Sore hari yang hujan dan masih di Whisetold Academy, suara riak hujan dan bisik-bisik di luar ruangan kepala sekolah semakin terdengar. Besok sudah mulai ujian tapi semua murid dan guru tak mendapatkan titik terang dan kejelasan masalah lembaran ujian yang terbakar, para murid dan beberapa guru menunggu tiga anggota Cura di dalam. Mereka pada lesehan di luar ruangan, ada beberapa juga yang mencoba menguping.
Heeseung menahan tawa dalam hati saat melihat raut Kepala sekolah Sehun yang tampak tak tenang, sementara Jungwon sudah menyiapkan apa yang dia temukan dan yang ia mau sampaikan. Lain lagi dengan Sunoo yang tampak diam saja karena kelelahan akibat latihan menarinya.
Jungwon mengeluarkan lembaran ujian yang dia temukan di gudang bersama Jay. "Jadi sebenarnya lembaran ujian itu ga pernah terbakar apalagi hangus, yang terbakar itu adalah kertas yang memang udah ga ke pake, dan lembar ujiannya masih tersimpan rapi di gudang" Pak Sehun bisa bernapas lega karena sebelumnya dia juga bingung sebab kehilangan berkas ujian yang dia simpan di gudang.
"Dan ini semua rencana Pak Sehun untuk uji ketelitian Cura, ada 4 siswa yang di bagi 2 untuk bawa masing-masing lembaran. Kebetulan keadaan dua berkas itu sudah di tukar, jadi dari tempatnya aja sudah salah" Sahut Sunoo.
Heeseung menyimpulkan. "Pelakunya udah kelihatan, tapi ini cuman rencana Bapak doang"
Sehun speechless, bertepuk tangan dengan pelan kemudian keras. "Wah, kalian bisa menyelesaikannya dengan kurun waktu 2 hari?"
"Beruntung juga Jungwon liat 4 murid itu bawa berkasnya, jadi ya gitu"
Sehun tertawa bangga. "Kalian harus bawa sesuatu untuk hadiah kerja keras kalian selama ini, terimakasih sudah bantu sekolah untuk menangani masalah sekolah maupun para murid yang lain" Bapak Sehun mengeluarkan tiga kotak besar yang langsung diterima ketiga anggota Cura. "Kalian harus pakai besok, ok?"
"Baik Pak"
"Siap Pak"
"Wah ini ada nama kita masing-masing""Bapak pilihkan sesuai karakter kalian bertiga"
"Sekali lagi terimakasih Pak"
"Bapak juga berterimakasih pada kalian bertiga"
Heeseung tersenyum melihat namanya terukir bagus di atas kotak itu, cukup berat. Dia jadi penasaran apa yang ada di dalamnya, makanan atau benda lain(?). Ketiganya pamit keluar, mereka dikejutkan dengan kehadiran banyak murid yang memenuhi koridor.
Ketiganya dipandang dengan wajah penuh tanda tanya.
"Gimana hasilnya?"
"Kita bisa ujian kan besok?"
"Itu kotak apa?"Jungwon dan Sunoo memandangi Heeseung, mempersilahkan pria itu untuk mengungkap nya. "Jadi gini teman-teman, masalah lembaran ujian yang di bakar itu udah selesai. Dan besok kita udah bisa ujian"
Perkataan itu disambut meriah oleh semuanya, tepuk tangan dan sorakan kesenangan mereka dapatkan. Keramaian itu serentak terbelah memberi jalan untuk ketiganya, mereka dibuat tertawa dengan beberapa orang yang memberi hormat pada mereka.
Sunoo melihat Sunghoon, yang mana pria itu merekam keramaian itu khususnya pada Sunoo.
"Ayo senyum cantik" Sapanya, melangkah dibelakang mereka masih terus merekam.
Jaeyun bertepuk tangan di ujung keramaian, disambut rangkulan oleh Heeseung. Dia niatnya mau buka kotak itu sama Jaeyun nanti malam, gadis itu punya sesuatu yang juga akan di tunjukan pada Heeseung.
Senyuman Jungwon turun, mengingat keadaan Jay yang masih harus dirawat inap. Pria itu dapat waktu khusus dari sekolah untuk mengerjakan ujiannya. Dia juga sebenarnya khawatir dengan keadaan Mizu, Jun menceritakan semuanya. Membuat Jungwon terkejut, dia ingin membantu tapi takut untuk masuk terlalu dalam. Cerita keluarga orang ternyata terdengar lebih pahit dari cerita keluarganya.
.
.
.
.
Ryujin berlari kearah Sunoo, mensejajarkan langkahnya dengan cewek itu. "Sunoo thanks, udah yakinin Mama" Begitu ucapnya setelah menerima perhatian Sunoo.Sunoo tersenyum, semuanya harus tertata rapi kan. Dia selalu memikirkan teman-temannya, berulang kali menanyai tentang ijin nari ini. Dia juga yang usul agar dibuat surat pernyataan permintaan ijin orang tua. "Sama sama, itu gampang diatur"
"Tapi, lo tau darimana?" Untung Mama gak nuduh Ryujin sebar berita ini tadi, pokoknya Mawar langsung setuju dan pamit pulang tadi. Mama jadi sedikit berkurang sifat agresifnya.
"Ouh, ini bisa dibilang lancang tapi lo tau sendiri Pak Hobi ga suka diinterupsi suara ponsel pas kita latihan. Gue yang ambil hari itu, dan gue liat notifikasi pesan masuk dari Mama lo. Gue turut sedih Ryu" Menepuk pundak gadis itu.
"Ok, its ok. Lantas, gimana cara lo buat tuntut perusahaan itu?"
"Eih itu gampang, kita pakai kekuatan netizen kpop. Kebetulan White Rose pernah jadiin EXO BA kan, lo ga tau betapa menakutkan nya Eri kalo idolnya di senggol. Gue juga cari bukti kalau aktor Song Hye-kyo juga jadi GA, mereka mendunia, right? Jadi lo tau lah gimana gue ngatasinnya. Tinggal cari bukti lalu buat petisi" Ketahuilah bahwa di banyak Negara memilih Netizen yang mengurusi sendiri ketimbang mengikuti keputusan Pemerintah.
"Wow, interesting. Btw lo exol?"
Sunoo menggeleng. "Gue mulfand, gue army juga exol. Jadi lo tau lah gue gimana"
"Ops ok" Meski ga terlalu mengikuti dan lebih sering melihat girl grup, Ryujin paham betul dengan seorang mulfand yang memilih bergabung di dua fandom itu. Ihhh mengerikan, jadi jangan macam-macam.
"Lagipula apa yang libra ga bisa lakuin, semuanya mah gampang aja asal ga gegabah. Musuh libra itu gegabah meski berujung apa yang mereka lakuin itu sukses" Ini lagi yang membuat Sunoo selalu percaya diri, hehe.
"Sekali lagi thanks ya Sun, gue pulang dulu. Bye bye"
Auto terputar lagu Bye Bye dari Redvelvet di otak Sunoo, melambai kearah Ryujin yang semakin menjauh. Sekarang Sunoo sendiri, lagipula kemana perginya bocah Reveluv itu. Dan dua sahabatnya udah pasti pulang duluan, apa dia ditinggal lagi.
"Augh! Banjir" Melihat keadaan sekolah sehabis hujan deras, udah pasti harus lepas sepatu kalau banjir kayak gini. Sunoo ada sih sepatu lain, tapi males banget harus cuci kalau kotor.
Dia cari aman, melepas sepatunya. Tapi gadis itu masih saja bengong ga ada niatan buat menyentuh air hujan yang sudah terkontaminasi tanah bumi yang di beberapa sudut pasti ada eek kucing, random banget ngebayangin itu. Jadi jijik kan.
Sampai sesuatu yang mendadak mengejutkan Sunoo, gadis itu terpekik saat tubuhnya diangkat seseorang. Dan saat tau seseorang itu adalah Sunghoon, Sunoo langsung menampar pria itu dengan sayang, bohong, dengan keras.
"Anj- kenapa di tampar"
"Elu ngagetin! Gue kira orang cabul mana, bersuara kek. Kayak orang puasa ae lo"
*btw, hwaiting yang sedang puasa saat ini. Duh kasian yang mau puasa pertama tapi malah datang bulan, wkwk.
"Mank eakk, gue tu baik gendong lo biar ga kebanjiran. Jadi lo tenang ya cantik, cukup peluk gue karena gue bakal lari ke mobil"
Sunoo melotot. "Sunghoon jan ngadi-ngadi akh-!!!"
Ga bohong, ni bocah beneran lari. Niat mau cosplay Naruto yang gendong Hinata, berakhir dengan mereka di 'cie-cie' in murid lain.
***
(Sebagian cerita di hapus demi kepentingan penerbitan)
KAMU SEDANG MEMBACA
School 3000 (TERBIT) √
Mystery / ThrillerTersedia di shoope: Radar Buku Indonesia BukuBeken Chocovan Salenovel14 faniicshop_Bookstore Masih bisa di co yaaa💋 3 murid yang sering memecahkan masalah di sekolah, mereka bukan bagian dari OSIS atau sejenisnya. Tapi jika ada murid yang sedang da...