”Jadi, kamu pakai jaket Levis item sama topi warna coklat? Kalau gitu, harap di tunggu karena mencari orang ganteng di tengah keramaian itu membutuhkan tenaga ekstra.” Jean menutup teleponnya. Gadis itu segera menyimpan ponselnya ke dalam saku celana dan mulai mencari keberadaan sang yayang yang baru tiba di bandara.
Gadis itu meneliti satu persatu penumpang yang mengenakan pakaian seperti deskripsi Elvano. Pokoknya begitu ketemu, Jean mau langsung nemplok kayak anak koala. Biarin mau di bilang alayers atau pamer kemesraan. Yang penting Jean bisa meluk mas yayang secara langsung.
”Duh mana ya, kok gue gak lihat cahaya berseri yang muncul sih? Biasanya yang ganteng kayak Elvano itu cahaya bisa melebihi lampu hajatan. Tapi kok ini——” Jean berhasil menemukan seorang pria yang mirip dengan deskripsi Elvano. Mulai dari topi cokelat, dan jaket levis hitam. Ya! Sudah pasti itu Elvano. Tapi tunggu, kenapa hanya Elvano? Kemana Erik? Bukannya Elvano bilang datang bersama sang adik? Ini kenapa hanya seorang diri saja?
Mungkin si Erik lagi di toilet
Jean berusaha positif thinking. Mungkin Elvano sengaja stay disana dan membiarkan Erik ke toilet sendirian agar Jean tidak kesusahan mencarinya nanti.
Duh gemesnya mau cepet ajak pulang...
Mendadak ide muncul di otaknya, sepertinya seru juga kalau mengejutkan Elvano diam-diam. Seru juga kayaknya.
Jean pun berjalan mengendap-endap menghampirinya.
Grep!
”Astaga, setelah hampir satu tahun kita gak ketemu akhirnya aku bisa meluk kamu lagi... Asli ini mah, aku kangen banget sampai kepikiran dari semalem, aku takut kalau pesawatnya kenapa-kenapa. Tapi syukur deh, kamu sampai dengan selamat aja aku udah lega,” ungkap Jean yang mencurahkan isi hatinya. Rasanya benar-benar lega telah mengungkapkan semua yang ia rasakan sejak semalam. Walau sebenarnya masih banyak ocehan yang belum keluar dari mulutnya. Tapi Jean masih menahan, karena ia tahu kalau Elvano pasti lelah.
Beberapa menit berlalu, namun pria itu tak memberikan tanggapan sama sekali. Aneh. Gak biasanya Elvano diam kayak gini, atau jangan-jangan nahan BAB?
”Tumben nih anak diem-diem aja, lagi gak enak badan kah?” tanya Jean yang membantin. Gadis itu kemudian melepaskan pelukannya dan membalikkan tubuh pria tersebut untuk mengukur suhu tubuhnya.
”El, kamu sakit——” Jean terkesiap saat mengetahui rupa pria tersebut. Benar-benar diluar dugaan. Tubuhnya mendadak stagnan dan rahangnya mengeras.
”K-keenan? K-kok lo bisa disini?” Jean mundur beberapa langkah.
”Kenapa lo mundur? Bukannya gue yang harusnya takut? Tindakan lo barusan itu termasuk pelecehan.” Jean terperangah mendengarnya. Ada apa ini? Kenapa gaya bicaranya beda tidak seperti dulu? Dan kenapa dengan tatapannya? Tatapannya terasa asing.
”Tapi tunggu, gue pernah lihat wajah lo. Wajah lo gak asing buat gue,” katanya seraya meneliti wajah Jean.
Jean yang tak kuasa menahan emosinya, akhirnya menampar pria tersebut tanpa aba-aba.
Plak!
”Brengsek!”
”Lo gila ya?!”
”Iya! Gue gila karena lo bangsat!”
”Bangsat? Barusan lo ngatain gue bangsat?” Pria itu tersulut emosi, tangannya mengepal dan matanya membulat seperti ingin menerkam Jean sekarang juga.
”Kenapa lo gak pergi ke ujung dunia atau mati sekalian——” suara Jean tercekat ketika pria itu mencengkram kerah pakaiannya.
”Denger ya cewek stres, gue gak tau kenapa Keenan bisa tergila-gila sama cewek kayak lo. Tapi yang jelas, cowok yang lo panggil Keenan dari awal itu, disi udah mati!” Pria itu mendorong tubuh Jean hingga tersungkur ke lantai.
”Dan satu lagi, lo gak akan bisa ketemu sama banci lemah itu selagi gue yang muncul. Lo paham?” pria itu melengos pergi meninggalkan Jean.
Namun, tak tinggal diam dan tak terima, Jean segera bangkit. Gadis itu melepas satu sepatunya dan berlari kecil menyusul pria itu.
”Woi brengsek!” plak! Sepatu mendarat tepat di kepala pria itu.
Jean otomatis mengudarakan jari tengahnya saat pria itu berbalik.
”WOI! AWAS YA LO!” Jean langsung melesat, gadis itu berlari secepat mungkin agar tidak tertangkap oleh Keenan yang sama gilanya dengan sang istri.
Bruk!
”Astaga Jean?! Kamu kenapa lari-lari? Di kejar siapa?!” Jean yang tak sengaja menabrak seorang pria yang ternyata adalah Elvano, sontak memeluknya agar pria gila itu berhenti mengejarnya.
”Jean? Kamu gapapa?” Jean mengangguk meski napasnya ngos-ngosan seperti habis lari maraton. Sesekali dia melirik pria yang tengah memperhatikannya dari kejauhan.
”Sebentar El, aku mau istirahat dulu.” Jean menolehkan kepalanya, gadis itu mendapati pria yang sedari tadi mengejarnya terkekeh geli melihatnya yang sedang berlindung.
Jean yang melihatnya spontan mengudarakan jari tengahnya, sengaja. Dia ingin membuat pria itu kebakaran jenggot. Toh dia tidak akan berani untuk mendekat atau membalasnya, wong Jean lagi berlindung sama Elvano. Jadi aman.
Well, niat ingin hidup tenang dengan merantau ke kota orang. Tapi Jean malah mendapat kejutan dengan pria gila yang mengaku bukan Keenan.
Kalau bukan Keenan, terus dia siapa? Kloningannya gitu?
Atau jangan-jangan humanoid?
Atau jangan-jangan emang Keenan punya kembaran?
Ya Tuhan, tolong jadikan ini yang terakhir untuk kami saling bertemu...
🔸🔸🔸
Woi setelah sekian lama akhirnya rampung juga. Alhamdulillah banget, kirain ga akan kelar gak taunya kelar juga...
Sebelumnya makasih buat para readers sweet revenge yang mau bertahan nunggu gua walau gua suka gantungin kalian, rasanya tuh cerita ini kelar lega banget. Hutang gua lunas ke kalian, dan seneng juga bisa kelarin ini story.
Big love buat pembaca setia Sweet Revenge ❤️
Jangan lupa ramein gessss
Oiya mau spoiler season 2🤟
Ayo langsung di gassss
Seeu di season 2 Bundo"
Follow : sugartea__
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Revenge✓
FanfictionBerawal dari balas dendam malah berakhir jatuh hati. Mampukah ia menjaga hatinya untuk tidak jatuh cinta dengan gadis bar-bar yang menjadi istrinya? Start: 08 Des 2020