Follow : sugartea__
🔸
Jean memandangi dirinya di depan cermin tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Gadis itu tampak sibuk mengukur besar perutnya dengan beberapa pakaian di atas kasur.
Sepertinya Jean harus belanja baju yang longgar agar perutnya tidak terlalu ketat. Ngeri juga kalau bayinya gepeng karena Jean paksa pakai baju ketat.
Sebenarnya sayang sih kalau harus beli pakaian baru, toh hamilnya cuma sembilan bulan. Gak lama lagi, perutnya bakal kempes. Tapi, kalau Jean tetep bersikukuh untuk memakai pakaiannya yang tidak muat, justru akan berisiko ketahuan oleh orang-orang. Kan saat ini dia sedang menyembunyikan kehamilannya dari siapapun. Bisa bahaya kalau usahanya selama ini terbongkar sia-sia karena kelalaiannya.
”Huft ...” Jean menghembuskan napasnya.
”Hampir semua baju udah gak muat, perasaan gue makan juga gak banyak-banyak amat. Tapi kok serasa berubah jadi nyoya Puff sih?” Jean menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Dia kemudian coba menggeledah lemarinya untuk mencari pakaian yang sekiranya masih muat.
”Sebenernya ada sih kaos-kaos oversize, tapi gue mager banget pake celana. Selain ribet, gak nyaman juga.” Jean kembali bercemin. Dia memiringkan posisi tubuhnya untuk melihat seberapa besar perutnya saat ini.
”Gak nyangka, perut gue udah sebesar ini. Padahal dulu, sempet gak yakin bakal mampu buat besarin dia sendiri.” Jean menarik napas.
”Lo kan gak sendirian.” Jean sontak menoleh ke sumber suara. Rupanya itu adalah suara Elvano yang sedang bersandar di ambang pintu.
”Ish El. Lo tuh kalo masuk udah kayak maling aja, mana gak pencet bel segala lagi,” gerutu Jean yang merapikan pakaian di atas kasur.
”Gue udah pencet bel sampe jempol gue kebas. Tapi gak ada tanda-tanda kehidupan di rumah ini, yaudah gue masuk aja. Gue gak mau ya, kejadian hal aneh-aneh sama lo.” Elvano menjelaskan dan Jean tersipu malu di tempatnya.
Caelah El, prikitiw
”Gak mau kenapa-kenapa atau takut kehilangan gue?” goda Jean yang berjalan menghampiri Elvano di ambang pintu.
”Udah ngaku aja, gue juga tau kali,” goda Jean kembali sembari mencolek perutnya.
”Jangan kebanyakan halu.” Elvano menoyor dahi Jean lalu melenggang pergi.
Tak tinggal diam. Akhirnya Jean pura-pura kesakitan untuk membuktikan ucapannya.
”Aduh ... Aduh ... Perut gue keram ... Demi kudanil terbang, sakit banget.” Jean meremas perutnya, dia kemudian pura-pura lemas agar aktingnya terlihat natural.
Mendengar rengekan Jean, Elvano spontan menghampiri gadis tersebut.
”Sakit lagi? Mananya yang sakit? Sini duduk dulu.” Elvano memapah Jean untuk duduk di kasur. Pria itu kemudian mengusap perut Jean dengan lembut.
”Yang mana yang sakit?” tanya Elvano sementara Jean masih pura-pura kesakitan.
”Di sini.” Dengan cepat Jean langsung menarik tangan Elvano dan meletakkan di atas dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Revenge✓
FanfictionBerawal dari balas dendam malah berakhir jatuh hati. Mampukah ia menjaga hatinya untuk tidak jatuh cinta dengan gadis bar-bar yang menjadi istrinya? Start: 08 Des 2020