Meskipun Jean merasa tak enak hati telah membasahi rambut Keenan dan menampar pria itu, tapi tak bisa di pungkiri jika gadis itu juga senang berlipat-lipat ganda. Bahkan Jean tak berhenti menendang-nendang kakinya di kasur sembari menunggu balasan dari keenan.
”Kenapa kamu kayak cacing kepanasan di kasur? Nanti kasurmu patah, tau rasa,” celetuk Keenan yang tiba-tiba muncul di ambang pintu, pria itu lalu bersandar di sana.
Jean berdecih. Dia kemudian bangun dari rebahannya. ”Semuanya udah bersih. Lantai, tv, lemari, bipet, semuanya udah bebas debu.” Keenan mengangguk-angguk.
”Kalau gak salah, kamu besok libur kan?” tanya Keenan memastikan.
Jean menatap pria itu curiga. Kenapa nih? Jean mau di apain nih? Di jadiin babu seharian penuh? Atau di jadiin tukang bawa belanjaan?
”Kenapa?”
”Tiba-tiba saya kangen orangtuamu, ganti baju gih. Kita kesana sekarang.” Jean memperhatikan gelagat Keenan yang biasa-biasa saja. Kok tumben sih, tiba-tiba ngajak ke rumah orangtuanya? Itu beneran mau ketemu mereka atau ketemu kakaknya?
”Nan, lo kesono bukan mau ketemu kak Jena kan?” Keenan menggeleng lalu tersenyum tipis.
”Saya mau silahturahmi sama calon kakak iparmu.” Jean tercengang. Silahturahmi dengan calon kakak ipar? Maksudnya pria yang namanya Haedar itu? Loh, tapi darimana Keenan tahu kalau di rumahnya ada Mark?
Jangan-jangan si Keenan kirim tuyul ke rumah buat gangguin Haedar
🔸🔸🔸
Jean terkejut bukan main saat melihat seorang pria yang tampak asing membukakan pintu untuk keduanya.
”Lo siapa ya?” tanya Jean.
”Kamu pasti Jean ya? Adiknya Jena." Jean mengangguk kecil.
”Saya Haedar, dan kebetulan saya pacar kakak kamu.” Jean mematung untuk beberapa detik, jadi kakaknya benar-benar sudah punya yang baru? Waduh, bisa gagal rencana gue buat cerai sama Keenan kalo kak Jena kawin
”Oh iya, ini Keenan. Suami gue.” untuk pertama kalinya Jean memperkenalkan Keenan sebagai suaminya. Kalau boleh jujur sih, Jean males banget bilang. Tapi karena terpaksa harus harmonis sama Keenan, gapapa deh.
”Kok lo yang buka, kakak gue mana?”
”Dia ada di dalem, kebetulan kita lagi diskusi soal pernikahan kita——”
”WHAT?!”
”Jena belum kasih tau kamu ya?” Jean menggeleng cepat.
”Yaudah ayo masuk,” ajak Haedar dan keduanya segera masuk.
”Loh, ada tamu ternyata,” celetuk sang ayah, Keenan dan Jean bersalaman secara bergilir dengan ayah dan mamanya.
”Kak, lo gak bilang kalo mau nikah. Bukannya lo sempet putus? Kok bisa tiba-tiba nikah?” tanya Jean.
”Yaudah, kamu duduk dulu. Nanti kakak jelasin.” Jean menggeleng.
”Gak usah, kita mau ke kamar aja. Lagian ini urusan kalian,” katanya dan Jean menarik Keenan untuk pergi meninggalkan ruang tengah.
Begitu masuk ke dalam kamar, Jean segera menutup rapat-rapat pintu kamarnya agar perbincangan dengan Keenan tak terdengar.
”Astaga dragon ball, Nan! Kumaha ini? Kakak gue mau nikah sama cowok lain, terus lo gimana dong?” Jean mengeluarkan suara paniknya, gadis itu bahkan bolak-balik seperti setrika panas.
”Nan, lo harus cepat bertindak sebelum janur kuning melengkung.” Jean menggenggam kedua bahu pria itu dan menatapnya lurus.
”Terus gimana caranya?”
”Kalau udah gini, terpaksa kita keluarin alternatif terakhir.” Keenan mengerutkan dahinya bingung.
”Apa?”
”Kita culik mempelai wanita waktu lagi di dandanin, nah abis itu gue yang bakal pura-pura jadi kak Jena deh. Gimana?” Keenan nyaris saja tersedak air liurnya saat mendengar ide Jean.
Keenan bahkan hanya bisa geleng-geleng kepala saking tak bisa berkata-kata.
”Dasar wong edan.” Keenan menoyor dahi Jean menggunakan telunjuknya.
”Kamu pikir saya segila itu?” Jean melengoskan napasnya.
”Terus lo punya cara?” Keenan mengangguk.
”Gimana?” Jean melipat tangannya di atas dada.
”Ikhlasin.” gadis itu tercenung mendengarnya.
Gila Keenan, tegar banget lo di tinggal nikah first Lope mu
Jean menarik napas dalam-dalam, dia memperhatikan wajah Keenan sendu.
Meskipun kadang Keenan suka ngeselin, tapi kalau lagi seperti ini, Jean tidak tega. Hatinya tergugah untuk menghibur pria di hadapannya meskipun ia tidak tahu caranya.
Wajar sih kalau Keenan kecewa, mungkin di mulut bilang ikhlas tapi di hati? Who knows.
Lagian Jean juga gak cemburu kok. Serius. Dari awal nikah pun, perasaan hambar saja untuk Keenan. Mungkin karena keenakan bukan tipenya kali ya, makanya Jean sulit jatuh hati. Tapi begitu bertemu dengan Elvano, jantung Jean langsung berdisko.
”Oke!” Jean menepuk tangannya. Gadis itu kemudian merentangkan tangannya.
”Karena gue gak tau cara ngehibur lo, jadi hari ini gue bakal kasih free hug khusus untuk lo.” Keenan tertawa mendengarnya. Pria itu pun langsung bangun dari atas kasur.
”Cepetan, mau gak? Gak mau yaudah, gue tinggal makan——” Jean tercekat tatkala Keenan memeluknya erat.
Grep!
Jean lantas mengusap-usap punggung Keenan lembut.
”Gue bisa jadi temen curhat lo kok, kalo emang lo pengen cerita, gue bisa jadi pendengar yang baik,” ucapnya namun Keenan tak bergeming.
”Nan, peluk sih peluk, tapi jangan kenceng banget dong. Nanti gue gepeng.” Tawa keenan pecah saat mendengar ucapan Jean yang mirip lelucon. Dasar Jean.
”Ajarin saya untuk cinta sama kamu,” bisik Keenan yang berhasil membuat Jean membeku.
🔸🔸🔸
Yah, jean auto gagal cerai cepet soalnya kakaknya mau nikah wkwk
Setelah part sebelumnya banyak momen sama Elvano, sekarang momen Jean sama Keenan dulu ya bestiee. Ini gak kalah gemesin banget. Yang satu kek bocah banget yang satu dewasa tapi prik wkwk
Jangan lupa vote dan komennya bestieeee, ayo ramein lapak ini haha
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Revenge✓
FanfictionBerawal dari balas dendam malah berakhir jatuh hati. Mampukah ia menjaga hatinya untuk tidak jatuh cinta dengan gadis bar-bar yang menjadi istrinya? Start: 08 Des 2020