19. Bye bye

1K 158 43
                                    


Jam pasti punya 3 jarum di dalamnya, untuk menunjukkan jam, menit, dan juga detik. Hehe, maaf ya aku kasih kamu jam mati. Tapi coba lihat jarum jam pendek, mengarah ke angka 2. Ga nyangka kita udah 2 tahun aja, lihat lagi jarum jam panjang. Angka 12, bulan Desember. Pertama kali kamu deketin aku, ga inget pasti di hari apa yang aku inget di bulan itu kamu bikin aku hidup Exel.

Terus coba cari jarum detiknya, ga ada kan. Itu karena mulai detik ini aku akan coba jadi lebih bahagia lagi, Exel. Aku mau sama ibu bahagia di sana. Terimakasih untuk awalan yang baik dan akhir yang sempurna, aku dan anak kita pamit. I love you, Exel.


◎◎◎

Kabar duka dengan cepat tersebar, ini mengejutkan satu sekolah. Terlebih pada teman sekelas Jiera, roommate nya yaitu Garam, dan Karina selaku teman kerjanya. Tak ada yang menyangka wajah berseri dan tawa pertamakali itu menjadi hari akhir Jiera di dunia, awan hitam mengumpul menutupi panas matahari. Seakan dunia ikut bersedih, hawa dingin akan hujan mengiringi mayat dalam peti itu masuk dalam rumah duka.

Heeseung dan Jungwon yang serba hitam itu mengedarkan pandangan, mencari sosok Sunoo. Perasaan keduanya tidak enak terhadap satu sahabat mereka, sia sia menghubungi lebih dari 2 jam yang lalu.

"Itu Exel sama Mamanya" Garam menatap tajam dua orang itu, tak melepaskan pandangannya pada wanita angkuh itu. Garam tau sekarang dimana letak kesalahannya, dia telah menemukan buku harian Jiera yang bisa menjadi bukti nantinya.

Keduanya mendapatkan banyak perhatian, sebab rumor telah tersebar. Exel dan Mama nya menjadi salah satu penyebab Jiera bunuh diri, selepas dari keangkuhan Nara, ada Exel yang berjalan lelah. Raut depresi dengan mulutnya yang terus mengucapkan sesuatu, Jungwon rasa dapat mendengar apa yang dikatakan pria itu.

"Jiera mati karena gue" Ucapnya berulang kali.

Jaeyun mendekati keduanya, tadinya dia sibuk memperhatikan siapa yang datang. Mencari Sunoo.

Menyerahkan ponselnya yang sudah tersambung dengan Sunoo pada Heeseung. "Coba kamu yang bicara"

Heeseung melirik sebentar, mendapati nama Sunoo yang tertera. "Halo, Sun? Lo ok?"

Hening sangat lama, hingga terdengar isakan tangis. "Ini salah gue, kalo aja gue lebih fokus sama masalah ini—"

***


Sementara itu dirumah Jay sedikit berisik, karena Mizu bangun dari tidur panjangnya. Memanjatkan doa senang di setiap sudut rumah, namun Jay juga menundukkan kepala mendengar berita pagi ini. Dia tak begitu mengenal Jiera, tapi tetap saja dia bisa merasakan bagaimana sedihnya keluarga yang di tinggalkan.

Menghampiri Mizu, kakaknya itu terlihat menatap Jay bingung. Mengecup kening Mizu, berpamitan sebentar sebelum akhirnya ke rumah Sunghoon. Melihat Sunghoon yang menjelaskan perihal kemana dia akan pergi pada si kecil Manchae.

"Paman lama disana? Kak Sunoo juga ada disana?"

"Paman ga tau, tapi kalo paman ketemu kak Sunoo paman ajak kesini ya. Bantu paman hibur kak Sunoo, boleh?"

Mancahe mengangguk dengan antusias. "Boleh, paman bawa ini" Tangan mungil itu memasukkan sesuatu yang Sunghoon tak tau di kantong jasnya.

"Paman berangkat ya"

"Dadah paman, dadah kak Jay"

Jay tersenyum manis, melambai pada Eunchae sebelum akhirnya keduanya keluar dari rumah itu.

School 3000 (TERBIT) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang