DUA PULUH TIGA

945 170 18
                                    

Follow : sugartea__

🔸

Pagi ini adalah waktunya pembalasan dendam kepada Keenan. Meskipun kakinya sudah baik-baik saja tapi Jean tidak akan melupakan kejadian semalam. Kejadian dimana ia lari terbirit-birit sambil menjerit layaknya orang gila. Bahkan dia sampai terjatuh dan mendapati dua luka di tubuhnya.

”Keenan!” panggil Jean dengan sedikit berteriak.

Keenan yang mendengar suara khas tersebut, segera mengecilkan kompor dan mendatanginya.

”Kenapa?” tanyanya sambil berkaca pinggang.

”Gue mau mandi.”

”Terus?”

”Gendong lah, lo gak liat kaki gue?”

Keenan mendengus kasar, pria itu kemudian berjongkok di sisi kasur Jean tanpa protes.

Keenan pun akhirnya menggendong Jean ke kamar mandi.

”Karena kaki gue masih sakit, jadi jangan turunin gue.” Jean memperingati pria itu.

”Sikat gigi gue,” perintahnya dan Keenan langsung mengambilkan sikat gigi warna merah jambu milik Jean.

”Sekalian isiin odolnya.” Keenan menahan napas. Dia harus mengontrol emosinya. Jean terluka pun karena dirinya. Maka dari itu Keenan tidak mau protes sejak tadi. Meksi sebenarnya ia ingin sekali menerkam Jean supaya gadis itu ciut.

”Kamu tau gak? Kalau kamu itu kayak bayi simpanse yang gelendotan sama majikan——” Jean reflek memukul punggung Keenan sehingga pria itu tertawa kecil.

”Air kumuran Nan,” pinta Jean. Dengan cepat Keenan mengisi cangkir kosong dengan air keran.

”Deketan kek ke wastafel. Kayak lagi social distancing aja, gue mau buang jigong nih.” Keenan akhirnya menempel tubuhnya ke wastafel agar Jean bisa membuang air bekas kumurannya.

”Balik ke kamar lagi Nan.”

”Ngapain?”

”Handuk gue ketinggalan dodol.”

Keenan menarik napas panjang. Dia harus banyak-banyak bersabar menghadapi Jean yang sepertinya tengah mengerjainya.

Sabar Nan. Tenang ...

”Anterin lagi ke kamar mandi.” Keenan mengembuskan napas kasar kemudian dia mengantar Jean ke kamar mandi lagi.

”Turunin gue,” ucap Jean sambil menepuk pundaknya.

Keenan patuh, pria itu langsung menurunkan Jean begitu tiba di kamar mandi.

”Sono pergi, gue mau mandi.” Rahang Keenan melorot, matanya membulat hebat saat melihat Jean mampu berdiri sendiri.

”Jadi kamu mau ngerjain saya?” Jean dengan cepat menggeleng.

”Tadi pagi emang sakit, sekarang tiba-tiba sakitnya ilang.” Keenan mendengus kasar. Tangannya membuat kepalan sambil menatap Jean tajam.

”Yaudah sih, Sono cepet keluar. Gue mau mandi karena ada kelas pagi.” Jean berusaha mendorong Keenan keluar dari kamar mandi.

Keenan menarik napas panjang. Pria itu kemudian menatap lekat-lekat Jean yang sedang berusaha mengusirnya keluar.

”Apa liat-liat? Mau gue lempar sikat WC?!”

Saat Jean ingin menutup pintu, tiba-tiba Keenan menerobos masuk ke dalam dan mengunci pintu tersebut.

Sweet Revenge✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang