DUA PULUH SATU

1K 195 22
                                    

Follow: sugartea__

🔸

Pagi ini Erik di suguhkan sarapan yang sangat menggugah rasa lapar di perutnya. Bocah itu pun yang melihat banyak lauk pauk di atas meja tidak seperti biasanya segera duduk manis.

"Uncle Keenan yang masak semuanya?"

"Iya dong, terus siapa lagi?"

"Tapi uncle, ini banyak banget. Nanti bahan makanannya abis gimana?"

Keenan menghela napas, pria itu segera melepas apron cokelatnya yang di kenakan kemudian meletakan susu hangat untuk Erik di atas meja.

"Kan saya waktu itu bilang, kalo kamu mau sesuatu, suruh kakakmu telepon saya. Nanti langsung saya kirim ke rumah mu." Keenan kemudian duduk di sebelah bocah itu.

"Emang beneran gapapa?" Keenan mengangguk.

"Yes! Makasih uncle, Keenan." Erik otomatis memeluk Keenan yang duduk sebelahnya.

Tanpa Keenan sadari, sudut bibirnya tertarik di atas. Pria itu ikut membalas pelukan yang di berikan Erik kepadanya. Entah kenapa, ia merasa senang sekali mendengar suara riang Keenan.

Melihat keakraban dua insan tersebut, Jean tak tinggal diam. Gadis itu segera mengeluarkan ponselnya dan memotret keduanya yang tengah berpelukan seperti Teletubbies.

Cekrek

"Keren juga kalo di jadiin wallpaper." Jean kemudian menggunakan hasil foto barunya untuk di jadikan wallpaper ponselnya.

"Ekhem ..." saat mendengar suara Jean berdehem, Keenan reflek melepaskan pelukannya.

"Kamu lama banget sih di kamar mandi, kamu itu kencing apa bertelur?" protes Keenan tiba-tiba.

"Nan lo bawel banget sih masih pagi, udah kayak guru penjas aja deh," sembur Jean yang menghampiri meja makan dan duduk di sana.

"Buruan makan, biar kalian berdua gak telat." Jean mendesis pelan.

🔸🔸🔸


"Nan?"

"Hm?"

"Makasih."

"Makasih doang?" Jean mengulum bibirnya, dia kemudian melepaskan sabuk pengamannya dan menatap Keenan yang duduk di bangku sebelahnya.

"Gini deh." Jean kemudian meraih tangan Keenan sehingga pria itu sedikit terkejut.

Chup!

Jean mengecup punggung tangan Keenan cukup lama sehingga pria itu tersipu di tempatnya.

"Udah 'kan?" Keenan menahan senyumnya, pria lantas menggeleng.

Jean menarik napas panjang, dia kemudian menangkup wajah pria di hadapannya sambil menatapnya lekat.

Jujur saja, kalau bukan karena keenan banyak membantu Erik, ia tidak mau melakukan hal yang menjijikan seperti ini. Bahkan tadi saat ia mencium tangan Keenan, tubuhnya seketika merinding.

"Saya mau semuanya." Jean melongo.

"Pipi aja gak boleh gitu?" tawar Jean.

Sweet Revenge✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang