TIGA PULUH SATU

481 92 18
                                    

Follow: sugartea__

🔸

Kalau di bilang malas, Jean sangat malas pulang ke rumah hanya untuk membujuk kakaknya yang tidak mau keluar kamar Karana terus menangis, menyesali pernikahannya yang gagal karena Haedar ketahuan selingkuh.

Sebenarnya Jean tak peduli, mau kakaknya nangis sambil salto atau kayang pun, Jean sudah tidak peduli lagi. Habis gimana ya? Kakaknya itu pernah membuat Keenan sakit hati. Dan mungkin itu balasannya.

Tapi akhir-akhir ini, dia nempel terus sama Keenan. Jean jadi khawatir deh kalau kakaknya CLBK lagi sama si mantan.

Duh, jangan sampai deh. Kalau perlu Jean bakal cari kandidat istri pengganti begitu mereka cerai.

Tok!

Tok!

Tok!

"Kak? Ini gue. Gue jauh-jauh dari rumah, karena mama nelpon gue kalau lo ngurung diri di kamar," ucap Jean dengan nada sedikit meninggi.

"Kenapa sih kak? Lo harus nyusahin gue terus? Kalo lo gagal nikah karena si Haedar ternyata selingkuhin lo, mungkin itu balesan lo karena lo pernah nyakitin Keenan. Sekarang semuanya impas kan?" Jean menarik napas panjang.

Dia kemudian mendengar suara pintu terbuka.

Plak!

Wajah Jean terhempas ke sisi kanan usai mendapat tamparan tiba-tiba dari sang kakak.

"Jaga omongan kamu ya." Jena memperingatkan.

Jean terkekeh geli, lalu menenggakan kepalanya. "Kalo lo mau gue jaga omongan, lo gak usah nyusahin gue. Bisa kan? Hidup gue udah rumit ya karena ulah lo, dan gue gak mau peduli soal apapun tentang diri lo. Kita udah dewasa, jadi kalo lo ada masalah, lo selesaiin sendiri," kecam Jean yang mendorong dada kakaknya dengan jari telunjuk.

"Dan satu lagi, mulai sekarang jangan deket-deket sama Keenan."

"Kata lo, lo bakal secepatnya cerai sama Keenan?" Jean langsung terdiam mendengarnya. Tangannya mengepal dan matanya menyipit.

Wah, gak beres nih kakaknya. Kayaknya gara-gara di selingkuhin sama Haedar, dia mau cari pelampiasan. Gak bisa. Pokoknya Keenan gak boleh balikan dengan kakaknya.

Jean sendiri yang akan turun tangan jika Keenan mengulang kesalahan yang sama dua kali.

"Wah, pertanyaan lo out of the box banget. Kenapa? Pengen ya, punya suami kayak gue?" Jean sengaja memancing kakaknya.

Jena merapatnya mulutnya, matanya menatap sengit sang adik.

"Gue--" belum selesai bicara, Jean sudah memutus ucapannya.

"Sayangnya gue gak akan cerai sama Keenan," ucapnya sambil memasang wajah meledek.

Jena tampak terkejut mendengar penuturan yang terdengar serius dari adiknya, padahal sebelum-sebelumnya, Jean kekeh untuk bercerai. Ada apa? Karena Jean sudah cinta dengan Keenan? Itu makanya dia tidak ingin bercerai?

”Lo udah cinta sama Keenan?” Jean tertegun. Dia menatap lurus sang kakak. Ini kalau di jawab jujur Jean cuma pura-pura, pasti kakaknya gatal, dan Keenan jadi susah move on. Tapi kalau Jean bilang cinta, nanti tiba-tiba Keenan dengar gimana? Nanti orangnya ge-er lagi. Kan malu. Lagian Jean juga belum sepenuhnya move ini dari si Elvano. Hatinya udah kecantol.

”Lo kenapa sih, banyak tanya?”

”Tinggal jawab, iya atau enggak. Apa pertanyaan gue susah?”

Jean menarik napas panjang, dia kemudian mengepalkan tangannya. Mending lanjutin bohong deh, biar kakaknya gak banyak tanya dan langsung diam.

Sweet Revenge✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang