EMPAT PULUH EMPAT

385 60 6
                                    

Follow : sugartea__

🔸

Ini benar-benar tak terduga. Padahal Jean sudah memperkirakan lahirannya akan jatuh beberapa hari lagi, tapi kenapa jadi jatuh lebih awal? Dan sialnya, tidak ada siapapun di rumah. Tersisa dia sendiri. Elvano kerja dan kakaknya kerja dan Gavin kuliah. Kalau menghubungi orangtuanya, malah ribet di tambah lagi rumah mereka jauh.

Tapi diantara mereka, hanya ada Elvano yang tempat kerjanya tidak begitu jauh dan bisa secepatnya pulang untuk menemani Jean ke rumah sakit.

Akhirnya, gadis itu menghubungi Elvano. Dia benar-benar tak peduli jika mengganggu pekerjaan, karena Jean sudah tidak tahan. Tubuhnya terasa remuk semua.

Halo, El? El gue gak kuat... Ketuban gue udah pecah, cepetan El”

”Lo serius?! Oke! Lo jangan banyak gerak, gue bakal telepon ambulan dan pulang sekarang juga!”

Telepon ditutup, Jean yang terus meringis kesakitan hanya mampu menahan dirinya untuk tidak berubah menjadi godzila. Serius deh, kalau perutnya kosong, mungkin Jean sudah beratraksi untuk meluapkan rasa sakitnya. Tapi untuk kali ini, Jean hanya bisa menangis kesakitan di atas sofa. Meremas perutnya yang rasanya campur aduk.

Duh, ternyata gak enak jadi ibu hamil. Banyak cobaan dan tantangan yang benar-benar buat Jean nyaris frutasi. Kalau bisanya Jean tidur seperti helikopter yang ingin terbang, tapi semenjak perutnya berisi, dia tidak bisa tidur banyak tingkah. Nanti kalau baginya gepeng, bisa berabe.

Beberapa menit kemudian Elvano datang, pria itu bergegas masuk untuk melihat keadaan Jean.

”Jean?!” Elvano panik, matanya membulat ketika melihat wajah Jean yang pucat pasti. Wajah gadis itu basah air keringat.

”El... Sakit banget...” rintihnya nyaris tak bersuara. Elvano lantas menghampiri Jean dan menggenggam tangan gadis itu.

”Iya, bentar lagi ambulannya nyampe, tahan ya?” ujar Elvano sembari mengusap perut Jean.

”Sakit banget ya?” Jean mengangguk, genggamannya menjadi lebih kuat karena dia menahan rasa sakit.

”Kalo gak sakit gue gak bakal nangis, anjir! Gila! Sakit banget...” protes Jean yang frutasi.

”Sakit banget El, ini rasa sakitnya bisa di transfer ke bapaknya aja gak sih? Argh!” Jean menggigit bibir bawahnya. Gadis itu sudah benar-benar tidak tahan dengan kondisi perutnya.

Selang beberapa menit kemudian terdengar suara sirine ambulan, dengan cepat Elvano menghampiri petugasnya untuk segera mengangkut Jean.

🔸🔸🔸

M

eskipun sedang dalam proses persalinan, Jean adalah salah satu pasien yang banyak mengoceh dan heboh. Gadis itu bahkan mengucapkan semua hewan yang ada di kebun binatang tanpa absen.

Ini gila! Jean benar-benar tak sanggup. Mana baginya gak keluar-keluar. Gimana ini? Apa Jean pasrah aja?

”Duh, El sakit banget. Ini kok gak keluar-keluar sih?”

”Dok, kasih minyak kek biar licin. Sakit banget...”

”El tukeran mau gak? Gue capek banget serius. Tenaga gue abis.”

Jean kembali meremas tangan Elvano saat Dokter menyuruhnya untuk mengambil napas dalam-dalam, bersiap untuk kembali mengejan.

”Huft... Kepalanya udah nongol belom Dok? Ini berapa lama lagi saya ngeden mulu? Tenaga saya mulai abis Dok...” Napas gadis itu tersenggal-senggal, keringatnya yang terus bercucuran berulang kali diseka oleh Elvano.

Sweet Revenge✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang