So Far Away
Happy Reading.
.
.
.
.
Jin duduk termenung bersandar pada bantal. Pandangannya sejurus pada jendela luar dimana kini dua ekor burung tengah saling terbang mengejar satu sama lain. Terlihat bahagia dan bebas hingga membuat sudut bibir Jin membentuk kurva senyuman yang samar.
Jin suka pemandangan lembut di pagi hari.
Omong-omong, Jin baru saja sadar satu hari yang lalu. Menghabiskan waktu satu minggu penuh terbaring dengan keadaan simpang siur, akhirnya Jin membuka mata pada malam dimana katanya bulan purnama muncul.
Itu hari yang agak istimewa memang.
"Ngelamun aja, mikirin apa lo?" sebuah suara menginterupsi kegiatan Jin. Orang itu yang baru saja habis dari toilet melangkahkan kakinya dan duduk di sofa dimana ponselnya terletak.
"Bukan apa-apa kak," suara lemah Jin terdengar.
Yoongi, orang yang tadi baru dari toilet itu berdeham saja akan jawaban sang adik. Ia tak tertarik lagi membahas topik barusan lebih lanjut. Baik bersantai saja sebelum orang tuanya datang dari ruang dokter. Yoongi rebah.
"Kak, mama sama papa—"
"Lagi ke ruangan dokter Kang. Katanya dia mau ngomong sama mama papa," Yoongi menjawab pertanyaan Jin sebelum empunya selesai bertanya. Hal itu tentu saja membuat Jin kembali diam dan menatap kearah luar jendela lagi. Tapi, burungnya sudah pergi. Jin hanya menatap awan saja.
Tatapan sendu Jin mengundang perhatian Yoongi yang tadinya ingin tidur. Semenjak terlibat dengan anak ini dalam kurun waktu satu minggu penuh, Yoongi jadi agak menyimpan peduli padanya. Sebut saja kepedulian sebagai manusia yang saling mengenal satu sama lain. Lagian ia juga sudah terbiasa. Ia yang sudah menjaga Jin dalam waktu yang lama.
Satu minggu itu sebenarnya juga adalah satu minggu penuh ketegangan. Beberapa kali Jin collaps hingga di bawa ke ICU. Dengan segala upaya dan juga tangis tak henti dari ayah dan ibunya, anak itu akhirnya mau membaik di hari ke enam hingga seterusnya ia bisa membuka mata.
Nah, dari melihat keadaan anak itu secara langsung dan juga menghadapinya membuat Yoongi sedikit demi sedikit lupa pada kebenciannya. Dan lagian, beberapa hari ini juga Jungkook tak lagi berbicara yang macam-macam, bahkan tak mengajak nongkrong ataupun merokok. Anak itu berubah. Begitupun dengan Hoseok dan Jimin. Ketiganya berubah ketika mendengar cerita tentang penyakit Jin dan keadaannya.
"Lo nggak butuh apa-apa gitu? Minum misalnya?" Yoongi bertanya sambil bangun dari posisi rebahnya. Ia menatap Jin lekat.
"Enggak kak. Nggak haus," jawabnya.
"Lo sakit? Perlu gue panggil mama papa?"
"Nggak kak."
"Bener?"
"Iya."
Yoongi diam lagi.
Anak itu tak mengalami apapun yang perlu Yoongi cemaskan. Sialnya, dia malah terlihat sangat cemas dan membuat dirinya sendiri malu.
'Gila. Keliatan banget cerewetnya gue!' sesal Yoongi dalam hati.
Namun, detik berikutnya Jin malah terbatuk agak keras dan membuatnya agak terguncang. Yoongi yang melihat itu terserang panik dan langsung menghampiri Jin sembari menekan tombol darurat di dekat Jin.
KAMU SEDANG MEMBACA
So Far Away [END]
ספרות חובבים*Bisa follow dulu sebelum baca Jinseok tahu jika luka dan sakit hati lumrah untuk di dapatkan manusia. Tapi, Jinseok hanya ingin ada orang yang menemaninya saat ia terluka. Tapi apa? Pada kenyataanya ia hanya sendirian. Tak ada yang menemaninya, b...