(Sebagian cerita di hapus demi kepentingan penerbitan)
***
Di hari libur ini apalagi yang bisa Jiera lakukan selain bekerja, menjadi kasir di sebuah cafe dekat asrama. Menabung mulai awal liburan, dan mendapatkan hasil yang cukup memuaskan untuk kelanjutan hidupnya dan ayahnya.Namun dari sejam yang lalu seseorang membayar 10x lipat secangkir kopi dan dirinya untuk berbicara berdua, Nara menatap gadis pacar dari anaknya dengan tatapan menelisik. Dia ingat sepatu itu tak pernah di ganti sejak mereka bertemu setahun yang lalu, dia tertipu. Paras cantik Jiera hanya andalan, namun harta, tidak.
Dia baru baru ini tau bahwa Jiera memiliki Ayah yang cacat, hidup miskin, dan mendapatkan beasiswa untuk masuk di sekolah elite itu. Dia tak suka jika anaknya memiliki saingan yang tak sepadan, benar, dimata Nara Jiera tak lebih dari saingan Exel setelah dia tau gadis itu selalu lebih maju dari anaknya.
Tak sepadan, karena hidup Jiera yang jauh dari kata enak bisa lebih pintar dari anaknya. Sedang dia yang sudah mengeluarkan banyak uang untuk Exel tak mendapatkan apapun selain Exel yang hanya bisa berharap menjadi anak unggul di kelas, dan Nara memutuskan untuk memisahkan keduanya.
Lebih baik Nara membenci Jiera sebagai Jiera, bukan pacar anaknya.
Mendorong ATM card itu. "Isinya 2M, sandinya ulang tahun anakku. Dan kamu tau apa maksud aku kesini dan kasih ini"
Jiera menghela. "Tante, maaf aku ga bisa nerima ini. Aku ga bisa putus sama Exel"
"Kenapa? Apa aku harus pake cara yang lebih kasar lagi. Aku bisa loh suruh manager cafe ini untuk pecat kamu"
"Aku butuh penjelasan yang lebih spesifik dari tante, kenapa selalu minta aku putus dari Exel. Aku ga punya salah sama tante"
Nara mendengus. "Ga punya salah, itu dari sisi kamu. Memang kamu ga kasian sama Exel, dia selalu dibandingkan dengan kamu di sekolah. Peringkatnya selalu ada tepat dibawah kamu, olimpiade kemarin seharusnya dia yang ikut. Tapi kamu rebut hal itu dari dia"
"Exel terbebani di setiap harinya, kamu bilang cinta sama dia. Tapi kenapa kamu ga bisa ngalah barang sebentar"
"Olimpiade itu aku butuh tante, hadiahnya bisa buat aku obatin Ayah. Lagipula Exel ga pernah bilang masalah ini, apa tante ngarang"
"Heh, lalu kamu pikir sifatnya yang berubah-ubah itu karena apa. Itu karena kamu"
Jiera tak bisa lagi, dia harus melawan. "Enggak, ini bukan karena aku. Ini karena tante yang menekan Exel untuk unggul dari aku, tante dan mungkin om juga selalu meminta apa yang Exel ga mampu gapai. Sekarang aku tau alasan kenapa Exel berubah, bukan karena aku. Tapi tante"
Byurr!
Kopi panas itu disiram ke baju Jiera, panas, dia rasa kulitnya melepuh. Karina datang dengan menyiram air es, dia sedari tadi sudah menguping pembicaraan dua orang itu.
"Silahkan anda pergi jika hanya membuat keributan disini" Manager cafe juga kebetulan ada.
"Lo gapapa?" Melihat Jiera meringis ini bukan sekedar melepuh, dia membawa Jiera kebelakang dan membiarkan manager Park menyelesaikan masalah itu.
Karina segera membuka kemeja putih itu, dia ternganga ketika melihat segores panjang luka. Kopi panas itu tepat mengenai luka yang terbuka. "Astaga, Jie kok bisa gini" Karina jadi panik, dengan langkah perlahan karena kakinya belum sembuh dia mencari handuk kecil di laci. Membuat air dingin lagi untuk mengompres nya, mungkin ini salah dalam menangani luka. Tapi Karina tak tau lagi harus bagaimana.
***
(Sebagian cerita di hapus demi kepentingan penerbitan)
KAMU SEDANG MEMBACA
School 3000 (TERBIT) √
Mystery / ThrillerTersedia di shoope: Radar Buku Indonesia BukuBeken Chocovan Salenovel14 faniicshop_Bookstore Masih bisa di co yaaa💋 3 murid yang sering memecahkan masalah di sekolah, mereka bukan bagian dari OSIS atau sejenisnya. Tapi jika ada murid yang sedang da...