LIMA

1.4K 246 19
                                    

Supermarket.

Sedari tadi Jean terus menjadi pesuruh Keenan yang mendorong troli kesana kemari. Bahkan sampai trolinya jadi berat karena Keenan bolak- balik memasukan barang yang ia ambil. Tapi Jean tidak mau protes, sebab ia masih merasa bersalah karena telah menendang 'itu' Keenan serta membuat pria itu pingsan akibat kepalanya yang keras seperti batu.

Beruntungnya, Keenan tidak menuntut apapun darinya. Ya, kalau mau menuntut pun, Jean tak punya apapun. Dia kan pengangguran, dapat uang hanya dengan bersih-bersih rumah Keenan.

”Keenan, kepala lo udah gak keleyengan kan?” Keenan hanya meliriknya tanpa bersuara.

”Jika maafku tidak di terima, lantas aku harus bagaimana, Baginda Keelangkung yang terhormat?” Keenan sontak memelototi Jean saat mengganti namanya. Dengan cepat Jean memuat pose peace sambil tercengir kuda.

”Yaudah lah Keenan, gak di maafin gapapa juga sih. Yang penting kan udah ada itikad baik untuk minta maaf.” Keenan memilih abai, pria itu meninggalkan Jean di belakang.

Saat gadis itu ingin berjalan, ponselnya bergetar. Terdapat sebuah pesan masuk di sana.

Gavin belum mandi taktungtwang

|Jangan lupa jam satu, bestai. Awas sampe gak dateng, gue gantung lo di pohon toge

Jean mendesis pelan lalu dia melihat jam di ponselnya. Jam menunjukkan pukul sebelas siang.

Setidaknya masih ada waktu beberapa jam untuk menemani Keenan sebelum Jean pergi.

"Oh iya, pembalut gue habis. Beli sekalian deh, di bayarin sama Keenan ini. Gue bakal ambil sayap yang banyak,” kata gadis itu yang pergi ke bagian pembalut.


Jean akhirnya pergi ke bagian pembalut, berniat untuk mencarinya. Namun alangkah terkejutnya Jean saat melihat Keenan tengah melihat-lihat jenis pembalut di sana hingga mengundang beberapa mata yang ada di dekatnya.

“Kamu sukanya yang bersayap atau enggak?“ tanya Keenan sembari mengangkat dua pembalut bersayap dan tidak bersayap.

”Kalau yang sayap lebih safety, kalo gak pake sayap juga gapapa. Cuma gak bisa terbang,” goda Keenan yang membuat orang-orang di sana tertawa.

Wajah Jean merah padam, tangannya mengepal seolah ingin meninju wajah Keenan. Keenan sepertinya sengaja bicara seperti itu untuk balas dendam dengannya.

Tau sih, balas dendam. Tapi kenapa harus pembalut?!

”Loh, Jean. Ini ada produk baru. Pembalut bentuk celana dalam——” Jean langsung menarik Keenan pergi dari sana.


🔸🔸🔸

Begitu selesai belanja, Jean minta di traktir makan oleh Keenan karena sejak pagi ia belum sarapan. Dan jangan lupakan Jean yang jadi kuli angkat belanjaan sementara Keenan adalah baginda raja yang menyuruh.

Tapi untuk makanan, Jean akan maju di garda terdepan. Dia tidak mau pilihan Keenan.

Sebelum pergi ke tempat makan yang di tuju, Jean sempat searching dulu dan dia menemukan gerai yang baru buka.

Sebelum pergi ke tempat makan yang di tuju, Jean sempat searching dulu dan dia menemukan gerai yang baru buka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sweet Revenge✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang