So Far Away
Happy Reading.
.
.
.
.
"Gue mau lo temenin gue keluar malem ini!" tegas Yoongi.
Jin tak menjawab. Ia hanya berbaring di kasur sebab tubuhnya sama sekali tak bisa diajak kompromi malam ini.
Namun, Yoongi beda penafsiran. Ia menganggap jika diamnya Jin adalah bentuk sebuah pemberontakan, dan tentu saja Yoongi tak suka itu.
Sret!
Selimut yang tadi membungkus tubuh Jin dilempar Yoongi entah kemana. Dam dengan satu kali sentakan, Yoongi menarik paksa tubuh Jin hingga kini si empunya tangan duduk dengan tegap dan tak lupa ada sebuah ringisan disana.
"Gak sopan banget lo ya ngediemin gue!"
"Ada masalah apa lo sama gue hah?! Benci lo sama gue?!" sentak Yoongi.
Jin yang barusan di semprot oleh kakak tirinya itu memejamkan matanya. Kali ini, setelah pulang dari rumah Tae ia sama sekali tak ada kekuatan. Tubuhnya lemas, mungkin karena dihukum dan juga di pukuli Yoongi kemarin malam. Rasanya saja masih ngilu, jadi mustahil jika Jin tak merasa sakit sekarang.
"Aku lagi nggak enak badan kak, badan aku sakit semua.." keluh Jin. Tak ada jalan lain, mengeluh untuk menyelamatkan diri adalah hal yang paling benar.
Mendengar itu, Yoongi yang tadinya sudah hampir naik pitam pun mengatur emosinya. Dengan tangan yang tadi ia pakai untuk menarik paksa Jin, Yoongi mengecek suhu tubuh adik tirinya.
Dan benar saja. Saat tangan Yoongi menyentuh dahi anak itu, ia bisa rasakan panas yang sangat menyengat.
"Panas banget anjing!" batin Yoongi kaget.
"Lo abis ngapain hah? Kok bisa lo sakit gini?! Nyusahin aja!"
Yoongi menoyor kepala Jin hingga anak itu hampir limbung dibuatnya.
"Aku nggak abis ngapa-ngapain kok. Lagian aku juga masih baik-baik aja, cuma panas gini doang. Minum obat sama tidur juga sembuh." ucapnya tanpa ekspresi sama sekali.
Jin memang takut pada Yoongi, tapi tak pernah ada ekspresi ketakutan itu di wajah Jin. Bahkan sampai hari ini.
Melihat hal itu tentu saja membuat Yoongi heran. Setahunya dengan panas yang seperti itu, Jin bisa saja tak mampu untuk duduk sama sekali. Tapi, anak itu malah terlihat baik-baik saja. Bahkan kalau saja tak di beri tahu, Yoongi pasti akan tetap memaksa anak itu untuk tetap pergi. Dan pasti itu akan sangat merepotkan nantinya.
Dengan berat hati, Yoongi menghela napasnya dan menatap tajam Jin tanpa mau bersimpati padanya.
"Karena lo lagi sakit, buat hari ini gue skip dulu jadwal lo. Tapi, lo harus inget! Nanti kalo lo udah sembuh gue nggak mau tahu, lo harus ikut gue balapan sama maen ke klub. Gue nggak terima penolakan, dan seperti biasa kesalahan gue jadi punya lo. Ngerti kan lo?!"
Jin tidak menjawab, ia hanya menganggukkan kepalanya terpaksa.
Lagian, tak ada gunanya menolak. Toh ini juga demi keluarganya juga kan? Yoongi bahagia, maka bahagia juga keluarganya.
Benar begitu kan?
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
So Far Away [END]
Fanfiction*Bisa follow dulu sebelum baca Jinseok tahu jika luka dan sakit hati lumrah untuk di dapatkan manusia. Tapi, Jinseok hanya ingin ada orang yang menemaninya saat ia terluka. Tapi apa? Pada kenyataanya ia hanya sendirian. Tak ada yang menemaninya, b...