SEBELAS

1.4K 224 21
                                    

Pagi ini tubuh Jean sudah enakan. Demamnya pun sudah turun dan semua berkat dedikasi Keenan yang merawat Jean semalaman.

Salut sih Jean, ia pikir Keenan akan masa bodoh dan membiarkannya.

Begitu Jean bangun dari tidurnya, gadis itu langsung melihat kasur di sebelahnya. Tidak ada Keenan, tampaknya Keenan bangun lebih dulu.

Jean akhirnya pergi meninggalkan kamar menuju dapur.

"Gimana badanmu? Udah enak?" tanya Keenan yang sedang memasak.

"Semalem, gue gak ngigo yang aneh-aneh kan?" tanya Jean memastikan. Biasanya kalau sedang sakit, Jean itu suka ngigau yang aneh-aneh. Takutnya dia bicara yang tidak pada Keenan.

"Overall, kamu bukan ngigau. Kamu lebih banyak ngerengek sama saya." Jean membulatkan mata, lalu dia coba ingat kejadian semalam.

"Yang merengek kepalanya pusing, minta di pijitin, kakimu pegel, minta di pijitin, yang matamu burem, yang napas mu sesak, kamu udah kayak bayi besar semalam. Untung ada saya, coba kalau kamu sakit pas saya lagi tugas keluar kota, gimana nasib mu?" Jean terdiam sejenak, gadis itu lalu mendatangi meja makan.

Iya. Jean kalau sedang sakit biasanya rewel. Dan orang yang akan begadang untuknya biasanya sang Mama. Tapi berhubung sekarang dia tinggal dengan Keenan, ya sudah jelas Keenan yang akan bertanggung jawab untuknya.

"Apapun itu, makasih."

"Apa?"

"Makasih."

"Kesini dong ngucapin makasihnya." Jean mendengus kasar, gadis itu lalu berjalan menghampiri Keenan yang sedang membuat bubur.

"Bilang apa tadi?"

Jean menarik napas. "M-a-k-a-s-i-h." Keenan tersenyum puas.

"Sama satu lagi," katanya yang membuat Jean bingung.

"Kiss me." sontak Jean langsung tersedak air liurnya.

"Wah gila ya, lo! Cari kesempa dalam kesempitan. Sampai kudanil beranak banyak pun, gue gak akan cium-- chup!" Jean langsung tak sadarkan diri dalam sekejap.

Bruk!

"ASTAGA JEAN!"

🔸🔸🔸

Jean terbangun dari pingsannya tatkala ponselnya terus berdering sejak tadi, bahkan kalau di total, hampir puluhan kali ponselnya berbunyi.

Jean lalu melihat layar ponselnya.

'Mama'

"Ya ampun mama, pagi-pagi nelpon ada apa ya?" Jean segera mengangkat teleponnya.

"Halo, Ma?"

"Jean kamu dimana? Masih di rumah?"

"Iya, Jean ketiduran, padahal tadi udah bangun" sembari menjawab telepon, Jean beranjak dari sofa. Tampaknya Keenan sudah berangkat kerja. Bagus deh, jadi malu Jean tidak berkali-kali lipat.

Jean melihat sebuah note tertempel di kulkas.

Saya berangkat duluan, kalo kamu udah sadar jangan lupa sarapan

"Jean, ini di rumah ada ibu-ibu yang ngomel. Katanya mama nya temenmu, dia nungguin permintaan maaf kamu. Emang kamu ngapain dia, Jean? Wajahnya babak belur gitu, itu semua kamu yang lakuin?" Jean tersedak nasi goreng di mulutnya.

"Apa, Ma? Mamanya Dania dateng ke rumah?"

"Iya sayang ... Katanya dia gak akan pergi sebelum kamu dateng. Mana tidur ayah jadi keganggu, kakak mu juga kerja. Mama sendiri di sini, cepet kesini ya ..."

Sweet Revenge✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang