Follow : sugartea__
🔸
Dua hari berlalu, tapi Jean tak kunjung sadar. Dokter bilang, kalau Jean telat sedikit di bawa ke rumah saki, mungkin nyawanya sudah melayang. Gadis itu cukup kehilangan banyak darah sehingga butuh transfusi darah golongan O. Dan beruntungnya, Jean memiliki dua pria yang golongan darahnya cocok untuknya.
”El, gue gak bisa. Gue rasa, gue harus kasih tau orangtuanya.” Gavin mengeluarkan ponselnya, dia berniat untuk menghubungi orangtua Jean di rumah.
Dengan cepat Elvano merampas ponselnya. ”Lo lupa sama kesepakatan kita?” Gavin mendesah kasar, dia lalu mengacak-acak rambutnya frustasi.
”Y-ya tapi, apa perlu kita diem-diem gini?”
”Iya. Karena Jean sendiri gak mau orang rumahnya tahu perihal perceraian dan kehamilannya. Jadi, mending kita tetep tutup mulut sampai Jean sendiri yang ngomong sendiri.” Gavin mendongakkan kepalanya sambil menatap langit-langit dengan sendu.
”Dasar cewek bego, kenapa dia gak cerita apa-apa ke gue yang udah temenan lama sama dia? Kenapa dia ngelaluin semuanya sendiri?” Gavin menggertakan giginya.
”Gue tau, dari dulu Jean itu selalu di bedain sama kakaknya. Bisa di bilang, orangtuanya pilih kasih dari kecil. Keliatannya mereka emang kayak keluarga harmonis, tapi sebenernya kakaknya itu terlalu dominan di keluarganya. Dia bahkan pegang kendali penuh atas keputusan orangtuanya. Jadi, setiap Jean mau pergi atau ada urusan apapun, dia gak izin sama orangnya melainkan kakaknya. Kakaknya seolah punya remot untuk mengendalikan orang-orang rumah. Sementara orangtua Jean itu, tipikal orang yang gampang patuh atau bisa di bilang, gampang di tundukin gitu aja. Makanya, setiap ayahnya punya bisnis, dia selalu kena tipu,” Jelas Gavin panjang lebar.
Kini Elvano mulai paham. Kenapa Jean segitu tidak inginnya orang rumah tahu mengenai kondisi pernikahan bahkan kehamilannya. Karena pada akhirnya, yang akan bertindak adalah kakaknya. Bukan orangtuanya.
”Dan mungkin, itu juga penyebab Jean nikah sama Dokter gila yang namanya Keenan. Dasar brengsek!” Gavin mengembuskan napas kasar seraya mengacak rambut frustasi.
”Kalo sampe gue ketemu dia, gue bakal hajar dia sampai mampus. Gue gak peduli dia dokter atau anak pemilik rumah sakit sekalipun.” Gavin bersumpah, pria itu mengepalkan tangannya kuat-kuat seolah ingin meninju seseorang.
”Kalau gitu, selain ngelindungin Jean dari Keenan. Kita harus lindungin dia dari kakaknya,” celetuk Elvano dan Gavin mengangguk.
”Oh ya, berati Jean udah gak tinggal sama Keenan?” Elvano mengangguk.
”Dia ngontrak di sebelah gue.” Gavin membelalakkan matanya.
”Lo berdua gak ada hubungan khusus kan?” Elvano menggeleng.
”Gue gak ada waktu buat kayak gitu, fokus gue cuma sama Erik.” Gavin mengangguk paham.
”Bagus kalo gitu, untuk saat ini mending Jean gak usah cinta-cintaan dulu deh. Kasihan gue sama hidupnya yang sekarang, jadi hancur gara-gara si bangsat itu.”
Selang beberapa menit kemudian, keduanya mendengar suara gelas jatuh dari dalam. Sontak, keduanya langsung lari ke dalam untuk mengetahui apa yang terjadi.
”G-gue mau minum. Haus banget sampe kebawa mimpi lagi di padang pasir.” Elvano dan Gavin saling menatap satu sama lain sebelum akhirnya menghampiri Jean.
”Udah deh Jean, lo jangan banyak gerak. Mending lo duduk manis karena sekarang lo punya dua dayang yang bakal siap melayani lo,” ujar Gavin yang mengambil air minum dari dalam tasnya lalu memberikannya pada Jean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Revenge✓
FanfictionBerawal dari balas dendam malah berakhir jatuh hati. Mampukah ia menjaga hatinya untuk tidak jatuh cinta dengan gadis bar-bar yang menjadi istrinya? Start: 08 Des 2020