SEMBILAN

1.3K 211 31
                                    

Usai acara makan malam kelar, Keenan dan Jean pamit untuk pulang. Niatnya sih Jean ingin menginap karena rasa rindu akan kamarnya tak bisa di bendung lagi, tapi apa boleh buat? Bisa-bisa Mama akan mengomel tanpa henti nantinya.

“Kalau gitu kita pamit, Pa, Ma.“ keduanya salim secara bergilir.

“Jena, saya pamit.“ Jena mengangguk, dia tersenyum getir disana. Boleh Jena jujur? Rasanya sakit sekali saat melihat Keenan menggandeng tangan adiknya, bukankah seharusnya yang berada di posisi Jean adalah dirinya?

“Hati-hati.“ jawabnya dengan suara serak.

Jean yang tau penyebab kakaknya jadi dingin segera menyingkirkan tangan Keenan darinya.

“Kita pamit. Dah  ...“ Jean segera menarik Keenan pergi meninggalkan halaman rumahnya.

Jean segera masuk mobil begitu pun dengan Keenan, mengenai perbincangannya tadi di kamar. Jean jadi yakin kalau keduanya itu masih saling mencintai satu sama lain namun terhalang oleh sakit hati Keenan pada kakaknya yang selingkuh. Well, itu wajar. Kalau Jean jadi Keenan mungkin ia akan melakukan hal yang sama.

”Nan, gue mau ngomong serius.”

”Soal apa?”

”Kak Jena.”

”Kenapa dia?”

Jean menarik napas panjang. ”Lo sebenernya udah jujur sama diri lo sendiri belom sih?”

Keenan mengerutkan dahinya. ”Perihal apa?”

”Perasaan lo. Lo masih sayang kan sama Kak Jena? Kalo lo jujur pun gue gak akan marah, karena gue gak mau peduli soal perasaan siapapun kecuali perasaan gue sendiri.”

”Iya.”

”Tuh kan, kenapa kalian gak balikan aja? Gue rela loh mundur, besok langsung cerai mau gak?”

”Itu sudah dulu sekali, sebelum Jena selingkuh. Kalau sekarang, bawaannya benci dan marah, makanya saya gak berani natap matanya lama-lama,” ungkap Keenan yang membuat Jean terdiam di bangkunya.

”Percintaan orang dewasa rumit ya?”

”Gak rumit kalau kedua belah pihak konsisten sama komitmen yang mereka buat sejak menjalin hubungan. Dan Jena, dia termasuk orang yang gak konsisten atas ucapannya sendiri. Dan saya benci sama perempuan yang gak bisa di pegang omongannya,” ungkap Keenan tanpa ekspresi. Pandangannya fokus pada jalanan karena ia sedang menyetir.

Namun Jean, gadis itu tampak berpikir. Kakaknya memang salah. Dia adalah perempuan terbodoh yang melakukan hal konyol dengan cara menyelingkuhi pria sesempurna Keenan.

Lagian, kenapa sih pakai selingkuh? Apa kurangnya Keenan? Cuma karena Keenan sibuk dan susah di hubungi, kakaknya mencari pelampiasan dan berakhir ada rasa? Woah, naif sekali kakaknya itu. Cinta sesaat itu biasanya tak akan bertahan lama.

Dan benar kan? Hubungan mereka sudah berakhir. Kini Jena super duper menyesal telah menyia-nyiakan Keenan.

”Kakak gue emang bego, tapi lo beneran gak buka kesempatan kedua?” Keenan menggeleng tegas.

”Gue kasih tau nih ya, sebelum lo nyesel serumah lebih lama sama gue, mendingan lo cari cara untuk memperbaikinya hubungan kalian. Gimana? Nanti gue bantu deh.” Keenan menggeleng tegas.

”Saya tidak suka menarik ulur hubungan di masa lalu, yang lalu biarlah berlalu. Jena hanya segelintir kenangan pahit yang harus di lupakan.” ucapan Keenan terdengar serius. Kalau begitu, dia akan benar-benar menghapus Jena dari dalam kepalanya dong? Terus nasib Jean bagaimana? Apakah dia masih ada kesempatan untuk jadi pacar Elvano?

Sweet Revenge✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang