Kenyataan [37]

330 58 15
                                    

So Far Away
Happy Reading

.

.

.

.

"J-jadi, penyakit Jin itu.."

Pria berpakaian dokter itu mengangguk.

"Kanker paru-paru stadium tiga,"

Shin terkejut mendengar penuturan dokter di depannya.

"K-kanker paru-paru dok?"

Dokter bername tag Kang Daniel itu mengangguk seraya membenarkan letak kacamatanya. Ia menarik napasnya guna menyiapkan diri untuk menjelaskan apa yang ia ketahui mengenai kondisi dari anak mendiang sahabat lamanya itu.

"Benar. Kanker tersebut mungkin terbentuk akibat pola hidup Jin yang kurang sehat atau mungkin juga karena Jin sering berada dekat orang yang merokok. Kanker ini juga tidak menimbulkan gejala pada tahap awal ia terbentuk, gejala baru muncul ketika sel kanker sudah cukup besar dan telah menyebar ke jaringan dan organ sekitar,"

"Dan karena Jin juga memiliki asma yang lumayan akut, sel kanker dalam tubuh Jin dengan cepat menyebar hingga kekebalan tubuh Jin sering menurun dan sering mengalami sesak serta juga batuk keras."

Jin diam, begitupun dengan Shin yang masih tak bisa berkata-kata.

Jujur saja, apa yang ia lihat dari anak majikannya itu tak pernah lepas dari predikat 'anak baik'. Jin yang sering dihukum, Jin yang sering di kerjai oleh Yoongi, dan Jin yang selalu sabar ketika ia mendapatkan ketidakadilan membuat Shin berpikir jika tadinya Jin adalah anak yang kuat.

Tapi, semua pikiran itu sirna saat ini. Ia sama sekali tak menyangka jika apa yang ditutupi oleh bocah itu lebih besar dari yang ia kira.

Kanker..

"Dok, apa kanker ini masih bisa disembuhkan? Bukankah baru saja stadium tiga?"

"Ini baru tahap awal dari stadium tiga. Jika rutin melakukan perawat, maka kita bisa mengobatinya secara bertahap," ucap sang dokter. Jin yang sedari tadi diam dan menunduk menahan tangisnya kini mengangkat wajah. Rasanya, ia begitu tertohok dengan kata 'melakukan perawatan'. Ia mungkin saja akan merepotkan semua orang dengan perawatan yang mungkin akan dijalaninya. Dan ia merasa tak enak hati untuk merepotkan. Ia tak mau jika nantinya ia hanya akan jadi beban saja.

"Paman dokter, apa kalau Jin tak menjalani perawatan Jin akan meninggal?" tanya Jin.

Dokter Kang menatap Jin sendu. Ia memegang bahu sempit anak itu dan memfokuskan pandangannya pada sosok yang selalu bisa mengingatkannya pada mendiang sahabatnya itu.

"Jin, tidak perlu berpikir sejauh itu. Kalau Jin mau sembuh, maka akan paman bantu. Ingat, kita kan teman sejak lama."

"Tapi, Jin takut membebani orang lain paman. Jin takut kalau Jin menyusahkan orang. Lagian, jika hanya sesak dan batuk Jin bisa tahan. Jin sudah terbiasa dengan itu."

Jin berusaha tersenyum. Seolah ia melemparkan guyonan, anak itu berkata seolah ia sudah siap mati dengan penyakit mematikan itu.

"Ada bibi nak. Bibi yang akan mendampingi Jin. Dan jangan lupa, ada tuan dan nyonya serta tuan muda Yoongi. Jin nggak sendirian," ucap Shin.

Jin yang baru saja mendengar ayah, ibu serta kakaknya disebut hanya memberikan tatapan berbeda arti pada Shin dan juga Daniel. Seolah ada banyak kesedihan dan juga kesepian disana, Jin terlihat berbeda dengan tatapan itu.

So Far Away [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang