Taman [48]

317 61 6
                                    

So Far Away
Happy Reading

.

.

.

.

"Kak, ini..."

Yoongi mengangguk, "Ini taman buatan mama kandung kakak. Indah kan?"

Jin mengangguk. Matanya mengedar menelusuri segala arah yang mungkin ia bisa jangkau. Tak berhenti takjub, anak itu terus menerus memberikan senyum manisnya. Bahkan ketika warna pucat itu ada di wajahnya.

"Gong Yoona.."

"Itu nama mama."

Keterikatan ibu dan anak memang luar biasa. Buktinya adalah Yoongi. Ditinggal dari masih berumur belia tak membuat Yoongi serta merta melupakan sang ibu. Ia bahkan menjaga satu-satunya pemberian dari ibu kandungnya itu. Ya, taman ini. Taman yang begitu indah dan juga terawat.

"Aku baru tau ada taman rahasia di rumah ini. Mama kakak kayaknya cantik banget ya? Keliatan dari cara dia bikin taman ini jadi tempat yang indah banget kayak gini," ujar Jin. Ternyata cerewet anak itu masih ada. Apalagi setelah Yoongi membuka hati, anak itu seolah telah mendapatkan orang untuk mendengar ia berceloteh. Yah, walaupun hubungan Yoongi dan Jin tak sebaik hubungan saudara lainnya.

"Mama emang cantik. Cantik banget malah. Tapi sayang dia nggak ada lagi disini, kalau ada pasti taman ini bakalan lebih indah dari sekarang," kata Yoongi lesu.

Remaja itu merindukan ibunya jika berada disini. Tapi, ia harus berada disini untuk menghibur seorang Jinseok yang baru saja ia dengar kabar buruknya.

Ya, Yoongi memang mendengar pembicaraan ayah dan ibunya bersama dokter Kang saat itu. Dia ada disana dan mematung. Hanya saja hatinya tiba-tiba tak rela dengan kenyataan bahwa adik yang selama ini ia jahati akan pergi secara perlahan.

"Kakak jangan sedih. Mama kakak mungkin yang terbaik buat kakak, tapi mama aku juga baik kok kak. Dia bisa jadi mama kakak juga kalau kakak mau," ucap Jin polos.

Sejak awal Yoongi memang tak menyadari jika Jin sebaik ini. Ia bahkan membayangkan banyak sekali kemungkinan buruk tentang adik tirinya itu. Tapi ternyata semuanya salah. Jin ternyata adalah anak yang baik. Dan ia telah salah menilai selama ini.

"Bukannya kakak udah jahat banget ya? Kenapa masih baik aja sama kakak?" Entah mengapa pertanyaan itu tiba-tiba saja muncul.

Jin yang mendengar itu menatap dalam mata kakaknya. Selanjutnya anak itu menuntun tangan Yoongi untuk ia bawa ke rumput hijau di sisi kolam ikan koi. Mereka duduk disana.

Tak serta merta bicara, yang lebih muda duduk menekuk kakinya, ia melihat jauh ke depan dimana banyak sekali warna-warni bunga tersuguh dengan begitu apik. Jin tersenyum karenanya, namun gurat sendu tetap ada di wajah pucat anak itu.

"Kak, aku kehilangan papa karena katanya papa kesel sama aku. Walaupun nyatanya keluarga mama sayang dan cinta banget sama aku, keluarga papa malah ngutuk aku dan bilang aku pembunuh. Aku nggak suka ketika ada yang bilang kalo aku nyusahin papa, aku berpikir karena dia papa aku jadi aku berhak ngelakuin apapun sama papa. Tapi ternyata aku salah.."

"Semuanya nyalahin aku. Papa meninggal karena papa nikah sama mama dan aku hadir. Jadi aku pembunuh papa yang sebenarnya.."

Air mata Jin mengalir. Luka lamanya kembali terkuak setelah bertahun-tahun ia kubur dalam dirinya.

So Far Away [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang