Akhirnya dia melihat rumah ini lagi, beberapa lampu sudah mati pertanda penghuninya kemungkinan sudah tertidur. Tak masalah, Jungwon cukup masuk lewat jendela kamarnya dan tidur untuk malam ini saja—dirumah itu.
Belum Jungwon sampai di jendela yang di tuju nya, langkah gadis itu malah berhenti di jendela ruang tamu. Melihat begitu bahagianya keluarga itu berkumpul di depan TV, Kakak perempuan nya, ayah dan juga ibunya. Mereka seperti tak merasa kurang jika Jungwon tak ada, mereka sudah lepas tanggungan.
Jungwon sampai di kamarnya, tak disangka disana sangat kosong. Yang tertinggal hanya barang-barang seperti buku, kerdus berisi baju, dan juga beberapa miniatur miliknya. Kasur dan lemari sudah tak ada, karpet juga sudah di gulung dan di berdirikan di pojok ruangan.
Telapak tanpa alas menyentuh lantai yang dingin, Jungwon menunduk menatap kresek berisi kepiting pemberian Paman Jungkook.
Hati kecilnya terasa di cubit, sakitnya tak seberapa tapi dapat sangat dirasakan. Meringkuk di lantai tanpa alas itu, tanpa peduli dinginnya. Bagi Jungwon, rumah yang seperti neraka ini, para penghuninya lah yang lebih dingin.
***
Terbangun pada pukul 3 pagi, Jungwon keluar dari kamarnya setelah membawa semua barangnya keluar dari rumah itu, tentu lewat jendela lagi. Dirinya sudah akan beranjak, tapi melihat kepiting itu membuat Jungwon bertekad keluar dari kamar.
Menaruh kepiting itu di lemari es, sedang dia sudah lama tak melihat aturan rumah yang masih sama. Jungwon meraih sapu, dia menyapu sekaligus membersihkan setiap sudut rumah sebelum pergi.
Semuanya selesai dengan cepat, Jungwon melangkah menuju kamarnya kembali, tapi suara serak khas baru bangun itu menyapanya.
"Ngapain pulang?" Nada sarkas nya terdengar jelas meski sedikit parau.
"Aku bawain kepiting" Jungwon enggan menoleh pada gadis yang selalu menjadi target perbandingannya itu.
"Peduli lo" Tawa meremeh diakhir kalimat itu membuat Jungwon menoleh pada Roze.
"Peduli lah, emang kalian" Tak mau mengubah obrolan remeh temeh itu menjadi perdebatan, Jungwon langsung pergi. Barangnya sudah dibawa Heeseung menuju mobil, pria itu tersenyum menyapa Jungwon.
"Sunoo ga ikut?" Pertanyaan itu langsung terjawab ketika Jungwon melihat seonggok manusia yang masih tetap cantik meski kini tengah tidur dengan mulut terbuka alias ngorok dibangku penumpang.
"Dia maksa ikut, takut lo di apa-apain sama lampir" Sahut Heeseung.
Jungwon tersenyum, dengan perlahan menekan dagu Sunoo agar gadis itu mengatup kan mulutnya. "Gemes"
"Langsung ke sekolah kan? Mandi di Cura aja"
Jungwon mengangguk. "Iya deh yuk, tapi lo kuat gendong ni bocah"
"Ngapain di gendong, nanti dibangunin lah. Kalau ga bisa bangun gue siram"
Jungwon menutup pintu mobil, Heeseung menginjak gas nya memulai perjalanan. Btw mungkin ada yang bingung mengapa mereka bisa pergi ke sekolah sedangkan langit masih menghitam, jadi Whisetold Academy ini memiliki asrama bagi murid yang mengabdi. Mereka hanya perlu minta dibukakan pintu oleh salah satu dari anak asrama, ketiganya juga sudah biasa pergi kesekolah pada jam-jam sebelum pembelajaran berlangsung.
Kebetulan di Cura fasilitas mereka terbilang cukup mewah, tapi semua itu bukan dari sekolah. Sekolah hanya memberikan ruangan luas yang kosong, isinya ya di isi Heeseung, Jungwon, maupun Sunoo.
Jungwon tertawa melihat Heeseung yang kini susah payah menaiki tangga sekolah dengan membawa Sunoo di punggungnya, bilangnya mau disiram kalau ga bisa dibangunin, tapi asalnya memang Heeseung ga tegaan sama Sunoo jadilah dia gendong tu bocah.
KAMU SEDANG MEMBACA
School 3000 (TERBIT) √
Mystery / ThrillerTersedia di shoope: Radar Buku Indonesia BukuBeken Chocovan Salenovel14 faniicshop_Bookstore Masih bisa di co yaaa💋 3 murid yang sering memecahkan masalah di sekolah, mereka bukan bagian dari OSIS atau sejenisnya. Tapi jika ada murid yang sedang da...