung berpindah di sebelah Brian. Ares duduk di samping Agnia dan memasangkan jasnya di bahu Agnia.

Emerald EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang