(Sebagian cerita di hapus demi kepentingan penerbitan)
***
Pagi ini kembali di hebohkan dengan perkelahian beberapa murid siswi di rooftop Gedung C, awalnya Garam tergesa mencari Jaeyun di kelasnya. Menjelaskan ini dan itu, Jay dan Sunghoon juga ikut mendengarkan. Mereka tau bahwa bukan Sunoo lah orangnya, melainkan Boram. Murid gedung C bersama antek-antek nya yaitu Cece dan Aera.
Setelah itu kejadian nya begitu cepat berlalu, Garam dan Jaeyun bertemu 3 cewek itu di rooftop dimana disana sudah ada Ceye yang tidak berupa manusia lagi.
"Apa ini lo yang lakuin?" Tanya Garam dengan melihat kondisi Ceye yang sangat parah, luka dimana-mana. Memar, dan terlihat jemarinya yang patah tak di obati.
"Kenapa? Mau jadi pahlawan kesiangan lo"
Jaeyun membawa Ceye ke UKS dengan segera, sedang Garam kini menghadap gadis itu. "Lo harus minta maaf sama Sunoo! Gue ga mau tau!"
Boram kesal, menampar Garam dengan keras. "Buat apa?! Dia duluan yang ga terima gue, sok cantik. Trauma tipuan, heh, bilang aja mau cari perhatian"
Garam mendengus sebal. "Jangan salahin gue kalo habis ini lo botak karena gue jambak!!" Dan berakhir lah keduanya saling jambak, saling pukul, dan saling dorong. Jaeyun kembali dan histeris pada keduanya, terheran melihat Cece dan Aera yang malah sibuk bermain ponsel.
Jaeyun mencoba menengahi keduanya, menarik Garam menjauh. Tapi sia-sia, mereka menggila.
"Lo sengaja mau buat pertemanan Jaeyun sama Sunoo hancurkan?!"
"Iya emang kenapa?! Ga ada urusan ya sama lo!!"
"Justru lo bakal berurusan sama gue karena lo udah ganggu dua sahabat gue!!" Satu pukulan dan Boram terjatuh, Garam segera duduk diatas tubuh gadis itu dan kembali memukul wajahnya.
"Garam stop! Kamu bakal kena masalah!"
"STOP! BERHENTI!!" Teriakan itu asalnya dari Ceye, tanpa Boram sadari Cece dan Aera sudah tak ada disana. Dan mengapa gadis itu kembali, bukannya Jaeyun tadi membawanya ke UKS.
Ceye menatap Garam tak suka, berlari kearahnya dan mendorong gadis itu ke luar pembatas. Seperti slow motion, dimana tubuh Garam di dorong dan terhempas ke bawah.
"GARAM!!!" Jaeyun berlari menggapai tangan itu, dapat.
Garam menutup matanya, sedang tangan kanannya di pegang Jaeyun dan tangan kirinya bertahan di pinggir pembatas. Seorang guru perempuan berteriak dibawah dan menarik semua perhatian murid, sekolah kembali heboh. Mereka berlomba menelpon pemadam kebakaran.
Umumnya tangan kiri lebih lemah dari tangan kanan dan kini Garam membuktikan hal itu, dia tak kuat menahan diri lagi. Menatap Jaeyun dengan putus asa.
Yeon datang tepat waktu, dia membantu Jaeyun. Dengan bantuannya membawa Garam kembali ke atas, Jaeyun menenangkan gadis itu.
Sementara itu Boram menatap Ceye dengan tak percaya, gadis itu secara tak langsung memperlihatkan kepedulian nya pada Boram. Setelah apa yang Boram perbuat padanya.
"Kalian semua ikut gue ke kantor kepala sekolah" Yeon membantu Jaeyun memapah Garam, bersama menuju ruang kepala sekolah Sehun.
Dari semua perbuatan pasti ada hukum yang berdiri tegak memilah mana yang salah dan tidak, ditambah lagi masalah serius hingga membuat salah satu anggota Cura itu sangat disayangkan tak bisa datang ke sekolah.
Setelahnya Garam dan Boram di skorsing, sedangkan Ceye di keluarin dari sekolah karena tindakannya yang tidak bisa dibenarkan. Semua wali murid di undang hari itu juga, pelajaran di tiadakan untuk menyelesaikan masalah ini.
Sudah jelas Ayah Boram tak bisa datang, di wakilkan oleh salah satu asisten nya. Membahas kelakuan Boram terhadap Ceye, dan rencana aneh untuk menghancurkan hubungan temannya. Sidang sekolah berjalan berjam-jam, selesai di sore hari.
Boram melihat Ceye dengan Ibu gadis itu, tampak siratan kecewa wanita paruh baru itu pada Boram. Untuk terakhir kalinya membiarkan mereka bicara berdua, Ceye perlahan mendekati Boram.
"Gue mau pulang kampung, lo baik baik disini Bora"
Apa yang telah dia perbuat selama ini, menyia-nyiakan Ceye yang masih peduli dengannya. "Sorry Ce, gue jahat banget sama lo" Meraih pipi penuh luka dengan tangan yang menjadi pelaku utama, Ceye tersenyum. Menepis pelan tangan itu, namun memeluk Boram.
Seakan karma telah menunggu Boram pulang, di rumah sudah kacau sebab Ayahnya tak bisa jadi walikota bahkan sebelum hari pemilihan. Di tangkap polisi karena penggelapan uang, beberapa aset keluarga itu disita. Ibu Boram menangis terlebih saat anaknya memberikan surat skorsing padanya.
Seperti yang diharapkan, Cece dan Aera tak lagi mau bermain dengan Boram. Dua gadis itu seakan menghilang dan sengaja menghindar, ini pantas untuk gadis itu.
***
Bull(y)shit selesai disini.
Sorry jika ada typo, saya nguli nulis bab ini biar selesai hehe.
Udah pada tidur ternyata, gud naig nak kanak( ͡°³ ͡°)
KAMU SEDANG MEMBACA
School 3000 (TERBIT) √
Mistero / ThrillerTersedia di shoope: Radar Buku Indonesia BukuBeken Chocovan Salenovel14 faniicshop_Bookstore Masih bisa di co yaaa💋 3 murid yang sering memecahkan masalah di sekolah, mereka bukan bagian dari OSIS atau sejenisnya. Tapi jika ada murid yang sedang da...