Memburuk? [47]

401 56 5
                                    

So Far Away
Happy Reading

.

.

.

.

.

"Sudah baikan?"

Jin menggeleng, "Masih pusing," keluhnya.

"Sedikit tapi.."

"Baiklah, ke rumah sakit!"

Mendengar itu si bungsu menggeleng ribut.

"Nggak ah. Cuma sedikit kok, nanti ilang," tolak Jin.

Jung Deok menghela napas. Rasa cemas tentu saja menghinggapinya sebagai seorang ayah. Bagaimana tidak, baru saja ia pulang dari pergi keluar bersama sang istri, seorang pelayan sudah datang dengan tergopoh dan mengatakan jika bungsunya jatuh di kamar mandi.

Beruntung tak ada luka serius. Hanya saja anak itu mengeluh pusing dan juga sesak. Mungkin pengaruh sakitnya.

"Lain kali kalo mau apa-apa bilang bibi, nanti pasti di bantuin. Adek kan lagi sakit," ucap Shin ah memberitahu putranya. Dan Jin hanya bisa mengangguk.

Salahnya juga, memaksa untuk tak makan padahal seharusnya makan dan istirahat. Tapi dia saja yang bandel. Karena rasa tak enak dan juga beban pikiran, dengan seenaknya Jin melupakan perihal kesehatannya.

Yah, dia memang ceroboh.

"Maafin adek ya mah, pah," seru Jin merasa bersalah.

Kedua orang tuanya tersenyum dan mengangguk. Tangan keduanya mengusap kepala dan juga pundak sang putra yang kini tengah berbaring lagi.

"Jangan sakit terus, kasian kamu jadi jelek kalau sakit," canda Jung Deok.

Jin tersenyum pada ayah sambungnya. Selanjutnya bocah itu mengerucutkan bibir agak kesal.

"Walaupun sakit, aku tetep ganteng kok. Kan aku emang ganteng!" Jin berseru. Ia melupakan sakitnya.

Jung Deok dan Shin ah hanya tersenyum lega. Setidaknya putra bungsu mereka bisa tersenyum saat ini. Yah, walaupun tadi sempat terjadi kecemasan, tapi keduanya bisa bernapas lega sekarang.

Jin masih bisa tersenyum dan memunculkan manik penuh kilau itu. Itu artinya, mereka masih bisa menikmati hari-hari mereka.

.

.

.

.

"J-jadi, penyakitnya makin parah ya?"

Daniel terpaksa mengangguk.

"Sejak awal, penyakitnya tidak memunculkan banyak gejala. Maka dari itu baru terdeteksi saat Jin sendiri merasa aneh pada tubuhnya dan memeriksakannya pada saya," ucap Daniel.

"Lalu, apa yang harus kami lakukan Daniel? Anakku, dia.."

"Mohon maaf, tapi tanpa persetujuan dari pasien, kita tak bisa melakukan apapun Shin ah. Keinginan Jin untuk berdiri dengan kedua kakinya bukanlah hal yang bisa kalian negosiasi."

Jung Deok menghela napas berat, dan Shin ah sudah menutup wajahnya menahan tangis.

Benar, alasan Jin dipulangkan bukan hanya karena keadaan anak itu yang membaik. Tapi juga karena permintaannya untuk tak melakukan pengobatan.

So Far Away [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang