Setelah di pikir-pikir, Jean pilih untuk merahasiakan perceraiannya kepada orangtuanya karena ia masih belum siap melihat reaksi syok orangtuanya. Apalagi kakaknya, yang ada Jean bakal di sumpah serapah sama Jena karena cerai dari pria super idaman kayak Keenan.
Di dalam kamar, Jean yang tengah mengemasi pakaiannya tiba-tiba teringat oleh Elvano. Barangkali pria itu bisa membantunya mencarikan kontrakan sementara.
Jean akhirnya menghubungi Elvano.
”Halo El?”
”Iya Jean? Ada apa?”
”Kira-kira di daerah rumah lo, ada rumah yang di kontrakin gak ya?”
”Loh? Kenapa tiba-tiba nyari kontrakan? Emang kenapa?”
”G-gue, nanti bakal gue jelasin. Tapi gue butuh kontrakan secepatnya, lo ada?”
”Kebetulan di sebelah rumah gue ada, kemarin tetangga gue baru aja pindah karena kontraknya udah habis. Kalo lo mau, gue bisa ngomong sama pemiliknya”
”Tolong ya, El. Makasih sebelumnya”
”Oh ya, sekarang lo dimana? Apa perlu gue jemput?”
”Sebenernya kalo sekarang rumahnya udah bisa di kontrakin, lo bisa jemput gue”
”Yaudah, gue bakal jemput lo”
Jean pun menutup teleponnya. Gadis itu lanjut mengemasi seluruh pakaian dan barang-barang yang ada di kamarnya.
”Saya gak ada niatan sama sekali untuk ngusir kamu dari sini, kalau kamu mau menetap untuk tinggal di sini, saya persilahkan. Toh, apartemen ini udah ganti nama jadi namamu.” Jean mendongakkan kepala lalu menatap pria yang tengah berdiri di ambang pintu.
”Keenan? Emangnya gue tampak menyedihkan ya?” pria itu mengerutkan dahinya.
”Gue gak mau bergantung hidup sama lo setelah kita resmi cerai, kesannya kayak gue tuh mantan istri yang gak tau diri. Lagian, uang jajan pemberian lo itu, masih cukup untuk menyokong kehidupan sehari-hari gue kok,” ungkapnya sambil menarik napas.
”Tapi saya tulus, gak ada satu niatan untuk menjatuhkan harga diri kamu.” Jean mengangguk paham. Ia paham sekali. Tapi, Jean tak membutuhkan itu semua sekarang. Dia ingin belajar hidup mandiri, dia ingin menjadi gadis kuat pekerja keras seperti kakaknya.
”Sekarang berkas-berkas kepemilikan apartemen dan mobil yang lo kasih mana? biar gue yang urus dan balikin ke lo.” Keenan memijat pelipisnya pening, sulit juga bicara baik-baik dengan Jean yang keras kepala.
”Jean, tapi kalau kamu gak punya pegangan ——”
”Gue bakal kerja Nan. Tolong jangan buat gue bergantung hidup sama lo. Gue mau belajar mandiri, gue mau kerja, gue mau seneng-seneng, gue bakal hidup bebas seperti yang gue inginkan.” Nada bicara Jean mulai meninggi. Tapi gadis itu masih berusaha untuk mengontrolnya agar tidak meluapkan emosinya.
”Sampai sini, paham kan Nan?” Keenan menghela napas, dia menunduk sejenak sebelum akhirnya mengangguk.
”Saya bakal suruh pengacara saya untuk cancel pertemuan sama kamu.” Jean mengangguk lega. Usai semua pakaiannya dan barang-barangnya tertata rapi di dalam koper, gadis itu beranjak dari kasur untuk bergegas pergi.
”Makasih ya, Nan.” Keenan mengangguk lesu.
”Kamu beneran mau pergi malam-malam begini? Kenapa gak besok? Emangnya kamu udah dapet kontrakan?”
Jean mengatur napasnya. Dia kemudian menunjukkan senyum yang berseri di hadapan Keenan. ”Udah kok, lo tenang aja. Gak usah khawatir."
”Biar saya anter sampe lobi.” Jean menggeleng cepat. Dia kemudian mendorong kopernya keluar kamar di ikuti Keenan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Revenge✓
FanfictionBerawal dari balas dendam malah berakhir jatuh hati. Mampukah ia menjaga hatinya untuk tidak jatuh cinta dengan gadis bar-bar yang menjadi istrinya? Start: 08 Des 2020