EMPAT PULUH SATU

357 68 16
                                    

Follow : sugartea__




🔸

Jean lega. Ia pikir kandungan akan kenapa-kenapa. Tapi ternyata, bayinya kuat sama seperti ibunya. Meskipun Jean sempat ketakutan di awal. Tapi akhirnya, gadis itu bisa bernapas dengan tenang seperti biasanya.

Kini mereka berdua ada di depan rumah sakit menanti taksi online datang. Walau sebenarnya Jean merasa tak enak hati karena merepotkan Elvano lagi dan lagi.

”El? Lo pegel ya? Gue berdiri aja deh ...” Elvano menahan tangan Jean, akhirnya gadis itu kembali duduk di punggungnya.

Mana tega Elvano membiarkan Jean berdiri menunggu taksi datang? Kalau badannya gak ada isinya sih, gak masalah. Lah ini, udah bawa diri, bawa anak bayi pula di perutnya.

”Emangnya lo gak pegel jongkok terus?”

”Angkat galon aja gak pernah pegel, masa cuma di dudukin lo gue pegel.” Jean lantas tertawa mendengarnya.

”El?”

”Kenapa?”

”Kira-kira siapa yang perempuan yang beruntung jadi pendamping lo?”

”Gak tau, gue gak mikirin hal kayak gitu.”

”Kira-kira, cewek kayak gue ini masih pantes gak ya buat dapet cinta dari orang baru?”

”Maksud lo?”

Jean menarik napas. ”Gue baru sadar. Kalo gue ini problematik. Buktinya, gue gak pernah bersikap baik sama Keenan. Bisa di bilang, gue ini istri yang buruk.” Jean tersenyum getir.

”Gue tau sih, sikap gue kayak gitu karena gue masih belum siap untuk berumah tangga. Tapi kayaknya, gue terlalu berlebihan deh. Pantes aja Keenan nyesel.” Jean mengembuskan napas kasar. Dia kemudian menatap Elvano yang tampak termenung di bawah.

”Pasti lo bosen ya dengerin curhatan gue mulu?”

”Enggak.”

”Tapi El, selama ini gue gak pernah denger satupun curhatan lo ke gue. Kenapa? Padahal gue berusaha jadi temen yang selalu siap siaga kalo lo butuh gue.”

Elvano diam termenung. Untuk beberapa detik pria itu melamun. Entah kenapa, Elvano lebih suka memendam semuanya sendiri. Baginya itu sudah cukup. Itu tidak ingin berbagi kesulitan kepada orang lain. Dia tidak ingin dikasihani atau di kasihi karena kisah pilu di masa lalunya.

Lagipula, Erik sudah cukup. Ia tidak perlu cinta dari siapapun untuk saat ini. Walau sebenarnya ada sesuatu hal yang sering mengganggu pikirannya saat ini, tapi apa mungkin?

Pasti cuma kebawa suasana. Selebihnya nothing.

”El? Malah diem. Nahan boker?” Lamunan Elvano buyar ketika Jean menepuk lengannya.

”G-gue gak punya masalah yang serius-serius amat kok,” bohongnya. Elvano tidak ingin membebani pikiran Jean dengan masalah baru. Masalah keluarganya saja bikin pusing, belum lagi masalah yang berhubungan dengan Keenan. Duh Jean, dia ini gadis bermental baja.

”Masa sih? Kalo lo bohong, pantat lo bisul beranak ye?” Elvano langsung mendecakkan lidahnya.

”Lagian El, gue ini bukan orang asing lagi loh. Kita udah berteman baik kayak Mail Sam Mei-Mei loh. Tapi lo masih aja tertutup soal masalah lo ini, emangnya masalah lo berhubungan sama korupsi negara?” Elvano lantas tertawa, dia hanya geleng-geleng kepala mendengarnya.

”Nanti?”

”Kapan?”

”Kalau perasaan gue udah berubah.”

Sweet Revenge✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang