So Far Away
Happy Reading.
.
.
.
Yoongi terduduk sembari memukul dadanya yang sesak. Ia tak hentinya menangis melihat sang adik yang kini masih dalam dekapan ibunya.
"Pah, tuhan jahat banget ngambil adek. Kakak nggak mau kehilangan adek pah. Nggak mau.."
Jung Deok tak bisa berkata ataupun hanya sekedar menenangkan anaknya. Ia sungguh tak bisa melakukan apapun selain diam dan meratap.
Malam ini, tanpa Jung Deok pernah duga ia harus kehilangan harta berharganya. Ia telah kehilangan salah satu putranya, dan itupun terjadi tanpa bisa Jung Deok cegah.
Ia pengecut.
Ia memang kepala keluarga yang tak berguna.
Jelas terlihat senyum samar Jin yang masih ada di wajah anak itu. Terlihat lugu dan juga bersih. Anak itu terlihat seperti baru terlahir.
"Pah.. anak mama nggak ada lagi, anak mama meninggal di depan mama.. dia meninggal di dekapan mama.." ucap Shin ah putus asa.
Tubuh Jin masih hangat di peluknya. Namun, mata itu dan juga detakan jantungnya tak lagi bisa Shin ah rasakan. Ia ikut hampa setelah kepergian Jin. Ia menderita ditinggal putranya seperti ini.
Jujur saja, Shin ah sedikit kesal pada takdirnya. Ia kesal dengan kebodohannya. Seandainya ia tak menikah, maka ia tak akan pernah melupakan Jin, kasih sayangnya tak akan terbagi, dan yang paling penting Jin tak akan pernah kesakitan seperti yang ia saksikan selama ini.
Ingatannya membuyar. Ia ingat saat pertama kali Jin terlahir. Anak itu adalah bayi tertampan yang pernah Shin ah lahirkan. Ia bahkan begitu ingat pada senyuman pertama anak itu yang begitu menawan.
Tapi..
Ia tak akan bisa melihat senyuman Jin lagi sekarang.
Anaknya telah pergi.
Buah hatinya telah tiada.
"Mah, Kak.. papa tau, kalian pasti sedih sama kepergian adek. Tapi, kasian adek kalo kalian tangisi kepergiannya. Adek perlu kalian tersenyum. Adek perlu hati kalian relain dia.." ucap Jung deok.
"Papa sama sedihnya sama kalian. Tapi, kasian adek. Kita harus mengurus pemakaman adek sesegera mungkin. Kita harus antarkan adek untuk terakhir kali.."
"Papa mohon.." Jung Deok menatap istri dan anaknya.
"Papa mohon relain adek.. relain dia."
Munafik jika Jung Deok mengaku ia tegar. Nyatanya ia ikut tersayat dengan kenyataan ini.
Jin bukan lagi milik mereka.
Jin telah meninggalkan mereka.
Selamanya.
.
.
.
.
Pemakaman Jin tak terlalu ramai di hadiri. Hanya beberapa kerabat dekat dan juga teman-teman Jin saja yang ada. Semuanya mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya, dan dari kejadian itu semua teman-teman Jin yang membencinya merasa bersalah dengan perlakuan mereka selama ini.
Tapi, semuanya sudah terlambat kan?
Yoongi dan Shin ah kini tengah berada di kamar Jin sembari meratapi keadaan saat ini. Baju hitam tanda duka masih dikenakan keduanya, bahkan bau keringat mereka juga ikut mewarnai suasana, mengingat tak ada yang ingat apapun. Bahkan mandi juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
So Far Away [END]
Fanfic*Bisa follow dulu sebelum baca Jinseok tahu jika luka dan sakit hati lumrah untuk di dapatkan manusia. Tapi, Jinseok hanya ingin ada orang yang menemaninya saat ia terluka. Tapi apa? Pada kenyataanya ia hanya sendirian. Tak ada yang menemaninya, b...