SATU

2.2K 303 32
                                    

Jean loncat dari kasurnya tatkala melihat jam sudah menunjukkan pukul 08.30, gadis itu segera pergi ke kamar mandi sekedar mencuci wajah dan gosok gigi.

Jam 09.00 kelas paginya akan di mulai, maka dari itu Jean harus bergegas.

Usai mengganti pakaiannya, Jean menyempatkan diri untuk menghampiri seorang pria yang tengah menikmati sarapannya dengan secangkir kopi panas di meja.

Brak!

Jean menggebrak meja, gadis itu lalu menjulurkan jari tengahnya di hadapan pria tersebut.

”Bye, maksimal.” Jean langsung ngacir memakai sepatu. Kalau tidak segera bergegas, dia bisa telat dan di anggap bolos. Duh, jangan sampai deh ya.

Sembari menggunakan sepatunya, gadis itu menghubungi sahabat karib sehidup semati ya. Gavin Ivander. Satu-satunya teman yang setia seperti anjing, bisa di bilang, Gavin masuk di jurusan yang sama dengan Jean agar kalau semisal ada kerja kelompok, dia bisa mengandalkan Jean. Biasalah, anak warnet. Maunya yang instan.

Setelah keduanya gagal masuk kampus negeri, keduanya memutuskan untuk masuk ke kampus swasta dengan jurusan desain komunikasi visual yang biayanya lumayan menguras dompet. Tapi si Gavin, dia mendapat tawaran menjadi operator warnet oleh pemilik warnet yang sering ia kunjungi sehingga Gavin tidak membebani orangtuanya dengan meminta uang jajan.

Beda cerita dengan Jean. Jean harus menikah dengan seorang pria yang seluk beluknya tidak ia tahu, alasan kuat gadis itu menerima lamaran mantan sang kakak adalah untuk membantu kakaknya membiayai pengobatan sang ayah yang harus bolak-balik check up ke rumah sakit.

Dan semuanya karena Jena. Gadis itu yang berulah, Jean yang kena getahnya.

”Halo, Gav? Lo dimana? Udah di kampus?”

Udah lah, Lo dimana?”

”Di rumah, eh gue minta tolong banget. Nanti kalo Pak Tata nya udah dateng, tolong cegat dan ajak ngobrol dulu sebelum gue sampe”

Lah anjir!”

”Gue mohon, nanti kalo ada tugas gambar, gue bakal kerjain setengah punya lo. Gimana?”

Deal!”

Jean segera menutup teleponnya, gadis itu segera beranjak dari jongkoknya.

”Berangkat sama saya. Kebetulan mobil saya udah di panasin dari tadi,” ucap pria itu yang sudah rapi dan siap berangkat.

Jean menarik napas panjang. Kenapa? Kenapa kalau sudah di panasin dari tadi tidak membangunkan? Kenapa diam saja dan tidak ada inisiatif untuk membangunkan nya?

”Keenan, Lo tuh——” Jean otomatis diam saat pria bernama Keenan itu menyodorkan surat perjanjian yang ia tulis semalam.

”Saya ikutin semua peraturan yang ada di perjanjian ini. Apa saya salah?” Jean mengepalkan tangannya, ingin sekali meninju wajah pria di hadapannya, namun Jean bisa apa? Keenan berhasil menyudutkan Jean dengan secarik surat perjanjian buatannya.

Dimana di dalam suratnya tertulis beberapa peraturan yang harus di patuhi oleh Keenan.

Peraturan yang wajib di patuhi setelah menikah:

1. Gak ada kontak fisik, romantis-romantisan kayak orang nikah pada umumnya

2. Gak usah sok asik, sok deket, sok peduli

3. Gak ada yang namanya tidur seranjang, kamar harus terpisah

4. Gak mencampuri urusan satu sama lain

Sweet Revenge✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang