So Far Away
Happy Reading.
.
.
.
.
.
"Gimana rasanya di lupain? Enak?" tanya Yoongi dengan senyum mengejek di wajahnya.
Jin yang tadinya tengah belajar menoleh kearah pintu kamarnya yang tiba-tiba saja terbuka. Matanya menatap tak suka pada kehadiran orang yang tadi sempat mengejeknya di meja makan.
"Mau ngapain kakak kesini?" tanya Jin sengit.
"Gue cuma mau nengokin lo yang abis dilupain sama mama." Yoongi menutup pintu kamar Jin rapat-rapat dan berdiri tepat di depan pintu itu sambil menyeringai.
"Gimana rasanya? Enak nggak?"
Jin menatap tak percaya pada kakak tirinya itu. Jelas sekali sekarang dia tengah mengejek Jin perihal apa yang terjadi di meja makan.
Dilupakan oleh ibu sendiri. Sebetulnya Jin ingin sekali berteriak menyerukan segala sakit dan juga rasa tak adil yang ia rasakan. Tapi percuma, di rumah baru ini tak ada yang mengerti dirinya. Bahkan ibu kandung yang telah mengurusnya selama ini sekalipun.
Bagi orang mungkin Jin berlebihan mengenai semua yang ia terima belakangan ini. Tapi, bagi dirinya sendiri itu adalah hal yang sama sekali tak ingin ia dapatkan.
Jin kini bangun dari posisi duduknya dan berdiri agar bisa berhadapan langsung dengan kakak tirinya yang tak menyukainya itu.
"Adek salah apa sih sama kakak? Adek nggak pernah loh jahatin kakak, terus kenapa kakak sampe mau rebut mama dari adek? Kita bisa berbagi kak." ucap Jin.
Yoongi terkekeh mendengar itu, "Gue nggak suka sama kasih sayang yang di bagi. Lo tahu? Gue tuh nggak suka sama yang namanya pernikahan kedua. Gue nggak suka ada hubungan dengan nama 'tiri' dalam hidup gue." sentak Yoongi.
Beruntung seluruh kamar di rumahnya kedap suara, jadi Yoongi tak perlu takut ketahuan oleh orang tua mereka.
"Kalo kakak nggak bisa terima adek sama mama, kenapa kakak setuju sama pernikahan mama papa? Kakak kan bisa nolak."
"HEH! gue nggak bisa nolak permintaan papa bego. Lagian juga gue cuma nggak terima sama kehadiran lo. Kalo urusan mama, gue bisa terima mama dengan senang hati kok."
"Dan, kayaknya sebelum gue bisa dapetin mama sepenuhnya, gue akan tetap jadi musuh lo. Gue bakalan bikin lo menderita. Camkan itu adek gue yang bego.."
Jin menatap tak percaya. Benar kata orang-orang, saudara tiri itu jarang sekali yang baik. Kalaupun ada, itu pasti karena kedua belah pihak menerima semua ketentuan keluarga dengan baik. Dan mungkin ini kesialan bagi Jin karena mendapatkan salah satu dari saudara tiri yang tak menerima kehadirannya.
Sebenarnya bisa saja Jin mengajak ibunya pergi dan meminta wanita itu untuk memilih hidup berdua saja bersamanya. Ia yakin Shin Ah ibunya akan menurutinya. Tapi, setelah sekian lama ibunya bisa kembali tersenyum bahagia, dan Jin tak tega untuk merenggut itu.
Ia masih punya hati. Ia ingin ibunya terus bahagia dalam hidup. Dan untuk melihat ibunya bahagia, mungkin ia bisa tahan sakitnya. Lagian, berkorban demi ibu sendiri itu tak salah 'kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
So Far Away [END]
Fanfiction*Bisa follow dulu sebelum baca Jinseok tahu jika luka dan sakit hati lumrah untuk di dapatkan manusia. Tapi, Jinseok hanya ingin ada orang yang menemaninya saat ia terluka. Tapi apa? Pada kenyataanya ia hanya sendirian. Tak ada yang menemaninya, b...