EMPAT PULUH TIGA

498 79 2
                                    

Jean memutuskan untuk tinggal di rumah selama beberapa hari sebelum akhirnya kembali lagi ke kontrakan. Jean sudah bicarakan hal ini dan orang rumah setuju.

Namun kali ini, dia tidak bisa tinggal secara cuma-cuma lagi. Kakaknya, Jena. Akan ikut tinggal bersamanya. Khawatir kalau tiba-tiba Jean akan kontraksi dan melahirkan.

Seminggu berlalu melepas rindu, kini Jean bersama kakaknya memutuskan untuk kembali ke kontrakan.

Setibanya di sana, Jean bersama sang kakak bergegas masuk ke dalam. Saat Jean membuka pintu, keduanya terkejut tatkala mendengar suara ledakan kecil berserta terompet di dalam.

”Kejutan!” ucap Erik sambil meniup terompet.

”Selamat datang lagi ke rumah, ibu popay.” Jean membekap mulutnya tak percaya dengan apa yang ia lihat. Rumahnya di dekor layaknya ruangan pesta lengkap dengan kue dan beberapa makanan di atas meja.

”Selamat datang lagi, Jean.” Elvano bersuara.

”Jadi ini sejenis pesta penyambutan habis pulang kampung gitu?” ketiganya mengangguk saat Jena bertanya.

”Gak hanya itu, kita bertiga juga udah siapin hadiah kecil-kecil buat lo,” ucap Gavin yang membuat Jean penasaran.

”Bertiga?” tanya Jean.

”Iya, Erik ikut patungan!” lantas semuanya  langsung tertawa.

Gavin kemudian menarik tangan Jean untuk menunjukkan sesuatu di sebuah kamar.

”Buka," titahnya dan Jean langsung membukanya.

Jean membekap mulutnya, dia terkejut sekaligus terharu melihat kamarnya kini di dekor menjadi kamar bayi yang menggemaskan.

Ada keranjang bayi, ada beberapa mainan anak laki-laki, ada tenda kecil, ada beberapa pakaian dan aksesoris anak laki, serta boneka popay yang mendominasi.

”Ya ampun, gue bener-bener kehabisan kata-kata. Rasanya mau ngomong bahasa alien sama kalian, gue bener-bener...” Jean menyeka air matanya. Dia kemudian langsung memeluk ketiganya.

”Makasih pake BGT. Gue bener-bener bingung harus bereaksi kayak apa karena gue lagi hamil, niatnya mau sambil kayang.” Jean kembali menyeka air matanya.

Jean kemudian merentangkan tangan memberi isyarat untuk berpelukan. Akhirnya mereka semua berpelukan seperti Teletubbies.

”Joget pargoy berjamaah kayaknya seru——” Gavin langsung diam saat Jena memukul lengannya.

”Bercanda, Kak.” Gavin tercengir kuda.

”Emang, bayi popay nya kapan lahir sih, Kak?” tanya Erik yang penasaran, sembari mengelus perutnya dia juga menempelkan telinga.

”Sebulan lagi.”

”Kak, dedeknya nendang.”

”Berati dia gak sabar mau main sama Erik.”

”Asik, Erik punya temen main baru.”

Suasana hening, semua orang memperhatikan Erik yang sibuk mendengarkan perut Jean.

”Ada yang mau pizza?” tawar Jena yang memecah keheningan.

”Kalo semisal patungan lagi, kayaknya enggak dulu dah. Tekor gue, kak,” celetuk Gavin.

”Tenang, kakak yang traktir.” semua orang disana langsung tersenyum sumringah.

🔸🔸🔸

Setelah berpesta ria, kini mereka semua kekenyangan sampai tidak bisa bergerak. Beda halnya dengan Erik yang terlelap di sofa. Sementara Jena, gadis itu harus pergi di tengah pesta karena ada urusan. Tapi gak masalah, mau ada Jena ataupun tidak, Gavin akan jadi orang pertama yang menghabiskan semua makanannya.

Sweet Revenge✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang