"Kamu cobain punya aku" Jaeyun mengarahkan sendok kecil ice creamnya kearah Heeseung.
Heeseung menerima dengan senang hati. "Emhh, kayaknya enakan punya aku deh. Nih coba" Mereka jadi saling menyuapi. "Iya kan"
Mata Jaeyun membulat sedih. "Iya, padahal tampilan ice cream aku lebih bagus dari kamu"
Heeseung menukar ice creamnya dengan ice cream milik Jaeyun. "Kamu ambil punya aku"
Gadis itu senang, menyuap kembali ice cream rasa kopi milik Heeseung. Kalau di perhatikan Jaeyun sekarang terlihat sedikit berbeda, Heeseung tak pernah menemukan sesuatu di telinga gadis itu. Tapi saat ini emas putih berbentuk panda melekat disana, manis sekali. Juga poni yang seperti baru dibuat, ah jantungnya.
Tangan Heeseung terulur merapikan anakan rambut bercampur poni itu.
"Kamu mau nunjukin apa ke aku?"
Jaeyun mengangkat kepalanya. "Sesuatu yang menurut aku spesial, ada diantara halaman rumah kita bertiga. Sayang nya kamu orang yang kesekian aku tunjukin" Wajah cantik itu murung, namun dengan cepat tersenyum kembali. "Kamu pasti suka"
"Its okay, aku harap aku suka. Oh iya, btw kita yang kepergok Bunda kamu ada tanya tanya sesuatu setelah itu gak?" Masih Heeseung pikirin sampe sekarang, nasib nya jelek ketemu Bunda mertua pas lagi grepe grepe anaknya.
"Tanya kok" Poni itu bergoyang mengikuti anggukan kepala Jaeyun.
"Tanya apa?"
"Bunda tanya kamu itu siapa, rumahnya dimana, anaknya gimana"
"Terus kamu jawab?"
Jaeyun mengunyah butiran coklat di ice cream nya. "Aku jawab kamu teman aku, rumahnya cukup jauh-"
"Et et et tunggu dulu, kok temen si?"
"Ya kan waktu itu kita masih teman"
Heeseung menggeleng keras. "Aku inget banget loh waktu itu kita udah setuju pacaran"
"Ya menurut kamu, menurut aku enggak" Jawab Jaeyun datar, wah nyes banget dada Heeseung.
Mempoutkan bibirnya dengan lucu. "Jadi Bunda kamu cuman tau kalo aku teman"
Jaeyun mengikuti ekspresi Heeseung. "Maaf ya, makanya nanti aku ajak ke rumah supaya bisa kenalin kamu sebagai pacar"
Heeseung memelas, mengangkat jari kelingkingnya. "Janji ya"
"Iya sayang, ayo habisin ice creamnya cepet"
Cengiran khas Heeseung muncul, pria itu semangat lagi.
.
.
.
.
Mizu melangkah gontai, kemana lagi ia harus sembunyi. Di kala seperti ini semua temannya menjauhinya, itulah mengapa dia tak pernah menganggap serius sebuah hubungan. Dia tau dia hanya di temani karna kaya, tak lebih.Entah pikiran dari mana, kalau dibandingkan dengan Jay, Mizu samasekali tak ada apa-apa nya. Adiknya punya sahabat yang selalu mengerti dan berada di sisinya, ada Daddy yang menyayangi Jay dan selalu menuruti apapun kemauan Jay.
Mizu punya siapa?
Kaki itu masih terus bergerak, perut Mizu sakit. Dia tak ingat kapan terakhir kali makan, memeluk diri merasakan dinginnya sore hari ini. Hujan baru saja berhenti, dia terpaksa harus meneduh di sebuah toserba sekitar 2 jam. Dan dia hanya bisa membeli mie instan disana dan sebotol air.
Hidup Mizu itu hanya musik, dia tak menolak pelajaran di sekolah. Namun kemampuannya belajar di sekolahnya hanya begitu, tak ada kemajuan. Dia menyerah, dan beralih pada musik sepenuhnya. Sejarah mengapa dia sangat mencintai musik.
Dulu Jun adalah seorang senj jalanan, menghabiskan waktu dengan bermusik. Dari sana Jun mendapatkan uang dan bisa bertahan hidup, Mizu dengar Kakek dan Nenek tak pernah merebut musik dari Daddy. Tapi kenapa Daddy melakukannya pada Mizu, apa karena kegagalan di tahun 99. Mommy cerita jika Daddy gagal membawa musiknya lebih di kenal orang ramai, maka dari itu mengubur semua impian akan musik di galian dalam.
"Tapi Mizu cuman mau lanjutin perjuangan Daddy, Mizu mau dunia tau bahwa Daddy ga pernah gagal"
Tapi apa gunanya semua itu kalau Daddy ga berpihak ke Mizu, lantas siapa yang mau merengkuh Mizu, siapa yang membisikkan kalimat semangat.
Mata Mizu bertemu dengan mata Jun, pria tua itu sedang bersama koleganya. Wah kebetulan apa yang mempertemukan keduanya, Mizu melangkah ke jalanan, melambai kearah Jun.
Pria itu menoleh sebentar kemudian fokus lagi pada para koleganya. Saking senangnya Mizu bertemu Daddy, gadis itu sampai tak menyadari sebuah sedan merah menyala melaju cepat dari arah kiri. Mizu tak menyadari dan masih membawa langkah nya ke arah Jun, kejadiannya sangat cepat.
Sedan itu terlambat menyadari adanya orang di depannya, menubruk tubuh Mizu dengan keras.
Brukkk!
Tubuhnya terpental jauh, bergesekan dengan aspal terseret hinga beberapa meter. Jantung nya berdetak dengan gila, sakit di seluruh tubuhnya baru terasa ketika Mizu tau, orang yang rela melakukan apapun untuk nya, orang yang menyayangi nya dengan sangat.
Mulut itu terbuka, banyak orang berkerumun di sekitarnya.
"J-jay" Air mata itu melebur jadi satu dengan tetesan hujan yang jatuh, membawa cairan merah yang bersimbah di aspal itu melebar.
***
(Sebagian cerita di hapus demi kepentingan penerbitan)
KAMU SEDANG MEMBACA
School 3000 (TERBIT) √
Mystery / ThrillerTersedia di shoope: Radar Buku Indonesia BukuBeken Chocovan Salenovel14 faniicshop_Bookstore Masih bisa di co yaaa💋 3 murid yang sering memecahkan masalah di sekolah, mereka bukan bagian dari OSIS atau sejenisnya. Tapi jika ada murid yang sedang da...