DUA PULUH ENAM

1K 190 40
                                    

Follow: sugartea__

🔸

Semua orang panik tatkala mengetahui Jean masuk rumah sakit. Tadi, orang pertama yang menemukan Jean tak sadarkan diri adalah calon suami Jena yang kebetulan ingin berkunjung ke rumah mertuanya. Dia segera menghubungi rumah sakit untuk menolong Jean serta supir mobil losbak yang juga tak sadarkan diri.

Keenan yang di beritahu hal itupun segera mendatangi UGD untuk mengetahui kondisi Jean.

"Gimana kondisi Jean? Dokternya masih belum selesai?" Jena menggeleng.

"Jean kenapa lagi? Kamu apain adik kamu sampai kecelakaan kayak gini?" tuduh Keenan emosi.

"Jangan mentang-mentang kamu kakaknya, kamu ngerasa berhak atas hidup adikmu. Udah cukup kamu buat dia tertekan, mau sampai kapan kamu terus menekan Jean? Kalau pada akhirnya dia mau cerai sama saya, maka saya akan lakukan itu daripada dia harus seperti ini karena salah satu dari kita egois!" Keenan murka, wajahnya memerah dan tangannya mengepal kuat-kuat.

"N-nan, aku cuma mau dia bales budi atas kebaikan kamu. Apa itu salah?"

Keenan menarik napas kasar, pria itu lalu mencengkram kedua kerah Jena dengan napas yang naik turun. "Kalau sampai Jean kenapa-kenapa, maka saya gak segan masukin kamu ke penjara dengan alasan apapun!" Keenan langsung menghempaskan tubuh Jena.

"Mending kamu pergi, karena saya yakin. Adikmu itu, gak mau lihat muka kamu!" pekik Keenan yang mengusir Jena.

Tak lama kemudian, dokter pun keluar dari dalam sana.

"Gimana kondisi istri saya, dok?" tanya Keenan khawatir.

"Untuk saat ini, kondisinya sudah masih belum stabil. Tapi ada beberapa tulangnya yang patah, dan kami masih menunggu hasil CT scan kepalanya meski kepalanya tidak berdarah." Keenan mengembuskan napas lega.

"Apa boleh saya masuk?"

"Untuk saat ini, belum ada yang boleh mengejuk pasien sampai kondisinya stabil." Keenan mendesah kasar, pria itu lalu mengacak-acak rambutnya frutasi.

"Terus gimana sama bayinya, dok?" sontak semua orang langsung menatap Jena ketika gadis itu angkat suara.

"Bayi?"

"Iya, adik saya itu lagi hamil, dok."

"Tidak, kondisi pasien saat ini tidak sedang hamil." Jena tertegun, begitupun kedua orangtuanya yang tampak terkejut. Jadi perkataan Jean siang tadi itu benar? Kalau ternyata Jean itu memang tidak hamil.

"Kalau gitu, saya permisi." Dokter itu melengos pergi meninggalkan mereka.

"Jadi, Jean ternyata gak hamil anak laki-laki lain? Kamu dapet info darimana Jena? Astaga ... Lihat adikmu sekarang, pasti dia sampai ketabrak gini gara-gara tuduhan kamu," protes sang Mama yang mulai menangis saat mengetahui kebenarannya.

"Apa lagi ini? Kamu bahkan nuduh adik kamu sendiri hamil anak orang lain di saat aku gak menyimpan curiga apapun sama dia?" Jena tertunduk lesu. Gadis itu kini merasa amat bersalah pada adiknya.

"Denger dulu, Nan. Dengerin penjelasan aku, aku denger sendiri Jean yang ngomong. Dia bilang dia hamil--" Keenan menarik tangan Jena secara kasar. Pria itu membawa Jena menjauh dari UGD dan mendorongnya hingga gadis itu tersungkur.

”Untungnya saya masih bisa menahan diri, andai kamu laki-laki. Mungkin saya sudah hajar kamu sampai babak belur.” Keenan pergi meninggalkan Jena di sana.

🔸🔸🔸


Tiga hari berlalu, akhirnya Jean sadar. Dan hal itu membuat Keenan yang terus terjaga di sisi Jean sampai-sampai mengesampingkan pekerjaannya untuk mengetahui kabar terkini mengenai Jean.

Sweet Revenge✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang